40

22.6K 2.8K 648
                                    

AWAS TYPO BERTEBARAN !!!

****

"Yo! Park Jimin, sudah lama tidak berjumpa."Sapa Hoseok saat melihat Jimin yang baru saja naik sampai di atap, tempat mereka biasa bolos pelajaran.

Jimin yang mendengar sapaan Hoseok hanya berdecak kesal melihatnya.

"Hyung, akhir-akhir ini kau jadi sering bolos juga. Apa kau sudah bosan dengan belajar ?" Tanya Jimin sembari duduk di samping Hoseok.

"Tentu saja, manusia mana yang tidak bosan dengan belajar ?"

Jimin hanya terkekeh pelan dengan ucapan Hoseok. Lelaki itu pun kini memainkan ponselnya, dengan mengabaikan keberadaan Hoseok.

"Jimin-ah, kau kesini apa juga sudah bosan dengan adikmu ?"

Jimin pun menoleh, menatap Hoseok dengan satu alisnya yang terangkat.

"Adik ? Yaa! sejak kapan aku menganggapnya adik. Dia mainanku, Hyung."

"Ck! Berhati-hatilah dengan karma Park Jimin."

Jimin yang mendengarnya hanya  menghela nafasnya pelan. ia pun mendongakan kepalanya ke atas, menatap langit biru.

"Aku tidak takut karma, Hyung. Yang bisa membuatku takut hanyalah kehilangan orang yang aku sayangi, yaitu Eomma."

Hoseok pun hampir tertawa mendengarnya.

"Yaa! apa kau masih bocah ? Kau ini sudah remaja, Park Jimin. suatu saat nanti jika kau sudah menikah kau pasti juga akan meninggalkan Ibumu, dan tinggal bersama keluarga kecilmu. Jangan berlebihan."

Jimin berdecak kesal mendengarnya.

"Tch! Sudah ku duga. Curhat dengan Taehyung lebih menyenangkan daripada dengan kakek tua sepertimu." Sungut Jimin.

"Sialan! Jika aku ini kakek tua, lalu apa gunanya panggilan Angel Prince dari para penggemarku itu ?"

"Hyung, kau terlalu berharap. Mereka memanggilmu seperti itu hanya karna ingin bermain denganmu..."

Jimin beranjak dari duduknya, hendak pergi meninggalkan Hoseok.

"...Ah iya, aku punya saran untukmu Hyung, sesekali manfaatkanlah penggemarmu itu. Aku tahu, setiap kami tidak berkumpul di rumahmu, kau selalu bermain solo bukan ?"

"A-Apa ?! YAA! JAGA MULUTMU SIALAN!!"

Jimin hanya melambaikan tangannya pada Hoseok, sembari melangkahkan kakinya hendak turun dari atap.

Namun langkah Jimin terhenti saat di depan pintu menuju tangga. Kini di depannya tengah berdiri seorang Jeon Jungkook.

"Jung-"

"Hyung, aku ingin berbicara denganmu." Sela Jungkook cepat.

Jimin pun mengangguk pelan.

"Kenapa tidak dari tadi, kita bisa bicara dengan Hoseok-Hyung juga bukan ?"

"Tidak bisa, karena ini mengenai Hyojin."

Jimin terdiam sebentar.

"Ada apa dengan Hyojin?" Tanya Jimin datar, atau lebih tepatnya dia tidak suka jika Jungkook mengambil topik ini.

"Bisakah kita berbicara di kantin saja ? berhubung jam pelajaran sudah di mulai, kantin pasti sepi bukan ?" Ajak Jungkook.

"Aku tidak punya banyak waktu jika hanya tentang Jalang kecil itu. Lebih baik lain kali saja."

Jungkook mendengus kesal mendengarnya.

"Aku serius, Park Jimin."Ujar Jungkook dingin.

Jimin menatap kesal Jungkook, dia sangat tidak suka jika Jungkook jadi serius seperti ini. Yang ada nanti hanyalah perkelahian tangan saja jika di lanjutkan.

My Bad BrotherWhere stories live. Discover now