"Suga," suara panggilan dari Joohyuk membuyarkan lamunan Yoongi. "Gua boleh minta tolong?"

"Minta tolong apa?" tanya Yoongi kembali. Ia baru sadar teman-temannya sudah pergi menuju area panggung utama untuk menyaksikan acara pembukaan sekaligus penampilan tim cheerleader.

Joohyuk merangkul Yoongi dan bersama-sama mereka juga menuju panggung utama. "Jagain Wendy. Mungkin habis ini dia bakal dikejar habis-habisan sama anak cowok."

Yoongi mengangguk. Ia berbalik kemudian berlari menuju lapangan basket lagi, mengambil jersey basketnya dari dalam tas. Dengan cepat ia kembali menuju panggung utama. Direktur sekolah memberi sambutan diikuti kepala sekolah yang meresmikan acara turnamen olah raga. Acara tahunan ini diadakan dalam rangka mempererat hubungan antar kelas dan solidaritas sesama murid.

Setelah itu, penampilan tim cheerleader yang ditunggu-tunggu akhirnya dimulai. Tim cheerleader yang dibentuk dadakan demi turnamen ini terdiri dari 8 orang, berasal dari kelas satu dan kelas dua. Di antara mereka semua, Seungwan memang paling mungil tapi kulitnya adalah yang paling pucat. Ia terlihat polos tapi benar-benar menarik perhatian.

Yoongi tahu gadis itu berusaha keras agar tidak mengecewakan kelas XI - 2. Gadis itu selalu datang tepat waktu saat latihan. Seungwan mungkin benci berpanas-panasan dan benci berkeringat tapi gadis itu tidak pernah membuang harapan seseorang. Seperti cinta, Seungwan juga menyambut baik jika ada laki-laki yang mendekatinya.

Terdengar jelas suara siswa yang meneriakkan nama dari anggota tim cheerleader. Mungkin yang meneriakkan nama Seungwan tidak banyak tapi Yoongi puas. Dengan begitu ia tidak perlu bersaing dengan seluruh dunia untuk mendapatkan hati bidadarinya.

Setelah penampilan tim cheerleader, panitia mengumumkan susunan acara. Yoongi yang tidak peduli bergegas ke belakang panggung utama, mencari sosok Seungwan. Tangan Yoongi membawa jersey basket miliknya, berharap menemukan gadis itu secepat mungkin.

Saat mata Yoongi menangkap sosok Seungwan yang sedang mengobrol dengan laki-laki lain, ia tidak mampu menahan diri untuk menarik gadis itu mendekat padanya. Sontak Yoongi menerima tatapan bingung dari orang-orang sekitar, terutama para laki-laki.

"Suga!" Seungwan menatapnya kemudian tersenyum. "Ada apa?"

Yoongi masih belum menjawab, ia menatap satu-satu wajah laki-laki yang ada di belakang panggung. Yoongi sadar ia menerima tatapan menusuk dari laki-laki bernama Jinhwan yang tadi mengobrol dengan Seungwan.

"Wen, gua sebetar lagi tanding, lu mau lihat?" tanya Yoongi berbasa-basi kemudian gadis itu mengangguk. Yoongi mengangkat jersey basketnya, memakaikannya pada Seungwan. "Pakai ini biar kaga gosong."

"Boleh, nih? Makasih Suga," tangan Seungwan bergerak cepat membetulkan posisi jersey itu pada tubuh mungilnya. Dan di mata Yoongi, gadis itu tampak menggemaskan. "Jinhwan, maaf. Mungkin nanti kita bisa ngobrol lagi. Sekarang aku mau melihat Suga dan teman-temanku main basket."

Laki-laki bernama Jinhwan itu hanya bisa tersenyum pahit. "Jangan lupa nanti, Wen."

Yoongi segera menarik tangan Seungwan, membawa gadis itu menuju lapangan basket. Di luar dugaannya, laki-laki bernama Jinhwan itu sudah terlampau jauh mendekati Seungwan. Dan mungkin bukan hanya Jinhwan, laki-laki lain juga.

"Wen," Yoongi berhenti kemudian menatap Seungwan yang kebingungan. "Jangan lepas jersey itu kecuali lu di dalam mobil gua."

"Jadi aku harus pakai ini saat aku mandi?" tanya Seungwan kemudian ia tertawa.

"Terserah. Kalau lu kaga ada di samping gua, lu harus pakai jersey itu. Oke?" suara Yoongi sangat serius dan dalam, siapa pun pasti akan takut. Tapi Seungwan hanya tersenyum.

True Angel ✔️Where stories live. Discover now