22 - Semester Baru

3.2K 445 82
                                    

"Hari ini kamu selesai jam berapa, sayang?"

"Selesai cepat kok, sekitar jam 2. Nanti aku langsung ke sekolah sama Jackson,"

"Bagus. Hari ini demo ekskul selesai sampe jam segituan juga,"

"Oke, aku pasti ke sekolah, kok. Biar bisa pulang bareng kamu. Aku kangen banget sama kamu,"

"Aku juga kangen kamu. Ya udah sana kerja, sayang,"

"Iyaaa, semangat narik anggota basket baru yaa hehehe,"

Min Yoongi memutus panggilan telepon pagi itu. Ia mengamati wajahnya di kaca spion mobil. Kantung matanya begitu besar. Kalau bukan karena tugasnya sebagai perwakilan klub basket untuk demo ekskul yang diadakan hari ini, Yoongi mungkin sudah tidur pulas di rumah.

Ya, beberapa hari yang lalu semester baru tiba di kehidupan sekolah Yoongi. Secara resmi Yoongi duduk di bangku kelas tiga sekarang. Dan hari ini adalah hari terakhir masa orientasi siswa baru yang ditutup dengan acara pengenalan ekstrakulikuler sekolah yang biasa disingkat demo ekskul.

Yang membuat Yoongi malas datang ke sekolah adalah karena ia belum melihat Seungwan secara langsung sejak kembali dari Daegu. Seungwan sibuk menjadi panitia untuk acara PBB yang bahkan Yoongi tidak paham. Yoongi kembali dari Daegu tepat sehari sebelum tahun ajaran baru dimulai.

Yoongi melangkah keluar dari mobil swift-nya dan berkumpul di lapangan basket tempat teman-temannya sudah menunggu. Yoongi dengan seragam basketnya menghampiri Joohyuk yang sedang melakukan pemanasan.

"Kantung mata lu tebal amat," itulah yang pertama kali terucap dari bibir ketua kelasnya. "Habis teleponan sama Wendy lagi?"

Meski Seungwan sudah melarang Yoongi untuk bersikap posesif, setiap malam dan setiap pagi mereka bercakap lewat telepon. Semalam saja ia berbicara dengan Seungwan hingga jam satu dini hari. Ah, Yoongi benar-benar tersiksa. Tapi hari ini adalah hari terakhir Seungwan menjadi panitia. Hari ini ia bisa bertemu dengan Seungwan lagi.

"Iya, gua kaga bisa kaga denger suaranya sehari aja," ujar Yoongi dengan nada malas. Kemudian ia menatap Joohyuk. "Kalo kaga salah pacar lu kuliah kedokteran, kan?"

Joohyuk mengangguk. "Iya, emang kenapa? Lu ada minat di kedokteran?"

Yoongi menatap bola basket di depan matanya kemudian meraihnya. Pikiran Yoongi sedang tidak ada di bola basket di tangannya, tapi tentang masa depannya. Jika ia benar-benar ingin mewujudkan keinginan ayahnya, mengambil jurusan kedokteran mungkin adalah salah satu jalannya.

"Belom tau," jawab Yoongi cepat. Ia melempar bola basket ke arah ring.

Joohyuk tertawa kecil. "Coba aja konsultasi ke wali kelas, siapa tau bisa dibantu, kan?"

Salah satu kegiatan wajib yang ada di bangku kelas tiga adalah konsultasi tentang perguruan tinggi pada wali kelas. Setiap minggunya akan ada siswa yang harus menetap di kelas saat sepulang sekolah untuk melakukan konsultasi pada wali kelas. Siswa yang mendapat giliran bisa mengajak orang tua atau konsultasi sendirian.

"Pacar lu dulu cerita kalo dia mau masuk kedokteran?" tanya Yoongi penasaran.

"Iyalah, dia cerita. Dan gua bangga banget," ungkap Joohyuk sambil melempar bola basket pada Yoongi.

Yoongi bingung. Apa sebaiknya ia juga memberitahu Seungwan bahwa ia berencana kuliah di jurusan yang ada di bidang kesehatan? Kira-kira bagaimana reaksi Seungwan? Tapi Seungwan adalah gadis yang sangat santai, ia pasti akan mendukung Yoongi apapun keputusan Yoongi.

"Saran gua ya, Ga," Joohyuk merebut bola dari tangan Yoongi. "Lu habisin waktu lu baik-baik saja Wendy mumpung belom waktunya kuliah. Serius, ntar makin sibuk."

True Angel ✔️Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora