[8] Sunday

2.1K 93 0
                                    

Khaerine yang sedang memandang langit-langit putih kamarnya terhanyut dalam ingatan dimana  kejadian saat dia pertama masuk sekolah. Hari pertama ia berjumpa dengan sahabat kakaknya dan memiliki teman. Dan seperti takdir, dia menjadi teman sekelas termasuk teman sebangku Vander. Dan itu membuatnya tersenyum jika mengingat kembali kejadian itu.

Hingga saat ini hari demi hari ia tak henti berdebat dengan Vander. Dan dia mengingat perkataan Zovin semalam " Tumben banget nih monyet ngomong panjang-panjang sama cewe". Dan hal kecil itu membuat dia senang seakan dialah cewe yang beruntung bisa membuat Vander banyak berbicara.

Dan dia kembali berpikir seandainya ia tidak kembali dan bersekolah disini pasti dia tidak akan pernah berjumpa dengan sahabat-sahabat kakaknya yang kocak termasuk Vander.

Seperti perempuan yang sedang jatuh cinta Khaerine senyum-senyum sendiri membayangkan bahwa kepulangannya dari Indonesia ke Australia membuatnya sangat bahagia.

Namun ada dua masalahnya, yaitu Vander yang ingin ditaklukannya dan Nathaniel sang mantan yang sangat dia benci dan tidak ingin dekat-dekat dengannya lagi, sayangnya dia satu sekolah dengan Nathaniel dan sebagai pembalasannya dia ingin memanfaatkan Nathaniel dalam kasus ini seperti ide dari Eilyn.

Setelah menyudahi memori-memori itu Khaerine memutuskan untuk tidur dan menghanyutkan dirinya kedalam dunia mimpi berharap dia akan bertemu Vander dalam mimpinya.

:::

“Eh beruang bangun lo!!” kata Xander.

“Apaan sih kak. Nih kan hari minggu juga” ucap Khaerine dengan suara yang parau.

“Gue tau kali. Kalo lo nggak bangun nggak usah ikut gue ke Gereja”

“emang udah jam berapa?”

“jam 4”

“Buset dahh... lama banget gue tidur” Khaerine berpikir bahwa inilah akibat dia memikirkan Vander semalam, membuat dirinya bisa tidur melebihi batas normal.

“Lu kan beruang dek!!” tawa Xander berlalu pergi takut dipukul Khaerine.

“Beruntung aja lo hari ini kak gue nggak mukul lo” Khaerine menahan dirinya untuk tidak memukul kakaknya itu. Mengingat bahwa hari ini adalah hari minggu ia tidak ingin berbuat dosa.

Khaerine berjalan menuju kamar mandi dan mandi secepat mungkin mengingat bahwa satu jam lagi ibadah akan dimulai.

Khaerine memilih baju berwarna pink soft yang atasannya hanya sebatas dada dan bawahannya selutut. Ia mulai mendandani dirinya dengan lipstick, eyeliner, maskara dan pelembab wajah karena ia tidak suka memakai bedak padat yang biasa remaja seusianya pakai.

Membiarkan rambut gelombangnya itu tergerai seperti biasa. Dan yang terakhir ia memakai sepatu hak kecil. Akibat jatuh yang pernah dia alami saat memakai high heels yang tumitnya tinggi dan itu membuatnya takut untuk memakai sepatu itu lagi. Terlebih lagi kaki yang saat ini terkilir akibat kejadian yang semalam.

“Kakkk.....” panggil Khaerine dari arah ruang tamu saat dia sudah turun dari kamarnya.

“Apa??” jawab Xander dari arah dapur. Saat ini dia sedang membuat roti sandwich dan memasukkannya kedalam tuperrware kecil dan minuman botol untuk dua orang.

“Yaudah ayokk” ajak Xander

“Yaudah jalan sana duluan” kata Khaerine.

“Eh lu duduk di belakang yaa.. Nih pegang juga” suruh Xander dan memberikan tempat makan tadi pada Khaerine setelah dirinya mengambil satu roti sandwich untuk dimakan.

I Can't Let U Go Even If I DieWhere stories live. Discover now