Bab 12 - To Hold You

5.7K 470 60
                                    

Ketika Anna memberesi barang-barangnya di kamar Damar sore itu, tatapannya jatuh pada laci meja belajar Damar yang sedikit terbuka. Anna menatap ke arah pintu, memastikan pintu itu tertutup, sebelum membuka lacinya.

Setumpuk foto menyambut Anna di laci itu. Pantas saja ia tak melihat satu pun foto Damar atau keluarganya di kamar ini padahal ia tahu lelaki itu sangat menyayangi keluarganya. Ternyata dia menyembunyikannya. Apa dia pikir Anna akan mencurinya?

Foto-foto itu dibingkai rapi, dan di setiap foto, hanya ada gambar orang-orang yang tersenyum. Ada foto Damar dengan Prita, Ryan dan Aryan. Lalu, ada juga fotonya bersama Lyra, Erlan, Dhika, Dera, Prita dan Ryan. Saat itu Damar tampaknya masih SD. Dia tidak setinggi sekarang saat masih SD.

Lalu, di foto paling bawah, ada foto Damar dengan Prita, lalu seorang gadis muda yang lebih muda dari Prita, tapi Anna tak mengenalnya. Siapa dia? Pacar Damar?

Suara ketukan di pintu kamar membuat Anna kembali meletakkan foto-foto itu dan menutup laci. Ia berbalik tepat ketika pintu terbuka dan Dera masuk.

"Udah selesai beres-beresnya?" tanya kakak iparnya.

Anna mengangguk.

Ketika Anna membawa tas sekolah berisi buku dan dua tas berisi buku serta pakaiannya, Dera mengambil kedua tas itu. Anna sudah akan menolak, tapi Dera juga tak mau mengalah. Meski begitu, di tangga, Dhika segera menyusul dan membantu Dera membawakan barang-barang Anna.

"Ini udah semuanya?" Dhika bertanya padanya.

Anna mengangguk.

Saat ia berpamitan pada Prita, ia seketika teringat kata-kata yang dia ucapkan pada Damar di depan kelasnya kala itu. Ia sebenarnya sama sekali tak bersungguh-sungguh berpikir seperti itu tentang Prita. Ia tahu betapa baiknya Prita. Ia hanya ingin membuat Damar kesal saat itu.

"Makasih, Kak," Anna berkata pelan pada Prita. "Dan maaf."

Prita tampak terkejut.

Tak ingin lebih lama berada di sana karena merasa canggung, Anna berbalik. Namun, langkahnya terhenti ketika Damar sudah berdiri di depannya.

"Kata-kata itu harusnya buat aku," ucap Damar, sebelum ia menarik tas yang tergantung di bahu kiri Anna dan membawanya pergi.

"Hei!" Anna menyusul Damar yang sudah keluar lebih dulu. "Kamu masih marah gara-gara apa yang aku bilang hari itu?"

Damar tak menjawab. Malah, ia mempercepat langkah. Anna mendesis kesal dan mulai setengah berlari. Begitu tiba di depan rumah Dhika, Damar tiba-tiba melempar tas Anna kembali padanya. Terkejut, Anna nyaris menjatuhkan tasnya.

Tak sedikit pun merasa bersalah, Damar berlalu dan meninggalkan Anna sendirian.

"Heh, Alien!" seru Anna kesal, tapi itu tak menghentikan Damar.

Laki-laki itu ... di saat Anna sudah berpikir untuk gencatan senjata, dia justru kembali membuat Anna kesal. Meski begitu, saat ini Anna sama sekali belum terpikir untuk membalas Damar. Tidak hanya karena kesalahannya menyebutkan hal buruk tentang keluarganya, tapi juga pengakuan Damar di tepi sungai kemarin.

Memang, dia tidak meminta maaf, tapi ia mengaku jika ia mengatakannya karena sedang marah. Hal yang juga dilakukan Anna ketika menyinggung keluarganya. Setidaknya, Anna bisa mengerti perasaan Damar. Karena itu, ia menganggap mereka impas.

***

Apa ini balas dendam Anna untuk kemarin sore?

Damar hanya bisa mendesah pasrah ketika gadis itu lagi-lagi nekat duduk di sepedanya. Tanpa protes, Damar melajukan sepeda. Meski begitu, di tengah perjalanan, Damar bertanya,

Miss Trouble vs Mr Genius (End)Where stories live. Discover now