Bab 11 - A Day With Ray

6.9K 393 16
                                    

Jakarta bukanlah sebuah kota yang sempurna jika tidak dibarengi dengan macet. Hanya ada beberapa waktu yang menjadikan Jakarta lenggang. Yaitu saat lebaran.

Amira melemparkan pandangannya keluar jendela. Ia membuka sedikit kaca mobil yang tertutup rapat. Sedari tadi matanya hanya tertuju keluar jendela karena ia tak berani menatap Ray. Mengetahui bahwa ia sedang satu mobil dengan Ray saja membuatnya hampir gila karena tak percaya.

Drrttt...

Ia merasakan ponsel yang ada disaku jeans nya bergetar. Ia mengambil ponselnya tapi pada saat ia mengambil ponsel nya terjatuh dan berada dibawah kaki Ray. Bagaimana bisa jatuh di saat seperti ini. Ia merutuki dirinya yang tidak hati-hati. Hanya mengambil sebuah telepon genggam saja dia gugup. Pandangan nya kini beralih ke Ray, pria itu sedang mengambil ponselnya dan memberikan ponsel itu setelahnya. Tanpa ada sepatah katapun Amira langsung mengambilnya. Begitu juga dengan Ray, ia langsung kembali menyetir.

Amira melihat notif yang masuk dan ternyata itu hanya sebuah notifikasi dari wattpad. Huh dasar notifikasi ini, hampir saja Amira pingsan. Berlebihan, ia memang Amira sangat berlebihan. Padahal ia hanya satu mobil dengan Ray, tapi jantungnya tidak kunjung berdebar normal. Ia menggigit bibirnya memikirkan kemungkinan bagaimana jika Ray menyatakan cintanya. Mungkin saja ia akan lebih gugup dari ini.

Ray memarkirkan mobilnya di basement mall ini. Ia dan Amira pun turun dan langsung masuk kedalam mall tersebut.

Mereka menaiki eskalator menuju ke lantai paling atas, tempat dimana toko buku berada. Ray dan Amira masuk ke toko buku itu dan melihat-lihat buku. Mereka memiliki kesamaan, sama-sama suka baca novel. Namun Amira tidak begitu menggemari kegiatan membaca seperti Ray si kutu buku. Amira lebih suka pergi karaoke atau menonton film.

Setelah Ray menemukan buku yang ia cari mereka ke kasir dan membayar buku itu. Ray membeli tiga buku yang sekarang berada di tas nya.

Ray membawa tas ransel yang berukuran sedang yang sengaja ia bawa agar ia tidak repot menenteng plastik. Mereka sekarang sedang berjalan namun tak tau arah tujuannya mau kemana.

"Mau kemana?" Amira menolehkan kepalanya ke kiri sambil sedikit mendongak melihat Ray yang sedang menanyakannya.

"Terserah kamu mau kemana," Ray memutarkan bola matanya. Ia sangat benci kata terserah yang diucapkan wanita.

"Tadi kan lo udah temenin gue ke toko buku. Sekarang gue yang mau nemenin lo. Mau shopping atau kemana?" Senyum Amira mengembang sempurna. Ia senang karena Ray akan menemani nya melakukan aktivitas yang ia ingin lakukan sekarang.

"Kita karaoke!" Ray membulatkan matanya mendengar penuturan Amira. Ia yang melihat Amira mengucapkan kata karaoke dengan penuh semangat tidak tega menolak mematahkan semangat gadis itu. Ray menganggukkan kepalanya. Lalu mereka menuju karaoke yang ada di mall ini.

Saat sampai Amira langsung memimpin, ia memesan sebuah small room karena mereka hanya berdua. Setelah menyebutkan waktu yang akan digunakan, pegawai karaoke itu segera mengantarkan Amira dan Ray ke ruangan mereka.

Setelah masuk keruangan, Ray langsung duduk dan mengambil bukunya dari tas. Amira langsung menyetel lagu nya dan mengambil mic yang ada disitu. Amira mulai menyetel lagu Raisa yang berjudul Jatuh Hati.

Ada ruang hatiku
Yang kau temukan
Sempat aku lupakan kini kau sentuh
Aku bukan jatuh cinta namun aku jatuh hati...

