i

3K 305 2
                                    

"Kau membuka pesanku?" pertanyaan jiyong membuat lisa gugup, ia berfikir untuk mencari alasan sambil menaruh makanan makanan mereka diatas meja kaca didepan jiyong

"Ng.. anu- aku- aku hanya mau pinjam hpmu untuk mengirim pesan,"

"Kenapa kau berbohong?" tanya jiyong sambil mengangkat alisnya melihat lisa yang sedikit gugup

"Kau tau aku tidak suka ada orang lain yang membuka pesanku," lanjut jiyong membuat lisa makin gugup

"Aku tidak sengaja, maaf, aku cuma pinjam hpmu untuk mengirim pesan karena sinyal di hpku tidak begitu bagus! Kenapa oppa marah?! Apa ada yang kau sembunyikan di hpmu?!" ucap lisa dengan suara yang cukup keras

"99% wanita yang sedang berbohong akan tiba tiba bicara dengan nada tinggi," balas jiyong

"Aku tidak berbohong!"

"Kau berbohong, kenapa berbohong? Oppa akan membiarkanmu melihat pesan pesan ini karena kau bukan orang lain, kau cemburu pada dara noona? Kau takut dia akan merebutku darimu? Apa yang dia katakan padamu kemarin?" tanya jiyong dan menaruh hpnya di meja, melihat lisa yang tengah mengaduk jjajangmyunnya sambil mengerucutkan bibirnya. Sebenarnya jiyong sudah tau semua jawaban dari pertanyaannya karena tadi saat jiyong mengambil hp lisa yang dibawa dami, dami sudah memarahinya dan sudah menyuruh jiyong menjauhi dara kalau tidak mau lisa meninggalkannya lagi.

Jiyong menunggu jawaban lisa, tapi lisa tidak kunjung menjawabnya dan terus mengaduk jjajangmyunnya. Dengan sedikit jengkel, jiyong merebut sumpit kayu yang di pegang lisa dan menjauhkan piring jjajangmyun itu dari lisa.

"Ya!! Aku mau makan-" protes lisa

"Jawab dulu pertanyaanku tadi,"

"nanti mie ku mengembang...."

"Kalau begitu cepat jawab pertanyaanku agar mie mu tidak mengembang,"

"Ish. Yasudah makan saja sendiri!" Keluh lisa, dan bangkit dari duduknya di karpet, memgambil hpnya lalu masuk ke kamar tamu yang sekarang sudah jadi kamarnya dan membanting pintunya.

Jiyong menghela nafasnya, dan mengikuti lisa. Kadang jiyong heran, bagaimana bisa lisa mendapat beasiswa dan bisa menjadi dosen, karena menurutnya lisa lebih sering bertingkah ke kanak-kanakan. Walaupun di saat saat tertentu lisa sangat dewasa, tapi itu sangat jarang. Jiyong membuka pintu kamar lisa dan melihat lisa tengah berbaring diatas ranjangnya, menonton film dari hpnya sambil memakan coklat yang selalu ada didalam tasnya.

"Dami noona mengatakan semuanya padaku, dara mengancammu?" tanya jiyong sambil duduk di atas ranjang lisa dan lisa hanya mengabaikannya

"Kalau kau memintaku menjauhinya, aku akan melakukannya. Tapi kalau kau hanya diam, aku tidak bisa menjamin itu," lanjut jiyong karena lisa tetap diam

"Sepertinya tidak akan berhasil, sudahlah ayo makan," ucap jiyong dan berjalan keluar dari kamar lisa tapi lisa tetap pada posisinya.

"Kau tidak mau makan? Mienya bisa mengembang," tegur jiyong dari depan pintu kamar lisa dan lisa masih diam. Jiyong tau semua kata katanya tidak akan didengar lisa yang sedang ngambek. Gadis itu akan tetap diam dan mengabaikannya sampai moodnya kembali bagus.

Malam berlalu dan lisa tetap tidak keluar kamarnya. Jiyong bangun dari tidurnya dan mengecek lisa di kamarnya, kini gadis itu masih tidur, dengan beberapa bungkus coklat di meja sebelah ranjangnya. Jjajangmyun yang semalam mereka beli? Tentunya 1 porsinya masih utuh karena semalaman lisa tidak mau keluar kamarnya dan bicara pada jiyong.

Jiyong naik keatas ranjang lisa dan memeluk gadisnya itu, menghirup aroma shampoo gadis itu, aroma tubuh gadis itu dan merasakan kehangatan dari tubuh gadisnya. Lisa menggeliat seperti biasanya, risih, karena tubuhnya tertekan oleh tangan jiyong yang memeluknya.

{P} It's OkayWhere stories live. Discover now