Bab 6 - Gadis yang Terlalu Mengesalkan

5.9K 442 55
                                    

Salah satu pesan dari Dera untuk Anna sebelum pergi liburan adalah, belajar dengan Damar. Selama seminggu sejak Anna pindah ke rumahnya, Dera kaget ketika tahu tentang peringkat Anna di sekolah. Anna memberikan pembelaan jika dia tidak begitu pintar, tapi Dera langsung tak terima.

"Kakakmu pinter banget, Ann. Kamu juga pasti sama pinternya. Mungkin kamu yang kurang bisa fokus belajarnya," debat Dera kala itu.

Karena peringkat bottom five Anna, Dera sampai memaksa Damar belajar dengan Anna. Ia juga meminta Damar, bagaimanapun caranya, agar membantu Anna mengenai peringkatnya. Well, Damar bisa berusaha, sementara Anna hanya akan menonton. Mengingat Damar sepertinya tak pernah bisa menolak jika kakak atau teman-teman kakaknya meminta sesuatu padanya.

Namun, satu hal yang Dera tak tahu, bahkan tak perlu tahu, tentang peringkat Anna. Mendapat peringkat bottom five di kelasnya adalah kebanggaan bagi Anna dan teman-teman gengnya. Bukan karena mereka bodoh, tapi karena mereka memilih seperti itu. Anna memilih untuk tidak belajar, ia memilih untuk memasuki deret peringkat bottom five di kelas.

Sementara Damar yang sepertinya sudah tahu, saat ini sedang menatap Anna tajam. Tumpukan buku sekolah mereka ada di atas karpet di ruang tengah, di sebelahnya, Anna berbaring telungkup sembari membaca webtoon dari ponsel.

"Kalau kamu emang nggak mau belajar, harusnya kamu bilang sendiri ke Kak Dera, bukannya malah buang-buang waktuku kayak gini," ucap Damar dingin.

Anna bahkan tak mau repot-repot menoleh pada laki-laki itu.

"Kenapa aku harus melakukan itu?" Anna berbicara. "Kamu kerjakan saja semua itu sendiri! Bukannya kamu selalu suka melakukan semuanya sendiri?" Anna bahkan meninggikan suara.

"Apa?" Damar mendengus tak percaya. "Kamu bilang apa barusan?" Kekesalan Damar terdengar jelas.

Puas, Anna menoleh pada laki-laki itu dan mengangkat ponselnya.

"Barusan aku baca percakapan di webtoon," ungkap Anna enteng. "Ceritanya Kak Dera, nih. Seru, lho! Mau ikutan baca?"

Mata Damar menyipit kesal. Anna gagal menahan senyum melihat itu.

"Karakter cowoknya di sini nyebelin banget. Sok bisa segala," lanjut Anna. "Ini yang jadi inspirasi karakternya Kak Dera tuh kamu, bukan?"

Ketika akhirnya Damar berdiri dan meninggalkannya di ruang tengah sendirian, Anna tersenyum puas. Selama ia tinggal di rumah ini, targetnya hanya satu; sesedikit mungkin menghabiskan waktu untuk berada di ruangan yang sama dengan si Alien Jenius.

Karena setiap kali ia berada di dekat Damar, Anna hanya akan teringat akan pengakuan bodoh yang mempermalukan dirinya sendiri dulu. Anna benci dikasihani. Terutama jika itu Damar.

***

Damar membanting pintu kamarnya, tapi malah semakin kesal melihat barang-barang Anna di kamar. Pasalnya. Mulai hari ini Anna akan menginap di sini. Lebih tepatnya, menempati kamar Damar, sementara Damar akan tidur di kamar Aryan.

Tidak cukup masalah yang ditimbulkan gadis itu tadi pagi, sekarang dia akan melanjutkan membuat masalah sepanjang hari. Damar tentu tidak akan meributkan masalah yang diciptakan Anna, jika saja dia tidak harus membereskannya.

Tadi pagi, memang Anna berangkat bersamanya naik sepeda. Lebih tepatnya, gadis itu menuntun sepedanya, entah kenapa. Namun, tiba di tepi jalan, gadis itu tiba-tiba menepikan sepeda, menghentikan taksi yang lewat, lalu meninggalkan sepedanya begitu saja dan pergi dengan taksi. Damar sampai harus menitipkan sepeda Anna di pos satpam komplek. Terima kasih pada Anna, tadi pagi Damar mendapat poin keduanya karena terlambat.

Miss Trouble vs Mr Genius (End)Where stories live. Discover now