f

3.4K 335 2
                                    

Saat ini sudah jam makan siang dan lisa ikut jiyong untuk menemui dami--kakak jiyong. Mereka menemui wanita itu di tempat kerjanya, sebuah pameran yang diakan rare market-well done.

"Dami eonni~" sapa lisa sambil melambaikan tangannya dan berlari ke arah wanita yang lebih tua darinya itu

"Eoh?? Pawangnya jiyong datang? Halo sayang," sapa dami dan memeluk lisa, jiyong berjalan dibelakang lisa dengan aura G Dragonnya, aura misterius andalannya.

"Noona, kau sudah makan?" tanya jiyong begitu sampai didepan dami dan lisa yang tengah berpelukan

"Kau kesini untuk mengajakku makan? Tumben," jawab dami setelah melepaskan pelukan lisa

"Aku ingin mentraktirmu tteokbokki, semalam aku sudah makan kaki ayam dan beer, campur soju," ucap lisa dan menggandeng dami keluar

"Kapan ya terakhir kali aku makan tteokbokki," gumam jiyong yang sekarang mengekori lisa dan dami yang sedang asik mengobrol membahas tteokbokki dan apa saja yang akan mereka makan nantinya.

Saat awal awal mereka berkencan, untuk mendapatkan izin dari yang hyunsuk, lisa dan jiyong harus berkencan diam diam dan tidak boleh pergi berdua. Awalnya itu adalah rencana yang hyunsuk untuk memisahkan mereka, dengan memberi syarat yang ia kira sulit, siapa yang mau menemani sepasang kekasih berkencan? Tapi akhirnya lisa dapat mencuri hati dami dan membuat dami mau menemani mereka setiap kali mereka pergi kencan. Mereka bertiga selalu pergi ke restoran yang sama, restoran tteokbokki di dekat sekolah, dan hingga saat ini, setiap kali lisa datang ke korea, lisa selalu menyempatkan dirinya untuk mengajak dami kesana, karena lisa tau dami atau jiyong tidak akan datang kesana tanpa dirinya.

Mereka masuk kedalam mobil dan jiyong mulai menyetir mobil itu, sementara lisa dan dami terus mengobrol tentang banyak hal.

"Saranghae~ saranghae oppa~ love you~" suara lisa terdengar dari speaker hp jiyong

"Ya! Oppa! Kau belum mengganti ringtone hpmu? Ish aku kan sudah memintamu menggantinya, itu memalakukan," protes lisa disusul tawa dami

"Tapi aku suka," ucap jiyong dan mengangkat telponnya

"Apa kau mensilent hpmu saat bekerja??" Goda dami, dan jiyong mengabaikannya dan bicara pada orang yang di telponnya

"Kenapa noona?" Tanya jiyong pada hpnya

"..."

"Ah begitu? Baiklah, mungkin aku sampai kantor 2 jam lagi,"

"..."

"Arraseo arraseo jangan menangis,"

"..."

"Iya aku kesana sekarang," ucap jiyong dan mematikan telponnya dan memangku hpnya.

"Siapa?" Tanya dami yang duduk di jok belakang

"Dara noona," jawab jiyong, lisa hanya diam, berharap ia tidak mendengar apapun saat itu

"Ada apa? Kau akan menemuinya?" tanya dami lagi dan lisa bersyukur ada dami disana karena ia jadi tidak perlu bertanya apapun

"Ada masalah dengan 2NE1, aku akan ke YG, kalian makan berdua saja tidak masalah kan? Aku akan mengantar kalian kesana," tawar jiyong

"Oppa tidak mau makan dulu sebelum pergi? Mencicipi sedikit?" ucap lisa, jiyong melirik lisa dan tau kalau lisa kecewa. Tapi ia harus segera ke YG

"Aku akan makan nanti, kalian makan duluan saja, aku akan menjemput kalian, setelah selesai-" jawab jiyong

"Kalau oppa sibuk tidak perlu menjemput kami, aku yang akan mengantar dami eonni, jangan khawatir, aku dan dami eonni bisa berjalan jalan dulu, iya kan eonni?" ucap lisa dan dami hanya mengangkat bahunya

"Terserah, aku free," ucap dami dan mereka tiba di restoran tteokbokki itu

"Baiklah, selamat bersenang senang, nanti aku akan menelponmu," ucap jiyong sambil mengecup kening lisa sebelum lisa keluar dari mobilnya. Lisa dan dami masuk kedalam restoran itu begitu jiyong pergi.

