20

438K 25.1K 2.4K
                                    

Happy Reading....
Jangan lupa vote setelah baca ya!!!!



Seminggu sudah Darka dan Chinta tidak saling berbicara. Hal biasa untuk mereka berdua. Seminggu ini semua menjadi sama seperti dulu, mereka tidak saling berbicara walau mereka berpas-pasan sekalipun di sekolah. Entah apa yang membuat Darka hanya diam seminggu ini, padahal dia selalu memergoki Bima dan Chinta pulang bersama. Tapi tetap saja dia hanya diam seolah-olah tidak melihat apa pun. Teguran Darka waktu itu tampaknya sama sekali tidak mempengaruhi Chinta. Dia semakin dekat dengan Bima, bahkan mereka sering bertemu di perpustakaan. Sekedar membicarakan tugas-tugas sekolah sampai buku kesukaan mereka masing-masing.Darka seolah menghilang di mata Chinta seminggu ini.

***

Chinta menghentikan langkahnya di gerbang sekolah karena kedua bola matanya yang tidak sengaja melihat sosok cowok yang sudah seminggu ini tidak pernah berbicara lagi dengannya.

Sebenarnya bel sekolah sudah berbunyi sedari tadi. Bisa dipastikan sekarang lapangan basket sudah ramai dipenuhi anak Chandrawasih yang membentuk barisan. Seperti hari senin lainnya.

Bukannya telat. Aneh rasanya kalau siswi yang sangat disiplin seperti Chinta telat ke sekolah. Kenapa dia masih berada di luar sekolah sekarang? Itu karena dia yang lupa mengeprint tugas dan sialnya lagi Chinta harus mengeprint keluar sekolah karena ruang koperasi yang masih tutup.

Chinta terus menatap sosok cowok yang baru saja menghentikan laju motornya di depannya. Tampaknya Chinta melupakan bel sekolah yang sudah lama berbunyi.

"Lo telat?" tanya cowok tersebut sambil melepas helmnya.

Chinta mengabaikan pertanyaan cowok tersebut. Kini dia memutuskan masuk ke gerbang sekolah yang belum ditutup Pak Budi. Bukannya lupa, tapi ini karena Chinta yang telah meminta Pak Budi untuk tidak menutup gerbang sebelum dia kembali dari mengeprint. Untung saja Chinta tercatat sebagai salah satu siswi kesayangan para guru, kalau tidak bisa dipastikan Pak Budi tidak memberi ijin kepadanya.

Chinta menoleh kembali kebelakang sebelum ia benar-benar menjauh dari gerbang sekolah. Chinta mengerutkan keningnya melihat sosok cowok yang bertanya padanya tadi berjalan menjauh meninggalkan gerbang sekolah.

"Darka, lo enggak masuk?" teriak Chinta membuat cowok tersebut membalik menatapnya.

Darka tidak menjawab pertanyaan Chinta. Dia semakin berjalan keseberang sekolah. Chinta semakin bingung dengan apa yang dia lihat sekarang. Bukannya masuk ke sekolah, kini Darka memasuki warung yang berada di seberang jalan.

Tanpa berpikir panjang Chinta menghampiri Darka. Tampaknya rasa penasarannya lebih besar dari pada upacara bendera yang telah berlangsung.

"Lo enggak masuk?"

Darka menoleh menatap Chinta sekilas yang kini telah berdiri di sampingnya.

"Malas! Udah telat juga." Jawab Darka cuek sambil memainkan handponenya.

"Gerbangkan belum di tutup!"

Darka menoleh menatap gerbang yang berada berapa meter di belakangnya. Lalu kembali menatap Chinta yang masih berdiri sambil menatapnya.

"Terus lo ngapain disini? Lo telat!" Darka melihat sekilas beberapa lembar kertas yang tersusun sangat rapi di genggaman Chinta. "Masuk gih sebelum gerbang di tutup."

"Kalau gue masuk, lo juga bakal ikut?" tanya Chinta berharap Darka mengikutinya.

Darka terkekeh kecil, lalu kembali menatap Chinta. "Memang lo siapa gue! Harus banget apa gue ngikutin lo."

DARKA (Update kembali)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang