#3. Althan

3.2K 165 12
                                    

----------------------------------------------

Cinta tidak mengenal hambatan. Cinta melewati rintangan, melompati pagar hambatan, dan menembus tembok untuk sampai ke tempat tujuan yang penuh harapan.

~Popular Boy

----------------------------------------------

"Bi Wati," panggilku.

"Iya tuan Althan," jawabnya.

"Mama kemana?" Tanyaku.

"Mama tuan lagi ada urusan di butiknya," jawab Bi Wati.

"Lalu Miranda dimana?" Tanyaku lagi.

"Lohh... bukannya Miranda pulang sama tuan ya?" Ucap Bi Wati malah balik bertanya.

"Enggak Bi, tadi aku pulang sama Gladis," jawabku.

Aku langsung berjalan menuju kamarku sendiri, aku capek sejak pulang sekolah tadi, lalu menjatuhkan badanku pada kasur dan memeramkan mataku, saat aku sangat senang menjelajahi alam mimpi. Beberapa waktu kemudian aku mendengar suara orang yang memanggilku dan itu sudah pasti mama, aku segera keluar dari kamarku lalu menemui mama.

"Iya ma, ada apa?" Tanyaku.

"Mama khawatir sama Miranda, kenapa jam segini dia belum pulang," ucapnya.

Aku melirik ke arah jam, dan ternyata jam sudah menunjukkan pukul 22.15, tiba-tiba aku khawatir dengan Miranda. Aku langsung bergegas mengeluarkan Harry, dengan pelan aku mengendarai Harry menyusuri jalan kearah sekolah untuk mencari Miranda, tetapi dia tidak ada. Ketika aku menyusuri jalan raya yang berada di dekat Mall Maxi barulah aku melihat sosok wanita yang aku yakini itu Miranda bersama dengan pria yang sedang menuntun motor besarnya, mungkin mogok.

Aku langsung menghampiri Miranda.

"Alth," ucapannya terpotong karena aku menariknya.

Karena aku menyuruhnya untuk naik ke motorku, maka Miranda langsung naik ke motorku.

"Gue kira lo udah pulang tadi, asal lo tau satu rumah mengkhawatirkan lo," ucapku memecahkan keheningan, tetapi dia tidak menjawab perkataanku.

"Gue minta maaf Mir, seharusnya saat pulang lo bersama gue," ucapku, dan lagi-lagi dia tidak menjawab perkataanku.

"Ada apa sama lo?" Tanyaku dan dia tetap tidak mau bicara.

"Kenapa dia mengabaikanku," batinku.

Sesampainya dirumah, Miranda langsung turun dari motorku, tanpa mengucapkan sepatah kata Miranda langsung masuk.

"Dasar tidak tau terima kasih," umpatku dalam hati.

Aku langsung masuk kedalam rumah. Aku kira Miranda berada di ruang tamu bersama mama yang sedang menonton TV, tetapi nyatanya tidak.

"Ma, Miranda mana?" Tanyaku pada mama.

"Ciee... anak mama yang lagi naksir sama Miranda," ledek mama.

"Ya enggak lah ma, dia itu musuh terbesar aku," ucapku.

"Musuh atau musuh?" Tanya mama.

"Apaan sih mama," ucapku, memang benarkan aku tidak menyukai Miranda.

"Kalau musuh, kenapa kamu tadi kamu terlihat mengawatirkannya, terus sekarang kamu nyariin dia," ejek mama.

"Lupakan saja soal itu ma, aku tidak mau berdebat," ucapku pada mama, lalu pergi meninggalkan mama menuju ke kamarku.

POPULAR BOY [ High School ]Where stories live. Discover now