o

2.7K 296 1
                                    

Jiyong kembali dari toilet dan berlutut disebelah lisa, membuat lisa sangat terkejut karena jiyong tiba tiba melakukan itu.

"Ya. Apa yang kau lakukan oppa?" Tanya lisa dan mencoba menarik jiyong bangun, tapi jiyong menolak dan justru memegang tangan lisa

"Aku sudah bilang aku tidak akan malu menunjukan cintaku pada kekasihku," ucap jiyong dan memegang tanga  lisa

"Iya, tapi apa yang sedang kau lakukan sekarang? Banyak yang melihat kita,"

"Biar saja..."

"Oppa aku tidak suka jadi tontonan seperti ini, bisakah kau bangun? Ku mohon..." pinta lisa dan jiyong akhirnya bangun, setelah meghela nafasnya sedikit kecewa karena lisa membuat acara romantisnya sedikit diluar rencana

"Aku mencintaimu lisa, sangat, aku lebih mencintaimu dibanding semua yang ku punya, aku tidak peduli dengan pandangan orang karena bukan mereka yang menjalaninya,"

"Aku juga mencintaimu oppa, lebih dari yang kau bayangkan, kau tidak sedang melamarku kan?"

"Shit. Kau tau? Harusnya kau pura pura tidak tau." ucap jiyong sambil mengeluarkan sebuah kotak dari saku celananya dan menaruhnya diatas meja

"Pakai sendiri kalau sudah tau, menyebalkan, padahal aku sangat gugup," keluh jiyong

"Ck salahnya pakai acara berlutut, itu kan sudah sangat jelas. Kenapa harus ku pakai? Memangnya aku menerima lamaranmu?" Balas lisa sambil membuka kotak cincin itu dan melihat cincin berwarna putih dengan bentuk seperti tali yang di ikat dengan simpul pita dan 2 berlian kecil di ujungnya

"Kenapa kau selalu suka mengikatku?" tanya lisa sambil mencoba cincin itu di jari telunjuknya

"Karena kau tidak akan bisa melepasnya, itu bukan untuk di telunjuk bodoh," ucap jiyong dan merebut cincin itu

"Bukankah harusnya oppa yang memakaikannya? Kau sungguhan melamarku atau tidak sih?" protes lisa dan memberikan tangannya pada jiyong, menunggu jiyong memakaikan cincin itu

"Kau selalu menggagalkan rencana romantisku, kau menyebalkan," ucap jiyong dan memakaikan cincin itu pada jari manis lisa.

"Semua hal romantis itu terasa menakutkan ketika kau yang melakukannya oppa, aku merasa seperti sedang bermimpi dan aku takut semuanya hilang ketika aku bangun,"

"Aku dan cincin ini akan tetap jadi milikmu bahkan ketika kau bangun bertahun tahun lagi,"

"Kau berharap aku koma? Tidur bertahun tahun?"

"Tsk. Terserah. Aku tidak dengar apapun." gerutu jiyong kesal sementara lisa hanya tersenyum melihat jiyong yang kesal didepannya

"Aku selalu senang menggodamu karena wajahmu saat kesal membuatku jatuh terus padamu,"

"Shit. Aku mencintaimu," ucap jiyong dan mencium punggung tangan lisa lalu ikut tersenyum

"Kenapa tersenyum? Aku tidak bilang aku mau menikah denganmu," ucap lisa membuat wajah jiyong kembali kesal

"Lisaaaa...." keluh jiyong kesal dan melempar pelan tangan lisa sambil bersandar di kursinya, seperti anak kecil frustasi karena terus kalah dan melempar joystiknya

"Hahaha... aku akan tetap bersamamu oppa, kau menggemaskan dan aku ingin memelukmu sekarang, tapi ice cream cake ku sudah datang," ucap lisa dan selang beberapa detik, pelayan datang membawakan ice cream cake dan wine mereka

"Kau benar benar akan menikah denganku kan? Tidak akan menikahi pria lain kan?" tanya jiyong dengan wajah memelas setelah pelayan tadi pergi

"Hmm... bagaimana ya," goda lisa sambil mengemut es krim di sendoknya

"Aaa... beri aku ke pastian dulu, kalau tidak kau akan membuatku tidak bisa tidur, tidak bisa makan, tidak bisa bekerja, tidak bisa melakukan apapun selain mengganggumu,"

"Kau sudah tau jawabannya, aku tidak punya siapapun selain dirimu, ingat?"

"Harusnya aku melamarmu didepan orangtuamu agar kau setidaknya menangis karena tersentuh..."

"Lakukan itu dan kau harus menemaniku menginap di makam semalaman,"

"Sekarang aku tau kenapa yongbae bilang aku payah saat memberinya saran dalam berkencan,"

"Wae? Memangnya kau pernah berkencan? Kau hanya bekerja oppa,"

"Kenapa kau malah menyindirku? Kau yang membuatku jadi payah begini, gadisku berbeda dengan gadis lain, dia sedikit aneh, anniyo-tidak sedikit, dia aneh, dia sulit di tebak, aku tidak tau kapan dia mulai marah dan saat aku menyadarinya, dia akan makin marah apalagi kalau aku terus mengganggunya untuk meminta maaf, tapi dia juga marah kalau aku mengabaikannya, padahal aku hanya ingin mencari timing yang tepat untuk minta maaf, dia tidak suka hal hal romantis, tapi selalu protes tidak pernah berkencan, dia selalu menyuruhku bekerja tapi dia marah kalau aku menginap di studioku untuk bekerja. Dia menyukai es krim tapi akan langsung flu keesokan harinya, dia tidak bisa mengikat tali sepatunya sendiri, dia menggemaskan dan menjengkelkan disaat yang bersamaan, dia mau tidur denganku tapi tidak mau ku sentuh dan tidurnya sangat berantakan, lebih parah dari tidur diagonalnya daesung.  Dia bilang dia suka aroma tubuhku tapi tidak tau apa parfumeku, parfumeku bukan aroma coklat, ini tiramisu-"

"Apa bedanya? Bagiku mereka sama saja" bisik lisa sambil memakan ice cream cakenya

"Dan sekarang dia bilang dia tidak bisa membedakan aroma coklat dan tiramisu padahal dia selalu memesan tiramisu cake saat kami ke cafe, dia tidak begitu ambisius tapi selalu mengejar yang dia mau, sampai dapat dan akan menangis kalau tidak bisa mendapatkannya, ah... yang paling membuatku tidak percaya adalah dia tidak mau memakai uangku, padahal saat debut aku berjanji pada diriku sendiri akan membalas semua dukungannya begitu aku sudah mapan, dan sekarang aku sudah lebih dari mapan tapi dia masih tidak mau bergantung padaku, dia tidak terlihat bahagia kalau aku membelikannya perhiasan atau barang barang mewah lainnya, sebenarnya itu membuatku sedih tapi kehilangannya membuatku lebih sedih, aku penasaran kenapa aku jatuh cinta dan tidak bisa melepaskan diriku dari gadis sepertinya,"

"Sudah? Es krimku sampai habis karena mendengarkanmu bicara sendiri selama itu,"

"Aku sudah mengatakan semuanya, aku tau aku tidak memperlakukanmu dengan baik dan aku sering membuatmu kecewa, tapi aku benar benar mencintaimu, I always see you when I close my eyes, you're on my mind, I need you right here with me, close by my side. This time for sure, Gonna let you know, My love is straight from the heart. Forever you're my girl. Forever be my world. Kau ingat lirik itu? Kurasa sudah saatnya aku benar benar mengatakan itu padamu,"

"Make love? Lagu yang pertama kali oppa buatkan untukku sebelum kau debut," jawab lisa sambil menunduk, menyembunyikan wajahnya dengan rambutnya, jiyong menyingkirkan rambut yang menutupi wajah gadis itu dan melihat lisa menangis

"Ya. Kau menangis??" seru jiyong dan menghampiri lisa, berdiri disebelah lisa, berniat melihat lisa menangis dari dekat

"Hiks... aku malu... tutupi aku," bisik lisa dan menarik jiyong, memeluknya, menutupi wajahnya dengan tubuh jiyong

"Aigoo... kau sungguhan menangis?"

"Kau hanya bagus saat bermusik, kenapa harus melakukan hal hal romantis hiks saat kau bisa membuatku tersentuh hanya  dengan musikmu, huhuhu" isak lisa pelan sambil terus  memeluk jiyong, membuat  bajunya basah karena  airmatanya, dan jiyong hanya mengelus rambut lisa dan menyuruh pelayan yang mengantarkan  makanan mereka cepat cepat pergi.

{P} It's OkayWhere stories live. Discover now