Lisa dan dami duduk di sebuah meja di dekat jendela, dan memesan makanan mereka. Begitu pemilik restoran sekaligus pelayan itu pergi, dami membuka percakapan diantara mereka

"Kenapa kau membiarkannya pergi?" tanya dami

"Kenapa? Itu kan pekerjaan,"

"Pekerjaan? Kau percaya itu? Ng... dia memang adikku tapi dia tetap seorang pria,"

"Haha eonni sedang bertengkar dengan kekasihmu?"

"Kita tidak membicarakanku sekarang, kita membicarakanmu,"

"Ehehe arraseo, aku tidak akan bertanya tentang hubunganmu,"

"Kau mempercayai adikku?"

"Memang aku bisa apa selain mempercayainya? Dia juga mempercayaiku,"

"Tentu saja dia mempercayaimu karena yang kau lakukan hanya belajar, maksudku, ada banyak gadis di sekitarnya, kau tidak takut jiyong akan berpaling?"

"Kalau jiyong oppa memang ingin berpaling, dia pasti sudah melakukannya sejak dulu,"

"Dia sudah melakukannya lisa, kau lupa dia pernah tidur dengan gadis lain?"

"Kami sudah bertengkar karena itu, kami bahkan sempat putus karena itu,"

"Dan sekarang kau akan membiarkannya melakukan itu lagi?"

"Anniyo eonni, tadi kan dia bilang dia ada urusan pekerjaan, jadi aku membiarkannya pergi,"

"Lisa, kau benar benar mempercayai itu? Dia akan bertemu gadis lain,"

"Hm... sebenarnya dara eonni bilang padaku kalau jiyong miliknya, tapi saat jiyong oppa berada diantara kami berdua, jiyong oppa selalu berada didekatku, tidak didekat dara eonni, jadi ku pikir jiyong oppa lebih menyukaiku dibanding dara eonni,"

"Dara bilang begitu?? Jiyong tau??"

"Anniyo, jiyong oppa tidak tau, kurasa dara eonni tidak mau jiyong oppa tau, jadi aku tidak memberitaunya,"

"Kau itu terlalu baik atau bodoh sih? Dara mencoba merebut jiyong darimu, kenapa kau tidak bertindak? Kau bilang pada dara kalau jiyong kekasihmu?"

"Anniyo, aku hanya belum merasa terancam dengan dara eonni, jadi aku masih diam saja,"

"Tapi kau akan melakukan sesuatu kan kalau sampai dara berani berbuat sesuatu yang merugikanmu?"

"Hm?? Aku akan memberitaumu ketika saat itu tiba, bagaimana?"

"sebenarnya aku tidak peduli dengan siapa jiyong akan berkencan, itu urusan pribadinya dan dia sudah terlalu tua untuk mendengar saranku. Tapi kurasa sampai saat ini kau gadis terbaik yang bisa mengaturnya,"

"Ah aku jadi malu, haha..."

"Haish... aku tidak memujimu lisa, aku hanya bilang kalau kau bisa mengatur jiyong, ngomong ngomong sampai kapan kau di korea?"

"Hm... sampai bosan? Aku bekerja disini sekarang,"

"Sungguh???! Wah... jiyong pasti sangat senang karena tidak perlu berhubungan jarak jauh lagi denganmu,"

"Aku juga senang haha... aku jadi dosen di sini,"

Lisa dan dami terus mengobrol membahas banyak hal hingga mereka lupa waktu dan ternyata hari sudah mulai gelap. Lisa dan dami berjalan keluar dari restoran itu ke arah halte, lisa mengajak dami untuk pulang naik bus dan dami mau karena naik bus terasa seperti nostalgia baginya, dan itu menyenangkan. Sedangkan bagi lisa, naik bus adalah sebuah cara baginya untuk menjernihkan pikirannya.

{P} It's OkayWhere stories live. Discover now