r

2.5K 303 0
                                    

selama perjalanan ke kampus, setelah mendengar sehun pikiran lisa beralih dari dara ke sehun. Lisa jadi memikirkan siapa sehun sebenarnya dan mengingat ingat lomba cover dance terakhir yang di ikutinya. Saat itu sepertinya ia masih kelas 3, apa itu saat dia berkenalan dengan jungkook?

Setibanya di kampus, lisa masih memejamkan matanya dan sehun memegang tangan lisa

"Lisa, bangunlah, kita sudah sampai," ucap sehun dan mengelus rambut lisa, lisa berpura kaget

"Kita sudah sampai," ucap sehun dan menarik kedua tangannya sendiri untuk menjauh dari lisa. Lisa melihat ke arah sehun yang kini terlihat kikuk karena ketahuan menyentuh kepala lisa? Lisa bisa saja melaporkannya sebagai tindak pelecehan.

"Oppa, apa kita pernah bertemu sebelumnya?"

"Eh?"

"Hehe, anniyo, aku hanya merasa kita seperti teman lama karena aku cepat akrab denganmu, hehe... ah apa yang akan orang bilang kalau aku terlalu lama disini... aku masuk duluan ya?"

"Ah... mungkin karena aku ramah? Haha, ya masuklah duluan," seru sehun dan lisa langsung keluar mobil itu dan masuk kedalam gedung kampus, mencari jisoo temannya. Jisoo teman lisa, tidak seangkatan, tapi cukup dekat. Karena jisoo sudah punya kelasnya sendiri jadi jisoo pun sudah punya ruangannya sendiri dan lisa langsung menuju keruangan jisoo. Namun jisoo tidak ada diruangannya. Dengan mood kembali rusak, lisa kembali ke mejanya dan memaksakan dirinya untuk mulai bekerja. Hingga tidak terasa sudah waktunya pulang tapi lisa masih enggan bangun dari duduknya dan berhenti dari kesibukannya, mencari dan membaca jurnal jurnal online di internet untuk bahannya membuat materi perkuliahan.

"Kau tidak pulang lisa?" Sapa seorang staff akademik yang berbagi ruangan dengannya

"Ne, aku akan pulang setelah ini selesai," ucap lisa sambil tersenyum. Lisa kembali fokus pada pekerjaannya hingga ia tidak menyadari kalau saat itu sudah malam dan jiyong sudah menelponnya 2 kali. Lisa menelpon jiyong agar jiyong tidak makin marah saat itu

"Ya! Kemana saja? Kenapa tidak mengangkat telponku? Dimana kau sekarang?" ucap jiyong begitu mengangkat telponnya

"Mianhae... aku sibuk, aku masih di kampus,"

"Aku kesana, tunggu ditempatmu dan jangan berkeliaran ditempat sepi, berbahaya,"

"Ne..." jawab lisa dan jiyong langsung memutuskan sambungan telpon mereka. Lisa membereskan barang barangnya dan menunggu jiyong di depan gedung itu

Tin tin

Lisa melihat ke arah suara klakson itu dan menemukan sehun yang keluar dari mobilnya, bukan jiyong.

Kenapa setiap kali aku merasa kesal selalu pria lain yang lebih dulu hadir? Bukan jiyong oppa?

"Kau mau pulang?" tanya sehun dan lisa menghampirinya

"Ne, oppa baru selesai mengajar?"

"Ne, aku dapat kelas malam, jadi baru pulang, mau ku antar?"

"Ah anniyo, aku sudah terlanjur meminta oppaku untuk menjemput dan dia sudah hampir sampai,"

"Ah... sayang sekali, ng... bagaimana kalau besok kau tidak merepotkannya dan pulang bersamaku?"

"Ah tentu saja-"

Shit. Apa yang baru saja kau katakan lisa?! Ah aku sepertinya benar benar mulai sinting sekarang. Ini semua karena dara. Sial. Dia cantik tapi menyebalkan. Ah dia merusak moodku. Rebut saja jiyong oppa kalau kau bisa! Wanita menyebalkan!

"Bagus kalau begitu-"

Tin tin

Sebuah mobil berhenti di belakang mobil sehun dan lisa langsung melihatnya, kali ini sungguhan jiyong

"Ah aku pergi duluan oppa, hati hatilah saat mengemudi," ucap lisa dan langsung berlari masuk kedalam mobil itu.

"Pria itu lagi? Kenapa dia ada disini?" Protes jiyong begitu melihat mobil sehun pergi

"Dia kan juga mengajar disini, ah aku merindukanmu oppa~" ucap lisa dan langsung memeluk jiyong, jiyong membalas pelukannya dan mengelus rambutnya

"Sudah makan?" tanya jiyong setelah melepaskan pelukan lisa

"Belum, aku lapar dan ingin ramyun yang sangat pedas..."

