9~Special Day~

Mulai dari awal
                                    

Tunggu dulu.

Sedari tadi Julian sendirian mengamati Olyn dari kejauhan. Lalu, siapa yang ikut bersuara dengannya? Dengan cepat ia berbalik. Didepannya Kania telah melipat kedua tangannya di depan dada.

Gadis itu menaikkan sebelah alisnya dan tersenyum miring, "Lo ketauan." Sahutnya.

Matanya melirik sebentar ke arah taman. Olyn sudah pergi bersama beberapa anak OSIS tersebut.

Julian mencoba menetralkan detak jantung dan sikapnya. Ia tidak ingin terlihat aneh di depan mantan Joshua. Kemarin Joshua, dan sekarang Kania. Besok siapa lagi yang akan memergokinya?

Pria itu menegakkan tubuhnya agar tidak terlihat gugup, "Terus kenapa?" Sungutnya tidak terima. "Lo mau kasih tau ke sahabat lo, kalau gue suka merhatiin dia?"

Kania menggeleng, "Nggak." Kening pria itu berkerut. "Gue Cuma mau mastiin foto yang ada di dompet lo bener Olyn."

Deg!

Apa? Jadi Kania sudah membukanya?

Kania memperhatikan tingkah aneh Julian. Gadis itu menghela napas pelan, "Gue selalu liat lo natap Olyn dengan pandangan berbeda," Pria itu menoleh cepat ke arah Kania. "Gue tau lo punya perasaan lebih sama dia."

"Tau apa lo? Urus aja hubungan lo sama Joshua." Kania mendelik kesal.

"Jangan alihin pembicaraan!"

Julian tersenyum mengejek, "Gitu ya?"

"Padahal gue ke sini buat ngajak lo kerjasama,"

"Maksudnya?"

"Ulang tahun Olyn,"

Tiga kata yang membuat Julian diam. Ia mencerna perkataan gadis tersebut, "Ulang tahunnya?"

Kania memutar bola matanya kesal. ia jadi bingung. Apakah pria ini memang sangat pintar dan menjadi banggaan sekolah? Tetapi yang ia lihat sekarang berbeda dari apa yang ia dengar. "Kita buat hari khusus untuk Olyn." Ucapnya. "Tunggu kabar dari gue selanjutnya," Ia langsung pergi meninggalkan Julian yang hanya menatap kepergiannya.

Ia tidak bingung oleh perkataan gadis itu. Justru pikirannya sudah bercabang memikirkan hari khusus yang akan mereka rencanakan.

***

Hari terus berganti hingga tak terasa Olyn merasa sangat spesial di hari ini. Tepat lima belas tahun. Menjadi pribadi yang lebih baik lagi selalu ia panjatkan dalam doa maupun di hari kelahirannya.

Beberapa saat lalu, Diana memberinya kado dan mendoakan yang terbaik untuk anak semata wayangnya. Ia tidak pernah memaksa untuk diberikan sesuatu di hari lahirnya. Namun, siapa yang akan menolak walaupun tidak terlalu menginginkannya?

Rezeki. Itung-itung gak usah keluarin uang untuk beli barang bulan ini.

Ia terkikik pelan,"Seharusnya tahun ini tujuh belas tahun." Gumamnya.

Ia duduk di ranjang dengan beberapa bingkisan kado yang dibungkus rapi. Lalu membuka penasaran dan dimulai dari Diana.

"Asik.. sweater baru!" Olyn kegirangan mendapati sweater berwarna biru navy. Favoritnya."Oke. Selanjutnya dari Kania,"

Matanya berbinar setelah membuka hadiah dari Kania.

"Sederhana tapi indah." Ia membolak-balik dress yang tidak terlalu pendek dari Kania. Motif bunga mempercantik pakaian tersebut.

Ia mengeryit membuka hadiah Milly. Satu set kosmetik. "Gak biasa dandan nih," Ucapnya. "Wah.. si gila ngasih flatshoes."

Olyn menumpuk hadiah Joshua pada kotak di atasnya. Matanya menatap ragu hadiah Julian, "Kok aku jadi ragu ya?" Tanyanya kepada diri sendiri. "Kebanyakan ngerjain sih. Kan jadi gak percayaan." Sambungnya.

SOMPLAK PLUS GESREK (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang