1 Part 2

5.9K 276 0
                                    

Viandri merapikan seragam sekolahnya. Ia melangkah dengan senyum sumringah melekat di bibir manisnya. Senyum manisnya terus melekat disana sampai dia berada di tangga sekolahnya

"Kok sepi ya? Biasanya jam segini anak-anak masih pada nangkring diluar" ujarnya pada dirinya sendiri

Viandri berjalan dengan santai dan terhenti tiba-tiba

"Holy crap... Gue lupa kalo hari ini yang ngawas pak Bagas!" Viandri menepuk dahinya

Viandri buru-buru membalikan badannya dan berlari ke UKS. Dia membuka pintu UKS dengan barbar dan menutupnya segera

"Siapa?" Ucap petugas jaga yang kebetulan siswi kelas 11

"Dek, gue titip tas gue ya. Sekalian tolong bikinin gue surat ijin sakit" suruh Viandri

"Tapi kak..."

"Please, kelas gue yang jaga pak Bagas. Bisa mampus gue kalo telat. Lagian tuh guru juga sih, orang masuk jam setengah tujuh kok jam enam seperapat udah masuk. Intinya tolong buatin ya..." Pinta Viandri

Viandri memang bukan anak yang pandai, kemampuan otaknya hanya standar, tergantung pada kondisi dirinya saat belajar. Viandri juga bukan murid teladan, ada kalanya dia membuat beberapa kenakalan

Viandri berdiri di depan kelasnya. Berbekal surat ijin dari UKS yang dia bawa dan pensil, pulpen serta penghapus di saku baju dan kaus kaki, Viandri memberanikan diri mengetuk pintu kelasnya

"Permisi pak" ujar Viandri

"Udah jam berapa ini? Kamu baru dateng jam segini. Gak sekalian datengnya nanti pas jam sebelas!" Sindir pak Bagas

"Maaf pak" ucap Viandri singkat sambil memberikan kertas di tangannya ke meja pak Bagas

Pak Bagas melirik sekilas kertas itu dan menyuruh Viandri duduk. Tak ada curiga sedikitpun. Dalam hati Viandri bersorak gembira, meski ia penasaran apa yang di tulis si adik kelas kira-kira sampai pak Bagas diam saja

Viandri mengerjakan ujiannya dengan tenang. Jam istirahat tiba anak-anak disuruh mengumpulkan lembar jawaban. Sesaat sebelum Viandri benar-benar keluar dari kelas, Pak Bagas memanggilnya

"Iya pak. ada apa?"

"Kamu makan apa kemarin malam?" Alis Viandri saling bertautan, bingung

"Emm... Saya lupa pak" jawab Viandri sekenanya

"Ya sudah, sana duduk. Sudah tau sedang ujian bukannya makan yang benar"

Pak Bagas meninggalkan Viandri yang masih bingung dengan perkataan pak Bagas. Viandri berjalan ke UKS untuk mengambil tas yang ia titipkan disana

"Dek, makasih banget loh, surat ijin lo mempan banget tuh"

"Iya kak, sama-sama"

"Emang lo tulis gue sakit apa?"

"Itu kak sakit diare"

"Hah?" Viandri langsung menganga, lalu manggut-manggut setelahnya

"Oke deh kalo gitu. Oh iya nama lo siapa?"

"Diany kak, anak kelas 11 ips"

"Oh, ok. Thanks ya Diany. Gue ke kelas dulu. Bye bye"

Viandri membawa tas nya ke kelasnya dan membaca buku untuk ujian berikutnya. Sebenarnya, Viandri bisa saja tidak libur, mengingat dia pulang seperti biasa bahkan lebih cepat. Namun, karna Viandri harus mendapat nilai yang lumayan agar waktu UAS nanti nilainya juga bagus maka, sekarang dia harus belajar sungguh-sungguh

Bel pulang sudah berbunyi Viandri segera keluar dari kelasnya dan berjalan menuju halte bus terdekat. Di tangannya kini sudah ada buku geografi untuk dia baca selama perjalanan pulang di angkot nanti. Sambil menunggu angkot Viandri membuka ponselnya dan melihat notifikasi panggilan tak terjawab yang sangat banyak di ponselnya

Drrt....drrrt....