Ray melihat sumber suara orang yang menyanyi itu yaitu Amira. Suara Amira cukup bagus untuk didengar. Ray melanjutkan membaca bukunya sambil sesekali melihat Amira yang duduk sambil menatap layar didepannya. Kalau begini ia tidak bisa fokus jadinya.

Kuterpikat pada tuturmu
Aku tersihir jiwamu
Terkagum pada pandangmu
Caramu melihat dunia
Kuharap kau tahu bahwa ku
Terinspirasi hatimu
Ku tak harus memiliki mu tapi bolehkah ku selalu didekatmu

Amira menekankan penggalan lirik terakhir lalu melihat kearah Ray yang sekarang melihatnya karena mungkin merasa bahwa Amira menyebut dirinya. Memang itu tujuan Amira menyetel lagu ini supaya Ray lebih peka.

Ray tersenyum melihat Amira. Tanpa alasan, ia hanya ingin mengeluarkan senyumnya untuk gadis itu.

Amira yang melihat Ray yang berjarak tidak jauh darinya sedang tersenyum kearahnya langsung tersipu malu. Baru kali ini dilihatnya Ray tersenyum dan senyum itu untuknya.

Amira dan Ray masih saling tatap hingga akhirnya ada suara 'Yeeey' yang menandakan bahwa lagunya sudah habis. Amira tersadar dan dalam keadaan tersipu ia langsung membalikkan badannya dan menyetel lagu lain.

Sudah banyak lagu yang diputar, dan Amira terus-terusan jadi orang yang bernyanyi. Waktu mereka tersisa lima menit lagi. Amira menawarkan Ray bernyanyi. Namun langsung ditolak, Ray lebih memilih membaca bukunya. Dalam keadaan berisik pun ia juga lebih memilih membaca bukunya.

"Satu lagu aja atau kita duet." Ray menatap tajam Amira yang menawarkan nya berduet. Amira menunduk karena takut dengan tatapan dingin Ray. Tiba-tiba Ray mengambil mic nya dan menyetel lagu Afgan feat Raisa yang berjudul Percayalah.

Amira yang menunduk langsung kembali mendongak setelah mendengar alunan musik yang ia kenal. Lagu Afgan yang featuring dengan Raisa ini merupakan salah satu lagu favoritnya. Bagaimana mungkin Ray memutar lagu romantis ini. Tanpa berfikir panjang Amira langsung mengambil mic.

Aku yang tak akan melepaskan kamu yang menggenggam hatiku..

Amira tertegun mendengar suara Ray. Suara Ray berbeda dari dugaannya. Ia fikir cowo dingin seperti Ray mempunyai suara yang false sat menyanyi tapi dugaan Amira salah. Suara Ray tidak jauh berbeda dengan Afgan. Saat lirik yang dinyanyikan Ray selesai Amira nenyambungnya dan dengan cepat mereka sudah sampai ke reff.

Selamanya kita akan bersama
Melewati segalanya yang dapat pisahkan kita berdua
Selamanya kita akan bersama
Takkan ada keraguan kini dan nanti
Percayalah...

Amira yang sedari tadi menatap Ray berharap agar Ray menatapnya bukan menatap layar. Tapi tidak lama kemudian Ray menatap Amira. Tatapan mat Ray terkunci kepada Amira. Lama cukup lama.

"Perhatian waktu anda tinggal 3 menit lagi."

Suara itu memecahkan suasana diruangan itu. Mereka berdua langsung tersadar dan sama-sama salah tingkah.

Ray mengambil tas nya. Ia keluar diikuti oleh Amira dibelakangnya.

Mereka berjalan menuju basement. Saat di basement Amira langsung naik dan duduk sambil menyenderkan kepalanya. Sesaat kemudian ia terlelap dimobil Ray.

Ray menatap wanita itu. Ia sangat cantik ketika tertidur seperti ini.

Ray mengelus pelan rambut Amira. "I love you." gumamnya pelan sebelum melanjutkan menyetir mobilnya.

•••

The King Of Ice [COMPLETED]Onde histórias criam vida. Descubra agora