3 Part 3

3.2K 198 0
                                    

"Vi, boleh gue tanya sesuatu?" Davian membuka percakapan saat mereka makan siang si ruangan Davian

Seperti janji Viandri mengantarkan makan siang untuk Davian dan meminta pria itu mengajarinya soal matematika yang memusingkan kepala

"Boleh kok. Mau tanya apa?" Viandri menjawab tanpa menoleh ke arah Davian

"Lo kenapa takut sama gelap?"

"Oh itu" Viandri menaruh pensilnya di atas meja

"Jadi, dulu pas Viandri SD, Viandri tuh nakal banget. Bunda sampe kesel sama aku. Terus pernah satu kali aku berantem sama anak guru di sekolah aku, nah bunda dipanggil deh ke sekolah. Lalu pas pulang bunda kurung aku di gudang selama dua hari. Keadaan gudang itu gelap banget soalnya jendela gudang ketutup sama tumpukan barang-barang"

"Oh gitu"

Viandri melanjutkan mengerjakan PR matematikanya. Sedangkan Davian menatap Viandri dari belakang. Sedikit heran dengan perlakuan tante-bunda Viandri, kepada Violla sang bunda sangat sayang. Tetapi dari cerita Viandri kenapa sang bunda seolah membenci Viandri sekali?

"Vi, itu kepala lo masih sakit gak?" Tanya Davian lagi

"Sedikit"

"Ke dokter aja mau?"

"Gak usah kak, mungkin karna benjolnya belum hilang jadinya masih sakit"

"Emang siapa sih yang lempar bola itu?"

"Biasa anak jahil, dia emang sering cari gara-gara sama aku"

Davian mengangguk membiarkan Viandri melanjutkan PR nya. Sedikit banyak Davian mengajari Viandri cara berhitung paling mudah. Dia berharap Viandri akan lulus dengan nilai yang lumayan

Viandri menatap lembar bukunya yang sudah terisi dengan penuh. Dia tersenyum puas dan juga senang. Dengan segera Viandri menutup buku itu dan memasukkannya ke tas kecil miliknya

"Thanks banget kak, gak nyangka aku pelajaran matematika bisa segampang ini"

"Hn" Davian tersenyum

Viandri membatu ketika melihat Davian tersenyum. Senyuman hangat dan manis yang sangat langka untuk di dapatkan. Tanpa Viandri sadari jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Viandri terdiam, merasakan wajahnya memanas terlebih kedua pipinya

'Gak, gue gak boleh suka sama kak Davian! Dia cuma suka sama kak Violla' Viandri mengingatkan dirinya

"Emm, kak, Viandri pulang dulu. Terimakasih sudah ajari Viandri" Viandri segera bangkit dan berjalan ke arah pintu

"Vi"

"Iya?"

"Biar pak Kodir antar lo, gue gak kemana-mana"

Viandri tersenyum kecil dan mengangguk. Dia berjalan keluar dari ruangan itu

.....

Hari terakhir sekolah, begitu pula hari terakhir Viandri menggunakan seragam SMA. Acara kelulusan dan penerimaan ijazah di sekolah Viandri di selenggarakan oleh pihak sekolah dengan mengadakan pensi dan kegiatan olahraga

Acara corat coret baju pun mulai di lakukan oleh teman-teman Viandri sedang Viandri memilih segera pulang. Dia berjanji pada Davian jika dia akan pergi bersama pria itu untuk merayakan kelulusannya

"Hey, Viandri..." Goda salah satu berandal di sekolahnya

"..."

"Kok diem aja, bisu ya?" Satu orang lagi datang dan mencoel dagu Viandri

Viandri berusaha menghindari mereka tapi remaja itu menghalangi jalan Viandri

"Aduh Viandri ini... Sok baik dan alim, padahal sering di jemput oleh pria yang lebih tua" sindir salah satu dari mereka

Plakk

Tamparan Viandri mendarat dengan mulus di pipi pemuda itu. Meski mereka teman sekelas Viandri, tapi, tingkah mereka di luar kata baik. Mereka di kenal sebagai BadBoy di sekolah itu. Alasan mereka masih ada di sekolah ya, karna uang mereka tentu saja

"Lo berani nampar gue!?" Pemuda itu menarik kerah baju Viandri. Tangan kanannya sudah terangkat tinggi untuk memukul Viandri

Grepp

"Akhhh..." Pemuda itu meringis, tangannya kini di cengkram dengan erat

"Lepasin tangan lo dari dia" tak butuh dua kali perintah, pemuda itu melepaskan Viandri

"Davian.." Bisik Viandri

"Punya masalah kalau dia pulang di jemput oleh saya?"

"Ttt-tidak"

"Dengar baik-baik, saya masih sangat ingat perbuatan anda pada kekasih saya. Anda membuatnya terluka dengan lemparan bola basket anda"

"Maaf, saya tidak sengaja"

"Oh, tidak sengaja ya... Kalau begitu"

Krak

Suara tulang patah diiringi jeritan kesakitan terdengar. Viandri menutup mulutnya dengan tanganya. Viandri tak percaya Davian melakukannya, Davian mematahkan tangan orang itu. Tidak ada tatapan kelembutan disana, Viandri bergidik ngeri

"Maaf saya tidak sengaja mematahkan tangan anda" ujar Davian dingin

Davian menghampiri Viandri, memberikan senyuman termanisnya. Dia mengusap pelan rambut Viandri

"Ayo pulang" ajak Davian, Viandri mengangguk

"Ah, saya lupa" Davian mengeluarkan dompetnya dan menarik beberapa lembar uang seratus ribu

"Ini untuk biaya pengobatan teman anda. Dan satu lagi, jika dia atau kalian berani menyentuh kekasihku lagi, aku pastikan kalian menyesal" ancam Davian

Davian menggandeng tangan Viandri dan pergi dari sana. Dia memasukan Viandri ke dalam lexus miliknya dan melajukan mobil itu keluar dari parkiran sekolah

"Kak" panggil Viandri ketika lexus itu berhenti di area parkir Dufan

"Hm?" Davian binggung ketika Viandri menyodorkan kertas padanya

"Ijazah aku, dan nilai aku" jelas Viandri

Davian membuka tiap lembar kertas dan membacanya dengan senyum simpul di bibirnya

"Good" Davian menepuk puncak kepala Viandri lembut

Karena Itu KamuWhere stories live. Discover now