Seungwan mendapati sebuah amplop di meja TV-nya. Ia teringat tadi malam ia meminta supirnya untuk mencetak foto-fotonya selama di Amerika. Sekarang foto-foto itu sudah selesai dicetak dan siap untuk dimasukkan ke dalam album.

Mata Seungwan mengamati satu per satu foto tersebut sambil menikmati sup tofu yang hangat. Hanya dirinya dan Mark yang selalu berhasil ditangkap mata cokelatnya. Jarak yang dekat, pelukan yang erat, senyum yang lebar. Semua itu tidak pantas disebut sebagai kenangan indah.

Seungwan memutuskan untuk kembali ke kamar. Ia beranjak ke dapur, mencuci mangkuk bekas sup tofunya. Ia juga mengamati wajahnya sendiri di cermin. Pucat, kurang tidur, menyedihkan. Padahal tadi malam ia tidur lebih awal dari biasanya. Ia langsung tidur sekembali dari rumah Min Yoongi.

Oh, soal Min Yoongi. Bagaimana setelah ini Seungwan akan menghadapi Yoongi? Kemarin Seungwan menyerahkan ciuman pertamanya pada Yoongi. Memikirkan ciuman itu saja berhasil membuat wajah Seungwan memerah. Apa yang sudah ia lakukan? Bagaimana jika Yoongi menganggap Seungwan hanya terbawa suasana?

Tiba-tiba saja Seungwan merindukan sosok Yoongi. Ia teringat kembali dengan pelukan Yoongi di Bandara Incheon. Itu bukan pelukan sandiwara, bukan pelukan yang penuh dusta. Seungwan tahu itu, karena itulah ia menangis dalam pelukan Yoongi. Ia merasakan kehangatan yang berbeda dibandingkan saat dipeluk oleh Mark.

Laki-laki seperti Yoongi adalah yang mungkin pantas bersamanya. Yoongi berjuang untuknya, menjaga dirinya, dan mengerti akan seseorang seperti dirinya. Tapi sejauh mana Yoongi akan menerimanya? Apa Seungwan harus memastikan perasaan Yoongi sekali lagi?

Pikiran Seungwan akhirnya membawa Seungwan kembali ke kamarnya, mengambil ponsel, dan menghubungi Yoongi. Seungwan mengirim pesan LINE pada Yoongi dan laki-laki itu membalas pesannya dengan cepat.

[ Chatroom with Suga ]

Wendy: Sugaaaaa

Wendy: Aku pusing banget :(

Suga: Lu di mana?

Wendy: Di rumah, sendirian :(

Suga: Gua ke sana sekarang

Suga: Gua perlu bawa apa?

Wendy: Bawa cintamu aja hehehe

Wendy: Bercandaaa

Suga: Oke, tunggu sebentar

20 menit kemudian terdengar bunyi bel rumah Seungwan menandakan Yoongi yang sudah sampai. Seungwan keluar dari kamarnya lalu membukakan pintu rumah. Dan Seungwan otomatis tersenyum padanya.

"Aku kira kamu tersesat, lama banget," kata Seungwan.

"Gua pernah ke sini sama Jackson waktu lu pergi ke Amerika," kemudian Yoongi menunjukkan sebuah kotak padanya. "Muffin keju buat lu."

Seungwan langsung berubah senang saat mendengar nama makanan itu. "Serius? Kamu tau ya, aku suka banget muffin keju?"

Yoongi tersenyum. "Lu kalo ke kantin beli itu doang, sih."

Seungwan mempersilakan Yoongi masuk ke rumahnya. Berbeda dengan rumah Yoongi yang memiliki lantai dua, rumah Seungwan hanya berlantai satu. Ruangan yang dipakai Seungwan hanya ruang utama, dapur, kamar mandi, dan kamarnya sendiri. Kamar orang tua dan kamar kakaknya terkunci rapat.

"Supir lu di mana, Wen?" tanya Yoongi setelah duduk di sofa ruang utama, tepat di depan TV.

Seungwan mengambil duduk di sebelah Yoongi. "Supirku tidur di kamar belakang, kenapa?"

True Angel ✔️Where stories live. Discover now