"Halo" Viandri segera mengangkat telpon itu

"Iya saya kesana sekarang bu" Viandri langsung memanggil ojek pangkalan di dekat halte bus

"jalan outer ring road ya pak, ngebut cepet!" Suruh Viandri pada tukang ojek

Sesampainya di tempat tujuannya Viandri memberikan uang 20ribuan pada si tukang ojek

"Kembalinya simpen aja pak. Makasih" Viandri langsung berlari memasuki gedung tersebut

"Maaf bu, ibu sudah nunggu?" Tanya Viandri sambil mengatur nafasnya

"Iya saya nungguin kamu. Saya mau pergi ini. Kamu malah belum datang, jangan bohong kamu sama saya. Saya tau anak sekolahmu pulang cepat" omel ibu sekretaris yang secara otomatis atasan Viandri

"Iya bu, maaf. Ini ibu mau cari apa?" Viandri mengalah, tak ingin memperpanjang masalah

"Cariin saya surat dari pak Danu untuk pak Davian"

"Yang kemarin di kirim itu bu?"

"Iya yang itu. Cepet cari!"

Viandri mencari surat itu di laci serta lemari. Seingatnya ia menaruh surat itu di atas meja tapi, surat itu sudah hilang entah kemana. Davian yang baru saja kembali dari ruangan Andre melongo melihat sesosok gadis masih dengan seragam SMA dengan rambut di kuncir asal kini tengah berada di kantornya, bahkan, tas sekolahnya saja masih tersampir di bahunya

"Vi..." Gumam Davian

"Viandri, ngapain kamu disini?bukannya kemarin kamu cuti?" Tanya Davian heran

"Itu ka-eh pak, saya sedang cari surat dari pak Danu. Kemarin seingat saya saya taruh di meja pak" Viandri menjawab tanpa melihat ke arah Davian. Viandri sudah hafal dengan suara Davian

"Diana mana?"

"Ibu Diana lagi di ruangannya pak" jawabnya singkat "ish... Dimana sih tuh surat" gerutunya

Davian meninggalkan Viandri di ruangan itu dan beralih menuju ke ruangan Diana sekretaris utamanya. Bersyukurlah Davian, karna dia tak perlu waktu lama untuk mencari tau apa yang di kerjakan sekretarisnya itu

Diana kini ada di ruangannya sambil, memoles wajahnya dengan bedak dan duduk santai dengan manis, sementara Viandri sedang sibuk mencari surat. Dahi Davian berkedut kesal

BRAKK

Pintu ruangan Diana terbuka dengan kerasnya bahkan, suaranya terdengar hingga ke ruangan Andre

"Astaga!" Lonjak Viandri saking kagetnya mendengar suara pintu

Andre berlari ke sumber suara berasal dan ia berpapasan dengan Viandri. Andre kesal pada Davian, bagaimana bisa sepupunya itu begitu keras kepala setelah kemarin ia menasihati sepupunya itu

"Kamu duduk manis disini sambil dandan, mana surat yang saya minta?!" Bentak Davian

"A-anu pak, i-itu..."

"Apa?! Kamu pikir saya gaji kamu buat dandan di kantor saya?! Ini kantor bukan salon!"

"...." Diana menunduk ketakutan

Viandri, Andre dan sekertaris Andre berdiri menjadi penonton dari kemurkaan Davian

"Saya suruh kamu cari surat itu! Bukannya cari, kamu malah nyuruh Viandri dari sekolahnya kesini buat cari surat itu! Kamu sama Viandri kerja disini duluan siapa?! Masa buat cari surat aja kamu harus suruh Viandri yang bahkan belum lulus SMA!"

"Ta-tapi pak, kemarin surat itu yang terima Viandri pak. Karna itu saya tanya sama Viandri" Diana melakukan pembelaan

"Nanya sama nyuruh tuh beda!! Kalo cuma tanya kenapa Viandri kamu suruh kesini! Saya kan udah bilang Viandri cuti seminggu!"
"Tapi, pak. Adik saya yang sekolah di tempat Viandri, bilang kalau anak kelas 12 itu pulang cepat pak"

"Terus apa hubungannya sama kamu?! Yang punya kantor siapa?"

"Bapak"

"Yang ngegaji kalian siapa?"

"Bapak"

"Kalo gitu kenapa kamu yang repot! Kamu cari surat itu sekarang! Gak ada pergi keluar kantor hari ini!"

Davian membalikkan badannya dan menarik Viandri bersama ke ruangannya. Andre mengikuti sepupunya itu, takut sepupunya akan ngamuk pada Viandri

Karena Itu KamuWhere stories live. Discover now