Bab 29 - LDR

4.8K 283 5
                                    

Ray sudah sampai di negara matahari terbit. Ia mengeluarkan isi kopernya dan menaruhnya di lemari nya. Ia tinggal di rumah sewa yang diisi oleh dua makhluk bernama David dan Rian. Untung saja ada David, kalau tidak mungkin sekarang dia sudah kebingungan mencari tempat tinggal.

Kamar David dan Rian berjarak hanya bersebelahan. Sedangkan kamar Ray berada diseberang kamar David.Rumah kontrakan ini memiliki ukuran yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Lebih dari cukup untuk ditinggali tiga manusia. Ada satu ruang tamu, satu ruang televisi, tiga kamar, dapur, kamar mandi disetiap kamar. Rumah ini tidak memiliki halaman belakang seperti rumah Ray di Indonesia, tidak juga memiliki kolam berenang. Hanya teras depan yang sangat minim dan dipenuhi tanaman-tanaman milik David. Urusan uang, sejak kedatangan Ray beban David dan Rian untuk membayar kontrakan agak terkurangi. Biaya kontrakan sekarang dibagi menjadi tiga. Ray tak masalah yang penting ia memiliki tempat tinggal yang layak.

Tidak hanya David, Rian juga berstatus sebagai mahasiswi di Universitas Tokyo. Namun, Rian mengambil jurusan fotografi. Berbeda dengan David, ia mengambil jurusan bahasa sastra. David menguasai banyak bahasa. Ia dan Rian sudah bekerja sama, jika lulus mereka akan menjadi tour guide dan berkeliling dunia. Ray? Dia masih di jurusan manajemen bisnisnya untuk melanjutkan bisnis keluarga William di Indonesia.

Ray telah menyusun baju-bajunya dilemari. Ia keluar dan mendapati David dan Rian diruang televisi sedang bermain gadget masing-masing. Ray menghampiri dan ikut duduk di sofa depan televisi tersebut.

"Hey guys!" David dan Rian menoleh bersamaan lalu tersenyum dan mempersilahkan Ray duduk. Sesaat lalu mereka asik dengan gadget masing-masing. Kacang? Yap!

Ray mengambil handphonenya lalu mencoba untuk memvidcall Amira.

Connect..

Layar handphone Ray menampakkan Amira yang tengah berada dikamarnya. Amira tampaknya baru bangun tidur. Amira melambaikan tangannya senang saat Ray menelponnya.

"Kok belum mandi? Udah jam lima loh?" tanya Ray. Amira yang sekarang menatap entah kemana kebingungan.

"Masih jam tiga Ray." Ray baru sadar, bahwa perbedaan jam di Indonesia dan Jepang adalah 2 jam. Jepang lebih dulu.

David dan Rian saling menatap saat melihat Ray tersenyum-senyum ke handphonenya.

"Siapa Ray?" tanya Rian. Ray mendongak lalu berkata kepada Amira, "Disini aku punya temen, aku mau kenalin sama kamu," Ray memutar handphonenya kearah David dan Rian.

Itu yang baju maaron namanya David dan yang baju item namanya Rian," Amira melambaikan tangannya dan dibalas lambaian tangan kembali oleh David dan Rian.

"Cantik yaa pacar lo." kata Rian. Kata-kata itu dapat didengar oleh Amira yang sekarang tersipu. Ray memutar handphonenya kearahnya lalu kembali berbincang-bincang dengan Amira.

Hampir setengah jam mereka videocall. Amira mematikan sambungannya dengan alasan ingin mandi. Ray mengerti dan juga mematikan sambungannya.

"Yang tadi itu pacar lo?" tanya David.

Ray mengangguk, "Lo berdua udah ada pacar?" . David tersenyum sungging, "Gue ada, tapi temen kita yang satu ini masih jomblo hahaha. Lo cariin gih Ray."

Ray terkekeh melihat ekspresi Rian yang masam saat dikatain jomblo. Rian sebenarnya punya gebetan namun berujung php. Sudah berbulan-bulan dia pdkt terhadap gebetannya namun ditikung oleh teman kampusnya. Sakit tapi tak berdarah.

The King Of Ice [COMPLETED]Where stories live. Discover now