10 Part 2

3K 148 5
                                    

"Pagi kak Clarissa" sapa Viandri pada sekretaris Andre yang merangkap istri dari pemilik perusahaan ini

Oh iya FYI, perusahaan yang sedang ditapaki oleh Viandri ini adalah perusahaan hasil jerih payah Andrean Viady Tjandra dan Davian Sanjaya Ratmadiatmaja. Mereka berdua bersama-sama merintis perusahaan ini sejak mereka masih di bangku semester tiga jurusan bisnis dan manajemen

"Jadi, kak Clarissa dan kak Andre akan ikut?"

"Iya kami ikut. Tapi, kami akan berangkat nanti sore mungkin"

"Senangnya ada kak Clarissa yang menemani"

Clarissa tersenyum simpul, membuat Viandri bingung

"Kenapa kakak tersenyum?"

"Aku pikir kamu akan marah karna liburanmu kami ganggu. Ternyata kamu malah senang"

"Sepertinya yang marah bukan aku tapi Davian"

"Benar juga"

Viandri berjalan ke ruangan Davian dan melihat Andre keluar dari ruangan itu dengan wajah kusut. Viandri dan Clarisaa tertawa

"Aku ke ruangan Davian dulu ya kak, mau menenangkan dia dulu" pamit Viandri

Clarissa mengangguk "aku juga Vi"

Viandri ikut mengangguk sambil tersenyum pada Clarissa

....

"Ma boy?" Panggil Viandri dan tidak ada jawaban

Davian duduk di kursi kerjanya dengan wajah kesal dan tangan terkepal kuat. Viandri menghampiri Davian dan memegang tangan Davian yang terkepal. Jemari lentik Viandri mengusap tangan kiri Davian dengan lembut membuat pemilik tangan tersentak

"Ada apa?" Tanya Viandri lembut

Davian menggeleng

Tangan Viandri berpindah ke pipi Davian, mengajak wajah itu menatapnya

"Ada apa? Kenapa kamu tidak mau cerita padaku?"

Davian masih diam

"Jangan pasang wajah seperti ini! Aku tidak suka" ujar Viandri lembut. Jemari tangannya mengusap kedua pipi dan rahang tegas Davian

Davian masih diam. Viandri menghela nafas. Dia menarik kepala Davian ke dalam pelukannya dan mengusap rambut hitam milik Davian dengan lembut. Viandri dapat merasakan helaan nafas Davian di perutnya. Perlahan nafas Davian kembali normal tidak seperti tadi

"Sudah marahnya?" Tanya Viandri lembut sambil memberi jarak antara dia dengan Davian

"Hn"

"Mau minum? Akan aku ambilkan jika kamu mau"

Viandri berbalik hendak pergi ke pantry

"Tidak usah" ujar Davian. Tangannya kini menggenggam pergelangan tangan Viandri

"Kamu disini saja" Davian menarik Viandri hingga sang gadis terduduk di pangkuan Davian

"Kamu kenapa?"

"Tidak apa-apa"

"Yakin?"

"Hn"

"Atau kamu lelah? Kalau kamu lelah kita tidak usah berangkat ke Bogor saja"

Davian menggeleng

"Kita tetap berangkat!" tukas Davian

"Baiklah kalau begitu"

Davian memeluk Viandri dan tidak membiarkan gadis itu pergi kemanapun. Viandri masih duduk di pangkuan kekasihnya itu. Kini Davian sedang menyandarkan kepalanya di bahu Viandri

Karena Itu KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang