25

380K 23.6K 1.2K
                                    

Happy Reading...

Typo bertebaran...


Darka mengepal kuat salah satu tangannya sampai terlihat urat-urat tangannya. Darka terlihat sangat marah, bahkan dia tidak memperdulikan posisinya sekarang dan siapa orang yang berada di depannya. Karena sekarang Darka masih berada disalah satu MALL di Jakarta, dia sedang berada di sebuah cafe dengan seorang wanita yang berada di depannya. Amarah Darka benar-benar tidak dapat terkontrol ketika orang yang sedang ia tunggu sejak pukul tujuh malam tidak juga menampakan keberadaanya. Hingga tepat pukul sembilan malam dia melihat sosok wanita berbeda yang datang menemuinya.

Seperti janjinya yang akan menemani Chinta membeli buku. Sehabis maghrib Darka langsung bergerak dari rumahnya menuju salah satu mall di jakarta. Darka memilih menunggu Chinta disebuah cafe dan langsung mengirimi pesan kepada Chinta kalau dia sudah berada di mall dan sekarang dia menunggu Chinta disebuah cafe. Beberapa detik kemudian Chinta membalas pesan dari Darka kalau dia sedang dalam perjalanan menuju MALL. Darka tersenyum mendapati pesan Chinta, berarti tidak akan lama lagi Chinta akan segera sampai dan dia tidak harus berlama-lama menunggu Chinta. Namun hingga dua gelas minuman pesanannya habis Chinta belum terlihat juga, Darka mulai tidak sabar, berkali-kali dia menghubungi ponsel Chinta, tapi ponselnya selalu sibuk.

Hingga sampai pukul 9 malam Darka masih menunggu Chinta, padahal sudah dua jam dia menunggu. Bahkan Darka sudah mengecek toko buku yang akan didatangi Chinta, dia berpikir apakah Chinta sudah berada disana tapi nihil wanita yang ia cari tidak ada disana. Hingga dia memutuskan kembali menunggu di Cafe.

Malam semakin larut, Darka semakin bosan menunggu Chinta. Kemarahan Darka semakin memuncak ketika dia melihat sosok perempuan berbaju merah mendekati mejanya. Perempuan yang sedari tadi ia tunggu tidak pernah datang dan sekarang ia harus mendapati sosok perempuan lain yang sudah duduk didepannya. Siapa lagi kalau bukan Eca, Darka semakin marah saat dia mengetahui kalau Chinta yang menyuruh Eca untuk datang ke alamat cafe yang ia berikan kepada Chinta. Dan hal yang paling membuat Darka marah Eca juga mengatakan kalau Chinta sudah berjanji untuk bertemu dengan Eca dan Indah di cafe ini.

"Gue enggak tau kalau lo disini." Jelas Eca. Walau laki-laki yang berada di depannya terlihat sangat marah.

"Jadi dimana temen lo itu sekarang!" tanya Darka dingin. Matanya terus menatap marah kearah Eca.

"Gue enggak tau, gue hubungi nomornya enggak aktif." Jawab Eca.

Darka tersenyum samar mendengar jawaban Eca.

"Jadi temen lo itu sengaja menjebak lo sama gue disini, hebat!" ucap Darka tersenyum miring.

"Bilang sama temen lo itu, untuk hati-hati ketemu sama gue besok. Kalau dia ingin selamat!" Ucap Darka dingin penuh dengan nada ancaman.

Darka langsung pergi meninggalkan Eca yang hanya diam tidak berani mengatakan apa pun. Eca melihat kepergian Darka, wajahnya terlihat sangat cemas ketika ia melihat tangan kanan Darka yang dikepal sangat kuat hingga terlihat memerah. Darka benar-benar sangat marah.

***

Pagi di kediaman Chinta.

Darka sudah berada didepan gerbang rumah Chinta padahal masih pukul enam pagi. Tampaknya Darka sengaja pergi lebih pagi dari biasanya agar Chinta tidak dapat menghindar darinya.

Darka menyandarkan tubuhnya dimobil hitamnya. Matanya terus tertuju pada gerbang rumah Chinta yang masih tertutup rapat. Darka melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul enam lewat limabelas pagi berarti tidak akan lama lagi dia akan melihat sosok perempuan yang membuat emosinya memuncak sejak tadi malam.

DARKA (Update kembali)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang