21 - Mark

3.1K 438 164
                                    

Berpindah hati bukan hal yang mudah. Setelah selama bertahun-tahun di kenal sebagai sosok playboy di Amerika dan bertemu dengan Son Seungwan di Korea, Mark Tuan tahu betul bahwa ada seseorang yang pantas dibahagiakan di dunia, dengan segenap kekuatan dan kemampuannya.

Berapa orang yang sudah pernah menjadi kekasih Mark sebelum ia bertemu dengan Son Seungwan? Banyak. Sangat banyak. Lebih dari sepuluh, kurang dari dua puluh. Tidak ada yang bisa lepas dari pesona Mark Tuan. Bayangkan jika kau melihat seorang laki-laki tampan, berkarisma, pewaris perusahaan besar yang baik terhadap orang-orang di sekelilingnya.

Mark Tuan lahir dari orang tua berkebangsaan Taiwan. Ayahnya memiliki perusahaan besar di Amerika yang bergerak di bidang kuliner. Ibunya adalah ibu rumah tangga yang sangat sabar membesarkan Mark dan ketiga saudaranya. Dua kakak perempuan dan satu adik laki-laki. Dan dari semua saudaranya, Mark menempati posisi nomor satu untuk penampilan yang terbaik.

Dikejar banyak perempuan kadang membuat Mark kewalahan. Karena itu di usianya yang ke lima belas saat orang tuanya menawari Mark untuk sekolah di Korea, Mark langsung mengiyakan. Ini bisa menjadi pengalaman bagus untuk Mark Tuan yang tidak pernah keluar dari tanah Amerika.

Mark dengan tekad yang besar mempelajari Bahasa Korea hanya dalam satu bulan sebelum memulai pendidikan menengahnya di Korea. Awalnya Mark mengira kehidupannya di Korea akan menyenangkan. Orang-orang akan takluk padanya, apalagi ia datang dari Amerika, tanah impian semua orang.

"Son Seungwan," suara itu berasal dari bangku sebelah Mark. "Panggil aja Wendy."

"Mark Tuan," balas Mark dengan senyuman ramah. Kemudian Seungwan membalas senyumannya. "Bahasa Korea saya udah bagus, kan?"

Seungwan tertawa kecil. "Baku banget, sih. Kayaknya kamu perlu belajar banyak, deh."

Jangan salahkan Mark Tuan jika ia terpesona dengan Seungwan pada pandangan pertama. Perempuan itu menatapnya dengan tatapan remeh. Dan semakin Mark memperhatikan Seungwan, semakin Mark sadar bahwa sosoknya tidak berharga di mata Seungwan.

"Kangen Amerika," gumam Mark berusaha menarik perhatian Seungwan. "Lu kaga kangen Kanada? Apalagi lu cewek, cantik. Pulang, gih. Sekalian biar lu tau kalau di Amerika cowok macem gua ada banyak."

Seungwan menggeleng cepat. "Ngapain? Kangen sih iya tapi membuktikan kalau aku bisa mandiri di sini aja udah bikin aku puas."

Mark memiliki kesamaan dengan Seungwan. Jika Mark berasal dari Amerika, Seungwan berasal dari Kanada. Mark belajar di Korea untuk mengembangkan dirinya, sedangkan Seungwan belajar di Korea untuk menemani kakaknya, Son Seunghee.

"Wen, lu mau liat gua main basket? Gua kasi liat ke lu kalo orang Amerika main basket tuh gimana. Dijamin lu langsung klepek klepek liat gua," ujar Mark dengan bangga, matanya berusaha mencari kekaguman di mata Seungwan.

"Boleh. Kebetulan aku ngga ada kerjaan lain. Kayaknya liatin kamu lebih seru daripada liatin tv," balas Seungwan diikuti senyumannya.

Salah besar jika Mark mengira Seungwan jatuh hati padanya karena basket. Sepanjang permainan berlangsung, Seungwan tidak memperhatikan Mark kecuali saat Mark memegang bola. Seungwan adalah sosok perempuan yang masih meraba dunianya. Perlahan, bagaikan ulat yang bersiap-siap sebelum menjadi kepompong dan berubah menjadi kupu-kupu.

"Ini cokelat valentine buat kamu," Seungwan menyerahkan sekotak cokelat pada Mark.

"Lu kasi ke semuanya?" tanya Mark kemudian Seungwan mengangguk. Aneh. Mark merasa kesal. "Tahun depan lu kasi ke gua aja. Oke?"

Seungwan mengangkat alisnya. "Jadi sekarang Mark Tuan udah berani bikin janji sama aku?"

"Iya. Janji sama gua kalau tahun depan lu kaga bakal kasi cokelat valentine ke siapapun kecuali ke gua. Dan alasan gua sederhana, gua kasihan kalo temen-temen keracunan makan cokelat buatan lu," jelas Mark yang membuat Seungwan mendaratkan pukulan di bahunya.

True Angel ✔️जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें