j

3K 301 3
                                    

Jiyong tengah mandi saat bel pintu apartementnya ditekan dan 2 orang kurir datang keapartement itu mengantarkan barang barang lisa. Lisa menyuruh mereka menaruh barang barang itu di ruang tengah dan menyuruh mereka pergi setelahnya.

"Siapa?" Tanya jiyong begitu keluar dari kamarnya, hanya dengan celana pendeknya.

"Kau tidak membuat tattoo lagi kan oppa?" tanya lisa sambil memperhatikan tubuh kekasihnya itu

"Eh? Ng... anniyo,"

"Ibumu akan marah kalau kau sampai membu-"

"Kau tidak menonton MADE movie? Aku sungguhan saat ibuku bilang aku seperti gelandangan," ucap jiyong sambil cemberut

"Lalu kenapa kau menambah tattoomu??"

"Kau suka pria bertattoo,"

"Iiihhh... aku suka pria bertattoo karena G Dragon bertattoo,"

"Kau barusan bilang kalau kau menyukaiku??" Goda jiyong memeluk pinggang lisa yang berdiri didepannya, lisa sedikit gugup, walaupun mereka sudah bertahun tahun berkencan tapi lisa selalu gugup setiap kali jiyong mendekatinya

"Aku tidak bilang begitu,"

"Kau bilang begitu,"

"Aku tidak,"

"Kau iya,"

"Haruskah kita sedekat ini? Aku jadi takut,"

"Apa yang kau takutkan? Aku akan memelukmu setiap hari mulai dari sekarang, ah apa aku perlu meminta orangtuaku untuk menikahkan kita sekarang? Agar aku bisa-"

"Stop. Berhenti bicara melantur,"

"Kau tidak mau menikah denganku?"

"Aku tidak bilang begitu, sekarang sudah jam 9, kau tidak berangkat?"

"Ah timingnya selalu tidak pas," jiyong melepaskan pelukannya dan masuk ke dalam kamarnya, memilih dan memakai pakaiannya. Sementara lisa mulai membongkar kotak kotak di depannya, semua kotak itu berisi hadiah hadiah dari jiyong berupa tas, sepatu, buku, pakaian, boneka, parfume dan make up set.

"Kau akan bersih bersih hari ini?" tanya jiyong yang sudah siap untuk berangkat

"Ne, aku akan membawakanmu makan siang nanti,"

"Memasak?"

"Sepertinya beli, apa yang oppa inginkan?"

"Kalau beli aku mau sushi dengan matcha, wah barang barangmu banyak juga ya,"

"Aku ingin meninggalkannya di rumahku tapi yang membelikanku barang barang ini akan marah kalau sampai tau aku melakukannya,"

"Haha aku hanya ingin gadisku menikmati hasil kerja kerasku, kau bisa menyimpan semua pakaian dan aksesoris itu di lemariku, agar kamarmu tidak penuh,"

"Ne... sudah mau berangkat?"

"Hm... sudah siap, menunggumu memelukku,"

"Aku sedang kotor karena barang barang ini, pergilah..."

"Tidak ada pelukan? Poppo?" tanya jiyong dan lisa berdiri menghampiri jiyong lalu mengecup pipinya

"Love you," ucap jiyong dan membalas mengecup pipi dan bibir lisa

"Love you too,"

"Kau bisa pakai mobilku kalau mau keluar, kuncinya di kamarku, untuk membeli makanan nanti pakai ini," ucapnya sambil memberikan lisa sebuah kartu debet

"Aku punya uang, sungguh... tidak perlu-"

"Ng... bawa saja, beli apa saja pakai uang itu,"

"Aku tidak-"

"Jangan mulai lagi, kita baru berbaikan pagi ini,"

"Hm..."

"Oppa berangkat dulu ya, aku akan merindukanmu," ucap jiyong lalu mengecup bibir lisa dan pergi dari apartementnya, lisa melanjutkan pekerjaannya bersih bersih, membereskan barang barangnya sekaligus membersihkan rumah itu walaupun sebenarnya rumah itu sudah sangat bersih karena ada asisten rumah tangga yang datang setiap 2 hari sekali untuk bersih bersih.

Kini lemari jiyong yang hampir lebih besar dari kamar tamu di masuki orang lain selain pemiliknya. Lisa menaruh tas tas mahalnya bersama dengan deretan tas tas jiyong, menaruh sepatunya di sebelah sepatu sepatu jiyong, perhiasan, jam tangan dan aksesoris aksesoris lainnya pun ditaruh disana dan menggantung beberapa pakaiannya disana.

Lemari jiyong terasa seperti berangkas bagi lisa, jam tangan 6 Milyar duduk manis di tempatnya, tas seharga ratusan juta juga bertengger di tempatnya membuat lisa menghela nafasnya. Ia tidak akan percaya ada orang yang membeli sebuah jam tangan seharga 6 milyar kalau dia tidak melihatnya sendiri dan jiyong yang membelinya, seperti seorang pria yang sedang membeli minuman dijalan. Sebelumnya bagi lisa, tas hanyalah tas, jam tangan hanyalah jam tangan, tapi setelah Jiyong naik menjadi bintang besar, kini lisa bisa membedakannya dengan tas tiruan hanya dengan melihatnya.

Saat ia harus menjual restorannya, lisa merasa sangat bersalah kepada ibunya, karena kalau saja lisa menjual 2 tasnya saat itu, itu cukup untuk membiayai pengobatan ibunya. Tapi lisa tidak dapat menjual tas tas itu karena ia merasa ia bukan pemilik sebenarnya dari barang barangnya itu. Ia merasa kalau dia hanya menjadi orang yang dipinjami barang barang itu, dan itu yang membuat jiyong kadang merasa sedih. Mungkin orang orang akan berfikir lisa tidak bersyukur karena semua pemberian jiyong, tapi nyatanya bagi lisa semua itu terasa seperti beban. Lisa takut ia akan selalu bergantung pada jiyong, dan saat jiyong meninggalkannya, lisa tidak akan punya apapun selain pakaian dalamnya.

Lisa selesai membereskan barang barangnya dan membersihkan dirinya sendiri. Sudah jam 10.30 dan lisa lapar,  ia membuka kulkas jiyong dan melihat banyak camilan dan makanan disana. Karena masih ada banyak waktu sebelum jam makan siang, lisa memutuskan untuk membuat makan siang.

Selesai memasak dan memasukannya ke kotak makan, lisa membawa semua makanan itu ke gedung YG. Lisa memakai mobil jiyong? Tentu saja tidak, ia memilih pergi kesana dengan bus. Begitu sampai di sana, lisa menghubungi jiyong tapi jiyong tidak mengangkatnya.

"Lisa~" sapa taeyang yang muncul dari belakang lisa

"Mencari jiyong?" tanyanya lagi begitu mereka sudah berhadapan dan lisa mengangguk

"Oppa mau bekerja?"

"Aku bekerja setiap saat, aku juga mau ke studionya, ayo kesana," ajak taeyang dan lisa mengangguk. Taeyang dan lisa berjalan bersama menuju studio jiyong. Taeyang membuka pintunya dan lisa langsung melihat dara tengah berdiri dibelakang jiyong yang duduk membelakangi mereka semua

"-Aku menyukaimu jiyong-a..." ucap dara, taeyang melirik lisa tapi ekspresi wajah lisa sama sekali tidak dapat diartikan, ekspresi wajahnya terlihat sangat datar.

"Lisa, kau sudah datang?" sapa jiyong, berpura pura tidak mendengar dara

"Hai oppa, aku menepati janjiku membawakanmu makanan, tapi bukan sushi," ucap lisa dengan nada cerianya, terlihat biasa saja, membuat 3 orang lainnya menjadi canggung. Lisa menaruh kotak makanan itu diatas meja dan duduk di sofa, taeyang menatap jiyong dengan pandangan heran dan ikut bergabung duduk disebelah lisa.

"Aku duluan," ucap dara dan langsung meninggalkan tempat itu

"Noona!" Panggil jiyong dan mengikuti dara keluar setelah tersenyum dan menatap lisa dengan tatapan memohon

{P} It's OkayWhere stories live. Discover now