6 Part 3

3.1K 167 0
                                    

Lagi lagu jet lag terlantun indah dari kamar Viandri...

Davian sedang melangkah menuju kamar rawat Viandri saat lantunan lagu kesukaannya terdengar dari arah kamar kekasihnya itu. Davian melangkah dengan perlahan sampai di depan kamar rawat sang kekasih

Davian terpesona. Dia tak pernah tahu jika Viandri memiliki suara seindah itu, belum lagi petikan gitar yang dimainkan oleh jemari lentik Viandri

"E-hem..." Davian berdehem

Seluruh orang disana melihat ke arah Davian. Viandri buru-buru memberikan gitar di tangannya ke sang pemilik. Nisa dan Octa serta beberapa suster menatap ke arah Davian dengan tatapan memuja

"Hey Vi" ujar Davian. Dia mengecup lembut dahi Viandri yang masih terlilit perban

"Hey kak" ujar Viandri sambil menahan ketakutannya

Viandri takut Davian marah jika dia tidak beristirahat. Viandri melirik Davian dengan takut-takut. Sementara para suster dan kedua teman Viandri pamit melarikan diri dari sana

Davian melepas jas dan dasinya. Dia duduk di sofa sambil membuka ponselnya, mengecheck e-mail yang masuk ke ponselnya. Davian tahu jika saat ini sang kekasih tengah mencuri pandang ke arahnya

"K-kak..."panggil Viandri

Davian tidak menjawab. Dia hanya melirik Viandri sekilas

"Ta-tadi..." Viandri menghirup nafas banyak-banyak dan menghembuskannya perlahan

"Ta-tadi, kakak kemana?"

Davian masih diam, dia membalas e-mail terakhir di ponselnya dan memasukan ponsel itu ke kantungnya

Viandri dapat merasakan Davian mendekat, meski kini Viandri tengah menundukkan kepalanya. Namun, perasaannya mengatakan Davian tengah mendekat ke arahnya

Sebuah tangan besar dan hangat terulur dan mengusap pelan pipi Viandri

"Maaf, tadi ada meeting mendadak, makanya kamu aku tinggal"

Viandri mengangguk

"Kamu pasti bosen banget ya pas tadi aku gak ada"

Viandri menggeleng

"Nggak pa-pa. Aku cuma bosen sedikit aja gak banyak"

Davian memeluk Viandri, tangannya membelai rambut sang kekasih dengan lembut. Viandri merasa nyaman saat Davian memperlakukannya seperti ini

"Kak"

"Hn"

"Maaf"

"Untuk?"

"Karna aku sudah sembarangan main gitar"

Davian tersenyum. Dia tahu jika Viandri takut dirinya marah. Davian mengecup puncak kepala Viandri sekilas lalu, dia menangkup pipi Viandri dengan kedua tangannya dan memaksa Viandri menatapnya. Mata coklat Viandri beradu dengan mata hitam kelam Davian

"Aku gak marah Vi. Aku cuma kaget. Tadi pagi mommy datang lalu, saat kamu aku tinggal selama dua jam kamar ini sudah penuh dengan suster, aku kaget sayang"

"Oh.. Gitu..."

"Eh? Kakak panggil aku apa tadi?" Ujar Viandri terkejut dia merasa kupingnya salah mendengar ucapan Davian

"Sayang" ulang Davian

Blush

Warna merah langsung hadir di kedua pipi Viandri membuat Davian tersenyum kecil. Davian menyatukan keningnya dengan kening Viandri

"Mulai sekarang aku akan panggil kamu sayang. Kamu gak keberatan kan?"

Viandri menggeleng

"Tidak kak, aku tidak keberatan"

Davian tersenyum lembut, dia mengecup kedua pipi Viandri dan memeluk Viandri kembali

"Aku senang kamu mau memaafkan aku dan mommy"

"Aku tidak pernah marah kak, aku hanya menatap dari sudut pandang tante Sofia saat itu"

Davian mengangguk dan melepaskan pelukannya. Viandri tersenyum menatap Davian dan Davian juga tersenyum lembut padanya

"Oh iya kak, kakak sudah tanya dokter apa belum?"

"Tanya apa sayang?"

"Kapan aku boleh pulang?"

"Astaga sayang, kamu baru sadar kemarin. Kemarin" ujar Davian dengan penekanan pada kata Kemarin

"Apanya yang kemarin. Udah hampir tiga minggu aku disini kak, lama-lama aku bisa lumutan disini"

Viandri ngambek dan memajukan bibirnya kesal

"Sayang" panggil Davian

Viandri diam saja. Dia menatap ke arah jendela. Davian hanya bisa menghela nafas pasrah

"Oke-oke. Nanti aku tanya dokter kapan kamu boleh pulang"

Seketika itu juga Viandri menatap Davian dengan mata berbinar

"Terima kasih, kak. Aku sayang banget sama kakak" pekik Viandri girang bahkan kini dia sudah memeluk Davian

Davian yang awalnya terkejut menerima pelukan dadakan dari Viandri, ikut tersenyum juga. Diusapnya pelan punggung Viandri

"Jadi, selama ini kamu gak sayang sama aku?" Goda Davian

"Eh? Maksud kakak apa?"

"Emm.. Gak. Gak jadi"

Viandri menatap Davian dengan wajah bingung. Davian terkekeh dan melepaskan pelukan mereka. Davian mengacak pelan puncak kepala Viandri

"Aku, ke tempat dokter dulu"

Viandri mengangguk dengan senyum sumringah

"Cepat kembali kakak ganteng" ujar Viandri

Davian hanya menggelengkan kepalanya

Karena Itu KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang