“Lah?” hanya kebingungan lah yang melanda diri Khaerine saat ini setelah mendengar perkataan kakaknya, namun tanpa babibu keluar dari mulutnya dia juga memilih duduk dibelakang.

Selama diperjalanan Xander memfokuskan dirinya untuk mengemudi sedangkan Khaerine bersibuk ria menelepon mamanya saat ini

“Ma udah dulu ya.. Kapan-kapan Khaerine telpon lagi. Love you and miss you mom” tutup Khaerine

“Apa kata mama dek buat gue?” tanya Xander setelah mendengar suara Khaerine mengakhiri telpon.

“Kata mama, jaga kesehatan, jangan suka keluyuran, jagain adik lo ini dan yang paling penting lo harus cepat-cepat punya pacar kak” Khaerine tertawa saat mengucapkan kata terakhir tadi.

“Bohong lo kan?”

“Yakali gue bohong kak”

“Ish mama” kesal Xander setelah mendengar penuturan dari adiknya itu.

“Kak kok kita belum sampe-sampe?” tanya Khaerine binggung padahalkan hanya butuh 25 menit saja ke Gereja.

“Mau jemput cowo lo”

“hah?? Kapan coba gue punya cowo? Perasaan nggak pernah deh. Yakali gue punya kan”

“Jemput Vander maksudnya”

“Tumbenan banget minta dijemput temen lo kak”

“Kenapa lo senang ya? Hayoo ngaku deh”

“iih kakak” kata Khaerine dengan wajah yang pura-pura dibuat kesal sebenarnya didalam hati dia senang banget.
Sesampainya dirumah Vander, dari dalam jendela mobil Khaerine hanya melongo dengan tatapan kagum melihat Vander yang keluar dari rumah.
Masih dengan tatapan seperti itu sampai Vander duduk disamping pengemudi.

“Cewe lo Xan?” tanya Vander melihat Khaerine yang duduk dibelakang.

Sebegitu berubah kah diriku memakai make up yang tipis ini? Membuat Vander seakan tidak menyadari bahwa ini Khaerine Irene Kennedy?” tanya Khaerine didalam hati

“Kenapa?” tanya Xander balik lagi.

“Tumbenan aja cantik” Khaerine yang mendengar itu merasakan bahwa pipinya panas dan kupu-kupu menari-nari didalam perutnya. Tanpa sadar juga Khaerine menarik seulas senyum dibibirnya.

“Itu Khaerine Van. Masa lo nggak kenal dia padahal dia cuma pake make up tipis banget.” Kata Xander membuat Vander terkejut dan melirik kebelakang mengamati wajah Khaerine dengan serius.

Xander juga mengamati gerak gerik Khaerine dari kaca spion. Tak kurung juga Xander menarik seulas senyum melihat semburat merah diwajah adiknya.

“Jangan dipandangin terus dong Van ntar jadi sama-sama suka lu berdua. Lihat tuh gara-gara lo pandangin terus jadi kayak gunung berapi tuh pipinya.” saat itu juga Vander memalingkan wajahnya mengarah depan.

Khaerine masih terus berdiam diri dengan wajah menunduk namun tepat pada perkataan terakhir Xander membuat mulutnya mengeluarkan kata-kata bertepatan dengan suara Vander.

“NGGAK!!” kata Vander dan Khaerine berbarengan.

“Lihat tuh lo berdua aja ngomong sampe barengan gitu. Janjian lo pada ya? Ehem.. ehem...”  goda Xander

“iih Kakak... Lagian siapa juga yang suka sama dia” ucap Khaerine sombong.

“Ih gue juga nggak mau kali. Bego gue kalo suka sama lo yang mulutnya kayak pantat ayam”

“Apa lo bilang?” amuk Khaerine tidak peduli lagi dengan janjinya yang tidak ingin marah-marah kepada siapapun saat ini.

Khaerine menarik rambut Vander dengan kuat dari belakang tidak peduli kalau rambut Vander rusak.

“ahh.. Khaerine lepasin nggak!!” teriak Vander.

“Nggak.. rasain lu” tarik Khaerine kuat tidak peduli dengan minyak dari rambut Vander yang sempat ia pakaikan pomed.

“Dekk.. lepasin dong. Kasihan tuh cowo lo”

“Cowo pala lo. Lo juga mau dijambak?” Xander merasa ngeri melihat sahabatnya itu menjadi pelampiasan amarah Khaerine.

“Yaudah lepasin kek” pinta Xander dan membuat Khaerine melepaskan tangannya dari rambut Vander. Tidak hanya sampai disitu, Khaerine melap tangannya yang berminyak di kemeja biru yang dipakai Vander saat ini.

“Rasain lu.. ini juga gue mau tepatin janji gue semalam yang dirumah lo”

“Khaerineee” teriak Vander merapikan rambutnya.

“Berantem mulu lo berdua. Nggak kelar-kelar aja mulai dari kemarin” kata Xander setelah memarkirkan mobilnya.

------

TBC
Jangan lupa vote dan comment ♥
Theresia ~

I Can't Let U Go Even If I DieWhere stories live. Discover now