Bab 6 - Teman Dekatnya

7.6K 384 0
                                    

Dengan langkah malas, Amira melewati gerbang rumahnya dan masuk ke dalam rumah. Menaiki tangga dengan wajah lesu dan masuk ke kamarnya. Ia merebahkan tubuh nya sembari membuka bungkusan plastik yang menghiasi sisi tubuh novel fiksi remaja yang baru saja dia beli.

"

Menaklukkan Raja Es. Lucu banget deh judulnya." ucap Amira sambil tertawa kecil. Lucu menurutnya karena buku itu seperti mewakilkan isi hatinya.

Ia memandangi buku itu. Buku nya tidak terlalu tebal. Amira membuka isi buku itu lalu membacanya. Setelah cukup lama membacanya Amira langsung bisa mengambil kesimpulan dari buku itu.

1.Ketahui dulu kebiasaannya
2.Ketahui hobinya
3.Dekati teman dekatnya
4.Hindari mendekati lewat sosial media
5.Jangan terlalu aktif
6.Awalnya bersikap ramahlah setelah itu cueki dia .
7.Berikan perhatian penuh mu

"Ga terlalu sulit sih, tapi deketin temennya mungkin sulit. Eh tapi temennya yang bule itu kayaknya asik deh ga kayak dia."

Amira menutup matanya dengan buku itu. Ia terlelap karena memikirkan hal ini.

❄❄❄

Hari ini Amira datang cepat karena Papanya ada meeting. Amira mendengus kesal. Karena pasti ia akan sendirian di kelasnya yang ada di lantai tiga. Bagaimana kalau dia kesurupan? Mengerikan bukan. Tapi daripada ia pergi bersama Mamanya dan supir, ia akan terlambat. Ini semua dilakukan karena terpaksa.

Tak lama Amira sampai di sekolah nya. Ketika akan menaiki anak tangga, ia berpapasan dengan Fahri dan Ray. Mereka sama-sama ingin menaiki anak tangga. Amira merasa ini momen yang paling awkward. Tidak ada suara manusia terdengar dari mereka berdua l. Yang hanya ada suara jejak kaki. Amira benci suasana ini. Lalu ia membuka pembicaraan.

"Pagi kak Fahri." sapa Amira dengan senyum pagi manisnya.

Fahri tersenyum dan membalas sapaan Amira. "Pagi juga."

Ray merasa seperti nyamuk lalu mempercepat langkahnya. Setelah sampai dilantai dua, Fahri pamit untuk duluan. Amira menyamakan langkahnya dengan Ray.

"Ray tunggu!" pekik Amira.

Ray menoleh lalu berhenti melihat Amira yang jalan dengan cepat menaiki anak tangga.

"Lo jalan cepet banget sih. Tunggu dong."

Menunggu? Untuk apa Ray menunggu gadis ini.

Akhirnya langkah mereka pun sama. Amira masuk lebih dulu ke kelasnya. Membiarkan Ray berlalu menuju kelasnya sendiri.

Apaan sih gue tadi!

❄❄❄


"Manis juga."

Pernyataan itu keluar dari bibir seorang gadis yang kini sedang berada di kelas orang. Siapa lagi kalau bukan Amira yang mengunjungi kelas Ray.

Pria tampaknya melamun sendirian dikelas hingga ada seseorang yang berdiri tepat didepannya.

"Ray? Kenapa ngelamun? Nanti kesambet loh." kata Amira sambil tertawa kecil.

Ray tersadar dari lamunannya. Langsung mendapati Amira yang sudah berdiri di hadapannya.

"Ngapain lo kesini?" tanya Ray sinis.

"Kelas aku kosong. Aku takut sendiri dikelas. Makanya aku ke kelas kamu." jawab Amira. Serius, itu bukan alibi. Amira memang takut akan kesendirian dan kesepian. Dia mengidap autophobia. Fobia yang nengharuskannya memiliki teman untuk bersamanya. Tidak perduli dia kenal atau tidak. Asal ada orang di sekitarnya.

The King Of Ice [COMPLETED]Where stories live. Discover now