27

24.3K 2.8K 689
                                    


DOUBLE UPDATE !!
Jadi, jika aku udah berbaik hati seperti ini, kalian juga harus membalasnya ya ^^

Vomment gitu..

Bagi yang selalu vomment. Anggap saja ini hadiah buat kalian 😂😁😄

Itu aja sih, tengkyu 😘😚😄

--






AWAS TYPO BERTEBARAN !!!

*****

Jangan menahan dirimu lebih dalam lagi dalam kegelapan.

Kenapa kau selalu menghindar setiap matamu menjumpai setitik cahaya yang selalu datang menghampirimu.

Bukankah siapa tahu cahaya itu adalah sebuah tanda untukmu untuk menuju ke kebahagiaan ?

Kegelapan dalam dirimi itu tidaklah abadi. Karna setiap ada kegelapan, pasti suatu saat nanti  akan di jumpai oleh sebuah cahaya.

Entah dari tuhan atau dari seseorang.

Karna kita sendiri saja tidak tahu. Siapa yang akan menolong kita untuk menuju dalam sebuah kebahagiaan.

*****

Hyojin berjalan mondar-mandir di depan pintu kamar Jimin.

Rasa penyesalan terus menghantui dirinya.

Hyojin merasa dirinya sudah sangat keterlaluan pada Jimin. Dia berbicara seenaknya tentang Ibu Jimin, sedangkan Jimin saja dia selalu berusaha keras untuk kebahagiaan Ibunya.

Lelaki itu hanya ingin melindungi kebahagiaan Ibunya, sama dengan Hyojin yang ingin melindungi kebahagiaan Ibunya juga.

"Ya Tuhan." Gumam Hyojin frustasi.

"PRAANG!!!"

Hyojin membulatkan matanya seketika saat suara sesuatu di banting keras oleh Jimin sampai terdengar dari luar kamar lelaki itu.

Entah keberanian dari mana Hyojin langsung membuka pintu kamar Jimin.

Dan dia mendapati Jimin tengah meringkuk memeluk dirinya sendiri di lantai bersandar dengan tepi ranjang.

"Jimin-Ssi."  Panggil Hyojin yang langsung memghampiri Jimin.

"Keluar." Desis Jimin yang masih dapat di dengar Hyojin.

"Tapi kau-"

"KELUAR !!"

Hyojin mematung seketika. Tangannya mengepal kuat.

"Tidak, A-Aku mau minta maaf padamu Jimin-Ssi."  Ujar Hyojin memberanikan diri.

"Kumohon, keluar.." Pinta Jimin lemah.

Dapat Hyojin lihat tubuh bergetar Jimin.

Hyojin masih berdiri. Dia tahu, Jimin membutuhkan waktu untuk sendiri. Tapi entah mengapa Hyojin tidak ingin meninggalkan Jimin.

"Aku sungguh minta maaf. Aku bukan bermaksud untuk menyinggung Ib-"

"Hentikan."

Jimin mendongak menatap Hyojin  tajam. Dapat Hyojin lihat bekas air mata di wajah Jimin.

"Pergilah, sebelum aku menyiksamu lagi." Suruh Jimin.

Lelaki itu mengalihkan pandangannya ke samping, menghindari kontak mata dengan Hyojin. Dapat Hyojin lihat Jimin berusaha keras mengontrol emosinya.

Hyojin pun menghela nafasnya.

"A-Aku akan kembali saat waktu makan malam."  Ujarnya lalu berjalan pergi meninggalkan Jimin di kamarnya sendiri.

My Bad BrotherDär berättelser lever. Upptäck nu