Bab 7 - A day with Fahri

7.8K 367 10
                                    

Suasana di parkiran cukup ramai karena banyak siswa yang mulai mengeluarkan motor dan mobilnya. Fahri berjalan menuju mobil hitamnya diikuti oleh Amira yang berjalan beberapa jarak di belakangnya.

Ia membukakan pintu untuk Amira lalu menuju ke tempat duduk stirnya. Sebelum ia menginjak pedal gas, pria itu menatap Amira sesaat. Menghela nafas, ia akhirnya mengucapkan apa yang sedari tadi sudah ada di tenggorokannya.


"Kita jalan dulu mau?" tanya Fahri.

Amira terdiam sejenak setelah mendengarkan ajakan Fahri. Ia menatap pria itu lekat untuk memastikan ia baik-baik saja.

"Hei? Kalau gak mau, gak masalah kok. Gue gak maksa." ujar Fahri. Air wajahnya sudah berubah. Dari cerah menjadi sedikit muram.

Amira tampak sedang berfikir. Namun setelah melihat perubahan raut dari Fahri, tampaknya ia tidk perlu berfikir. "Amira mau kok kak. Kita mau kemana?" tanya Amira.

Raut itu kembali berubah lagi. Secepat itu hanya dengan menunggu jawaban Amira. "Udah ikut aja lo pasti suka. Gue gak bakal culik lo kok."

Amira hanya mengangguk dan menerima ajakan Fahri. Tak lupa ia mengirimkan pesan pada orang tuanya juga pada supirnya.

❄❄❄


Fahri mengemudikan mobilnya dengan kecepatan normal. Tak jarang sesekali ia melirik Amira yang melihat ke luar jendela.

"Awas kesambet, Mir. Mending liatin gue aja." goda Fahri.

Amira menoleh dan mendapati Fahri yang mulai merasa bodoh karena kata-kata yang baru diucapkannya.

"Maksudnya. Lo udah makan?" tanya Fahri sambil mengalihkan pembicaraan.

Amira tertawa kecil melihat sikap Fahri yang salah tingkah didepannya. "Hahaha. Kakak gak usah salah tingkah gitu. Aku belum makan."

Fahri membulatkan mulutnya dengan sikap seolah-olah cool dan tidak terjadi apa-apa. Ia memberhentikan mobil nya di sebuah cafe. Amira dan Fahri pun turun dan masuk ke rumah makan padang.

"Suka nasi padang gak?"

"Suka banget! Apalagi yang pakai rendang."

Fahri terkekeh gemas. "Mau makan disini atau dibungkus? Dibungkus aja ya. Kita makan disana nanti." tawar Fahri.

"Terserah sih. Lagian kita mau kemana?" tanya Amira.

"Nanti lo tau."

Fahri pun memesan makanan dan menunggu. Tak lama kemudian pesanan mereka siap dan mereka melanjutkan perjalanan mereka. Mobil Fahri terparkir dengan rapi. Amira dan Fahri keluar dari mobil.
Fahri langsung mengambil makanan dan menarik tangan Amira. Sejenak Amira terdiam melihat Fahri memegang tangannya. Lalu akhirnya Fahri sadar dan melepas genggamannya.

"Maaf maksud gue bukan gitu, yaudah ayo." ajak Fahri.

Amira berjalan dibelakang Fahri . Andai saja Fahri ini Ray pasti ia akan sangat senang. Namun sangat mustahil jika Ray bersifat seperti Fahri yang hangat.

"Nah kita udah sampe, sini duduk." kata Fahri sambil duduk dirumput yang ada didekat kolam dan dikelilingi bunga-bunga.

Amira membulatkan matanya. Ia takjub dengan tempat ini. Disini masih sangat asri. Banyak bunga-bunga dan ada kolam dengan ikan-ikan kecil didalamnya.

"Miraa, lo--"

Ucapan Fahri terpotong oleh perkataan Amira. "Iya kak aku suka sama tempat ini. Masih asri banget. Ini dimana? Kali aja aku bisa ajak Mama sama Papa kesini juga." tanya Amira.

The King Of Ice [COMPLETED]Where stories live. Discover now