Darka menatap tajam ke arah Indah, seperti sedang mengintimidasi. Indah jadi takut.

"Siapa nama lo?" Tanya Darka, dengan tatapan tajamnya. Chinta jadi ikut-ikutan melihat ke arah Indah.

Chinta melihat sorot tidak percaya di mata Indah. Itu pasti karena Darka yang tidak mengetahui namanya, padahal Indah selalu berada di dekat Chinta. Darka memang aneh, Chinta bisa memastikan kalau Indah akan memaki keras Darka sekarang.

"What, lo nggak tau nama gue?" tanya Indah masih tidak percaya. Yang ditanya malah menaikkan alisnya.

"Memang penting, gue tau!" ketus Darka. Chinta hanya tersenyum kecut, mudah-mudahan Indah sabar menghadapinya.

"Iiiihhh." Kesal Indah melempar kotak tisu ke arah Darka. Untungnya Darka cepat menangkis, kalau tidak wajahnya hampir saja dilecehkan sama kotak tisu.

Darka meletakkan kembali kotak tisu di depannya. "Ini temen lo Nta?" tanyanya melihat Chinta. Chinta hanya mengangguk pasrah.

Wajah Indah semakin kesal. Dia ingin sekali menjatuhkan semangkuk sambel di kepala Darka sekarang.

"Kok lo tahan banget sih pacaran sama dia Nta!" kesal Indah. Darka menatap tajam ke arahnya.

"Karena gue ganteng." Celetuk Darka.

"Ganteng, tapi lo rada gesrek." Sela Indah.

"Biarin yang penting gue ganteng, timbang lo. Udah pendek, gendut lagi." Darka membulatkan mulutnya.

Indah semakin kesal, matanya menatap tajam ke arah Darka siap mengajaknya perang. Darka malah menatap santai ke arahnya. Sedangkan Chinta hanya menjadi penonton, yang tidak ingin ikut campur apalagi membela salah satunya.

Indah mengambil mangkuk sambil di depannya. Darka menatap horor ke arahnya, tapi tetap berusaha sesantai mungkin.

"Mending lo pergi dari sini, sebelum gue sirem pakek sambel lo."

Ancaman Indah cukup berhasil, Darka jadi ingin meninggalkan kantin. Tapi sebelum itu, dia mencondongkan tubuhnya menatap wajah Indah lekat. Indah jadi salah tingkah, pipinya jadi bersemu merah. Siapapun cewek yang diperlakukan seperti itu dengan cowok tampan seperti Darka, pasti akan meleleh seketika.

Sedangkan Chinta hanya menatap pasrah, tidak tahu apa yang ingin dilakukan Darka selanjutnya.

"Nama lo Indah kan! Vino titip salam. Katanya lo gendut!" Darka menjauh kan tubuhnya sambil tercengir penuh kemenangan.

Darka berdiri dari duduknya, menatap Chinta yang sekarang mendongakkan kepala menatapnya.

"Da bawel." Darka mengucek lembut rambut Chinta, lalu berlalu meninggalkan kantin.

"Memang gue gendut ya Nta?" tanya Indah histeris.

Chinta menggeleng. "Lo chubby, nggak gendut. Omongan Darka nggak usah didengerin, anaknya memang rada-rada__"

"Tapi ganteng Nta, gue hampir melting. Tapi sayang udah punya lo," sahut Indah mengerucutkan bibirnya seperti ada penyesalan besar di hatinya. Anehnya Chinta tidak cemburu ataupun marah dia malah terkekeh geli melihat pipi Indah yang masih bersemu merah akibat perbuatan Darka.

***

Darka dan Chinta. Keduanya sedang berada di gerbang sekolah. Darka, cowok itu sedang menemani Chinta menunggu jemputan Pak John. Sehabis bel pulang sekolah berbunyi, Darka langsung menghampiri Chinta di kelasnya. Menunggu cewek itu berberes-beres,Chinta saja jadi bingung melihatnya. Alasan Darka ingin menemani Chinta menunggu jemputan Pak John. Chinta harus berpikir keras karenanya, mungkin Darka takut atau curiga kalau Chinta berbohong padanya. Makanya Darka sangat rela berpanas-panasan di depan gerbang sekolah sekarang.

DARKA (Update kembali)Where stories live. Discover now