Bab 4 - Dia

8.4K 419 13
                                    

"Mau bareng?" tanya pria itu


Mata Amira membulat dan hampir tak percaya. Yang mengajaknya untuk menumpang dengannya adalah Fahri si ketua osis. Ia masih dengan ekspresi tak percaya dan membeku diam ditempatnya. Bagaimana mungkin pria idaman para siswi ini memberikan tumpangan untuknya.

Tinn!!

Fahri membunyikan klaksonnya. Membuat Amira yang diam sedari tadi terkejut.

"Kok lu bengong? Mau ga? Gue mau cepet nih." tanya Fahri.

Apakah ia harus menerimanya? Disat hari pertama masuk begini dia sudah satu mobil dengan ketua osia tampan yakni idola siswi-siswi di sekolah nya. Bagaimana kalau ada yang melihat. Bisa-bisa ia menjadi bahan gosip dan menjadi makanan para singa-singa buas alias fans nya Fahri.

"Ga deh kak. Aku naik taksi aja." jawab Amira sambil tersenyum.

Tiba-tiba saja rintik-rintik air turun dari langit yang berwarna kelabu.

Kenapa harus sekarang? Baiklah hujan-hujanan menurut Amira tidak terlalu buruk karena dia suka hujan. Tapi, bagaimana dengan pakaiannya. Dia mungkin bisa berteduh di jalan besar sana sembari menunggu taksi. Tapi hujan yang tadinya rintik- rintik telah menjadi guyuran deras.

"Ayo masuk. Gue ga akan biarin cewe kehujanan dan sendirian." kata Fahri.

Fahri melepas seatbelt nya dan membukakan pintu untuk Amira. Mau tak mau Amira masuk kedalam mobil Fahri dengan kondisi agak basah. Fahri kembali memasang seatbelt nya dan mengemudikan mobil.

Fahri mengemudi tanpa menanyakan alamat Amira. Tapi tampaknya Fahri mengemudi kearah jalan Rumah Amira. Amira kebingungan. Suasana diantara mereka hening. Yang terdengar hanya percikan suara air hujan. Fahri tetap memfokuskan pandangannya kedepan tanpa melirik Amira sedikitpun. Amira yang merasa canggung memecah keheningan.

"Ngomong-ngomong, kakak kok tau jalan kerumah aku?" tanya Amira.

Fahri terdiam sejenak lalu menoleh kearah Amira. Ia menatap wajah Amira dengan seksama. Alis yang tebal, tubuhnya yang mungil,hidung yang mancung, pipinya yang menggemaskan, matanya yang bulat, dan bibirnya yang seksi. Amira cukup sempurna soal kecantikan. Tapi rambut dan baju Amira cukup basah  Setelah menoleh kearah Amira, Fahri kembali menatap ke jalanan didepannya. Tangannya terlihat mengambil sesuatu di dashboard nya. Rupanya ia mengambil handuk kecil.

"Lap rambut lo. Basah gitu. Gue taulah kan pas perkenalan lo ngasih tau alamat lo." tutur Fahri sambil memberikan handuk kecil kepada Amira.

Amira merasa sedang sangat diperhatikan oleh pria tampan ini. Ia berarti mendengarkan Amira saat perkenalan tadi dan terlebih-lebih ia memberikan handuk kepada Amira. Kenapa Amira malah berfikir seperti itu. Ayolah, ia hanya sekedar kasihan melihat Amira tak lebih.

Tak jarang sesekali Fahri melirik Amira secara diam-diam. Gadis itu tampak sibuk dengan ponselnya. Tak lama kemudian mobil Fahri berhenti didepan rumah Amira.

"Kak makasih ya. Aku turun dulu. Kakak gak mau mampir sebentar?" tanya Amira.

Fahri menggelengkan kepalanya. Lalu Amira turun dan masuk kedalam rumah. Setelah memastikan Amira sudah masuk kedalam rumah. Fahri pun langsung pulang.

❄❄❄

Amira masuk kedalam rumah dan langsung beranjak kekamar dan mengganti baju sekolahnya yang lumayan basah dengan baju rumahan dan celana pendek santai. Ia mengambil ponselnya lalu membuka instagramnya. Ia mencari di pencarian instagramnya.

The King Of Ice [COMPLETED]Where stories live. Discover now