Bab 20 - Dream

15.3K 615 264
                                    

Minggu pagi, Anna datang ke acara meet and greet Dera bersama teman-temannya. Sementara Damar datang sendiri, tak bergabung dengan mereka. Dia tadi sudah memberitahu Anna jika akan datang juga.

Melihat Dera di depan sana, Anna teringat alasannya begitu menyukai Dera. Di cerita pertamanya, Dera juga menuliskan kisah keluarga si tokoh prianya. Tentang perasaannya pada adik yang ia tinggalkan. Kala itu, Anna merasa terhibur ketika membaca kisah itu. Ia merasa, seolah cerita itu mengobati luka karena kepergian Dhika. Tanpa tahu, jika itulah perasaan Dhika yang sebenarnya.

Berkat Dera juga, Anna jadi punya alasan untuk berada di dekat Dhika. Ia memang sangat menyukai Dera, tapi dia juga merindukan kakaknya. Meski ia tak pernah mau mengakui itu sebelumnya. Berkat Dera, Anna akhirnya punya keberanian untuk muncul di depan kakaknya.

Ketika Dera melihat ke arah Anna dan tersenyum, Anna membalas senyumnya. Di acara ini, Dera mengungkapkan cerita barunya yang akan terbit. Menceritakan seorang gadis SMA pembuat masalah dan laki-laki yang selalu membereskan masalahnya. Anna merasa familiar dengan cerita itu.

Sebenarnya, ia sudah tahu jika cerita baru Dera akan mulai tayang, tapi Dera tak mau memberitahu bagaimanapun Anna meminta. Padahal, belakangan Anna juga sering menghabiskan waktu dengan Dera. Anna meminta Dera mengajarinya mengarang.

Anna sudah belajar hal-hal dasar tentang plot, setting, karakter, dan lain-lain. Namun, ketika mulai menulis, ia lebih banyak melamun, tak tahu apa yang harus ia tulis. Anna tak pernah tahu, mengarang bisa sesulit ini. Damar saja yang tidak tahu apa-apa. Karena itu dia terus berbicara seenaknya.

"Itu kan, cuma ngarang. Apa susahnya, sih?"

"Cuma nulis-nulis gitu, masa kamu nggak bisa?"

"Kamu udah sebulan belajar tapi masih belum bisa buat satu cerita pun?"

Setiap kali Damar berkomentar seperti itu, ingin rasanya Anna menjambak rambutnya sampai rontok. Dia bahkan tak bisa mengarang. Yang bisa ia lakukan hanya menghitung angka-angka. Tahu apa dia tentang mengarang?

"Kamu datang ke sini cuma mau ngelamun?" Suara itu tepat di telinga Anna, menyentaknya.

Seketika, Anna menoleh ke belakang dan melotot kaget melihat Damar duduk di sana. Anna menatap kanan-kirinya, teman-temannya sudah tidak ada.

"Pada ke mana mereka?" gumam Anna.

"Tuh." Damar mengedik ke depan.

Anna menoleh ke depan dan melongo melihat Marina dan Wina sudah antri untuk berfoto dan meminta tanda tangan Dera.

"Mereka ninggalin aku sendiri di sini?" Anna mendengus tak percaya.

"Siapa suruh ngelamun di sini?" Damar terdengar geli.

Anna menoleh ke belakang, memicingkan mata kesal ke arah laki-laki itu.

"Kamu ngapain duduk di situ? Mau ngumumin kalau kita pacaran?" sengit Anna.

"Katamu kita nggak pacaran," balas Damar geli.

Anna mendesis kesal. "Emang enggak! Bahkan meskipun aku suka sama kamu, aku nggak bakal nerima kamu meski kamu nembak aku!"

Anna semakin kesal ketika melihat Damar tersenyum geli. Apa dia menertawakan Anna?

"Kamu ... suka sama Damar?" Keterkejutan terdengar jelas dari suara itu.

Miss Trouble vs Mr Genius (End)Where stories live. Discover now