"Ramyun? Sungguh? Tidak mau makan yang lain?"

"Ng... apapun yang sangat pedas..."

"Kau sedang bad mood ya?" jiyong mulai menyetir mobilnya dan lisa hanya diam, tidak menjawab pertanyaan jiyong. Tapi mereka bukan pasangan yang baru berkencan 1 atau 2 hari dan jiyong sudah tau kebiasaan lisa dan makanan pedasnya. Lisa sangat ingin menangis namun tidak dapat mengeluarkan air matanya.

"Apa yang membuatnu bad mood sayang?" Tanya jiyong sambil mengelus pipi lisa

"Kalau aku cerita padamu kau akan marah?"

"Anniyo, ceritakan,"

"Setelah kita makan saja, aku sangat lapar sampai tidak sanggup bercerita, oppa tau? Tadi aku menghadiri sebuah seminar di hotel dan ada banyak profesor disana, kurasa aku bisa cepat dapat kelas setelah ini,"

"Oh ya? Wah kau baru dua hari bekerja dan sudah berkenalan dengan mereka? Itu bagus,"

Lisa menceritakan pengalamannya ikut seminar internasional tadi, tanpa menyinggung dara sama sekali. Hingga mereka tiba di kedai mi dan lisa memesan mi yang sangat pedas. Lisa dan jiyong duduk berhadapan di restoran sepi itu, restoran itu enak namun tidak begitu ramai, cocok untuk para idol yang ingin berkencan diam diam. Lisa mengikat rambutnya begitu minya datang dan menambahkan bubuk cabai di mangkuknya

"Ya! Kau bisa membakar perutmu, cukup," tegur jiyong dan menahan lisa memasukan lebih banyak bubuk cabai kedalam mangkuknya

"Selamat makaan~~" ucap lisa sambil tersenyum dan mulai makan, jiyong melihat iba pada gadisnya itu, menebak nebak apa yang membuat lisa seperti ini. Terakhir kali lisa gila pedas seperti ini karena kematian ibunya, ia makan 2 mangkuk mi pedas sambil menangis di rumahnya dan jiyong hanya bisa menemaninya dan membawa gadis itu kerumah sakit keesokan harinya. Tidak ada yang bisa menahan lisa kali ini.

"Jadi apa yang membuatmu badmood?"

"Tadi aku mendorong dara, hingga ia menabrak dinding westafel, kurasa pinggangnya sedikit memar," ucap lisa sambil memakan racun buatannya sendiri

"Ne? Kenapa kau melakukannya?" tanya jiyong, lisa melirik jiyong dan melihat kalau jiyong kaget, dan panik.

Kenapa dia berlebihan? Menyebalkan

"Dia melukaimu duluan? Tidak kan?" tanya jiyong lagi saat lisa hanya meliriknya dan melanjutkan makannya, sudah menangis

"Makan mie mu, nanti mengembang... dia membuatku marah, jadi aku mendorongnya,"

"Kau tidak akan mendorongnya kalau dia hanya membuatmu marah, apa yang terjadi? Kau terluka?"

"Oppa mengkhawatirkanku? Tidak mengkhawatirkannya?"

"Aku mengenalmu lisa, kau tidak akan melukai orang lain sebelum orang itu melukaimu, apa yang dia lakukan padamu? Beri tau oppa,"

"Dia menginjak tasku,"

"Dia mendorongmu lebih dulu? Tidak mungkin dia menginjak tasmu kalau tasmu tidak jauh, dia mendorongmu hingga tasmu jatuh dan menginjaknya?" tanya jiyong dan lisa mengangguk

"Lalu apa yang membuatmu marah?" jiyong melihat lisa yang mengabaikan pertanyaannya dan terus memakan mienya, wajahnya sudah memerah, lisa sudah mendesah berkali kali karena pedas dan sudah menangis tapi tidak mau berhenti memakan mienya

"Dia menginginkanmu," jawab lisa setelah ia meminum habis kuah mie itu dengan bibir sangat merah, terbakar karena terlalu pedas dan air mata yang terus keluar membasahi pipinya. Dada jiyong sangat sesak melihat lisa seperti itu, karenanya. Ancaman kehilangan jiyong terlalu menyakitkan bagi lisa hingga ia tidak bisa menahannya lagi dan membuat jiyong sadar kalau dara sudah benar benar mengancam hubungannya.

{P} It's OkayWhere stories live. Discover now