Bab 16 - Worried to Death

5.5K 456 64
                                    

"Siapa, Ra?" tanya Dhika pada Dera yang membaca pesan di ponselnya dengan kening berkerut dalam.

"Anna. Dia bilang kalau dia ngantuk dan nggak jadi ke sini." Dera menatap Dhika bingung. "Padahal tadi dia katanya mau tanya ke Damar tentang tugas sekolah."

"Dia bilang gitu soalnya ada kamu," Dhika membalas.

Dera mengerutkan kening. "Tapi aku beneran liat dia nyiapin bukunya tadi."

Dhika mendesah berat. "Kamu tau dia, Ra. Dia tuh ..."

"Kak Dhika yang nggak tau Anna," Damar memotong kalimat Dhika.

Semua yang ada di meja makan menatapnya. Damar mendesah berat. Sudah basah, berenang saja sekalian.

"Banyak hal yang nggak dia omongin ke Kak Dhika. Banyak hal yang Kak Dhika nggak tau tentang dia," ungkap Damar. "Kakak juga pasti nggak tau kan, kalau Anna nggak bisa naik sepeda?"

Dhika tampak terkejut.

"Itu ... beneran, Mar?" tanya Ryan tak percaya.

Damar mengangguk. "Makanya, beberapa hari ini, Damar ngajarin dia belajar naik sepeda tiap sore di lapangan komplek."

"Aku sama sekali nggak tau ..." gumam Dhika muram.

"Kenapa kamu nggak ngomong ini sejak awal, Mar?" tegur Prita.

Damar mendecak kesal. "Anna sendiri aja malu buat ngomong itu, gimana bisa Damar ngomong itu. Kalau sampai Anna tau, dia bakal ngamuk ke Damar, kali."

"Jadi, kamu nyimpen semua rahasianya Anna, itu buat Anna?" sebut Arman.

Damar mengernyit, tak terlalu suka mendengar itu. Mengalihkan pembicaraan, Damar berkata,

"Karena Anna nggak datang, kita nggak perlu nungguin dia lagi, kan?"

"Damar sensi banget sih, kalau ngomongin tentang Anna," ucap Arman geli. "Inget apa yang Kak Arman bilang tadi, Mar."

Damar ingin sekali menghapus ingatannya tentang apa yang diucapkan Arman tadi, tapi tidak bisa. Sial, memang.

***

"Kamu ... beneran minta dianter Kakak?" Dhika menatapnya tak percaya.

"Tapi jangan sampai depan sekolah. Turunin Anna agak jauh dari sekolah," ia memberi syarat.

"Kenapa?" tanya Dhika.

"Karena Anna nggak mau temen-temen Anna tau Kakak." Lebih tepatnya, ia tak ingin teman-temannya tahu jika Dhika meninggalkan Anna.

Ketika melihat Dhika hanya tersenyum menanggapinya, Anna mendadak merasa canggung.

"Kamu juga nggak mau temen-temenmu tau Kak Dera?" Dera angkat bicara.

Anna mendesah berat. "Mereka juga nge-fans berat sama Kak Dera. Mereka pasti bakal heboh kalau tau." Anna lantas teringat acara meet and greet-nya, lalu melanjutkan,

"Ntar pas Anna ke acara meet and greet Kak Dera, Kak Dera pura-pura nggak kenal Anna, ya? Nanti temen-temen Anna juga ke sana."

Sama seperti Dhika, Dera lantas tersenyum dan menjawab,

"Kalau itu yang kamu mau, Kak Dera bakal ngelakuin itu."

Anna menggigit bibir. Tidak. Ia ingin memamerkan Dera pada teman-temannya, hanya saja ...

"Ayo berangkat, Ann," ajak Dhika kemudian.

Anna mengangguk. Ia memeluk tas sekolahnya ketika mereka keluar rumah. Anna sedang membalas pesan dari Nindi ketika Dhika melajukan mobil meninggalkan rumah. Saat Anna mendongak, ia mendapati mobil ini menuju rumah Damar. Padahal untuk keluar komplek, mereka bisa lewat jalan lainnya.

Miss Trouble vs Mr Genius (End)Where stories live. Discover now