19 - Hukuman

3.9K 514 97
                                    

Son Seungwan mengamati dirinya sendiri di cermin. Dengan pakaian tidur lengkap yang dikenakannya, gadis yang biasa dipanggil Wendy itu terdiam saat melihat wajahnya yang sudah tidak bisa dibilang muda. Orang tua Seungwan selalu bertanya kapan ia akan menikah dengan kekasihnya yang sekarang. Dan Seungwan selalu menjawab bahwa ia belum siap. Entah sampai kapan ia akan keras kepala dan tetap kukuh akan pemikirannya.

Bel apartemennya berbunyi, membuat Seungwan yang hendak beranjak ke kasur terdiam. Matanya melihat ke jam dinding di kamarnya. Pukul satu dini hari. Orang gila seperti apa yang mengunjungi Seungwan di waktu seperti sekarang? Pertanyaannya tidak akan terjawab jika Seungwan hanya diam. Akhirnya gadis itu berjalan menuju pintu dan membukanya.

"Suga—"

"Malam, Wendy," suara berat Min Yoongi tertangkap oleh telinga Seungwan. "Hari ini aku nginap di sini lagi, ya?"

Seungwan hanya berdiri kaku saat laki-laki itu melepas sepatunya dan dengan cepat masuk ke kamar tidurnya. Ini bukan pertama kalinya Min Yoongi datang ke apartemennya hanya untuk menumpang tidur. Pertama kali saat Yoongi datang untuk menginap, Seungwan menolaknya dengan tegas. Tapi tatapan Yoongi selalu membuat Seungwan luluh. Yoongi terlalu sibuk dengan pekerjaannya hingga ia harus pulang larut seperti sekarang.

Yoongi melempar dasinya sembarangan ke lantai kamar tidur Seungwan. Tangannya bergerak ke bawah lehernya, kemudian melepas dua di antara tujuh kancing yang menghiasi kemejanya. Tanpa menunggu Seungwan, laki-laki itu langsung berbaring di ranjang Seungwan. Mau tidak mau Seungwan merelakan setengah dari ranjangnya dikuasai Yoongi. Perlahan, Seungwan berbaring di sebelah Yoongi.

"Tadi operasinya lancar," gumam Yoongi dengan mata terpejam. "Makanya aku langsung ke sini buat tidur sama kamu."

"Apa hubungannya? Kan kamu bisa pulang ke rumahmu sendiri?" tanya Seungwan. Tiba-tiba tangan Yoongi meraih dagunya dan dengan cepat menariknya hingga bibir mereka bersentuhan.

Ada apa dengan Min Yoongi? Laki-laki itu tadi datang ke apartemennya dengan wajah kelelahan tapi sekarang Seungwan menjadi objek santapannya. Yoongi mulai melumat bibir Seungwan, seakan ia sudah menunggu bertahun-tahun untuk melakukannya. Ralat, Yoongi memang sudah menunggu selama sepuluh tahun untuk mencium Seungwan lagi.

"Wen," bisik Yoongi saat ciuman panas mereka berakhir. Tapi tatapan Yoongi seakan memberitahu Seungwan bahwa ciuman tadi hanyalah sebuah pembukaan. "Malam ini biarin aku bikin kamu teriakin namaku."

Tepat saat Seungwan hendak berteriak keras untuk membuat Yoongi berhenti, ia terbangun. Ya, terbangun dari mimpinya. Napas Seungwan tidak teratur, keringat membasahi pelipisnya. Padahal ruangan yang sekarang menjadi kamar tidurnya sudah bersuhu rendah. Seungwan menoleh ke samping, mendapati Seulgi yang tertidur pulas.

Seungwan berusaha mengatur napasnya. Sudah berapa lama ia tidak bermimpi? Seungwan selalu saja bermimpi aneh jika ia tidur di ranjang yang bukan ranjang kasurnya. Ya, saat ini Seungwan dan teman-temannya tengah bermalam di salah satu hotel yang terletak di Busan. Seungwan dan teman-temannya menikmati liburan semester.

Seungwan meraih ponsel di meja sebelah ranjangnya kemudian menghubungi satu nama. Hanya orang itu yang ada di pikirannya sekarang. Ya, siapa lagi jika bukan Min Yoongi.

"Sayang?" terdengar suara Yoongi dari seberang telepon. Yoongi juga ikut ke Busan bersama Seungwan dan laki-laki itu ada di kamar sebelah kamar Seungwan. "Kok belom tidur?"

"Aku mimpi aneh, Ga. Aku ngga bisa tidur lagi," jawab Seungwan dengan suara pelan agar Seulgi tidak terjaga. "Aku udah bangunin kamu, ya?"

"Hah? Nggak, tadi aku masih ngobrol sama Mino," sahut Yoongi yang memang berada di kamar yang sama dengan Mino dan Kai. "Kamu mau keluar?"

True Angel ✔️Where stories live. Discover now