Bagian 19

1.1K 129 23
                                    

Part by Alsuza_
Edit by NadeClaire

Grace memejamkan matanya. Mencoba untuk menyatukan kepingan puzzle yang telah ada. Kilasan hitam-putih, cincin, foto, dan sekarang?

Sebenarnya, apa yang telah Grace lupakan? Memori apa? Argh! Terlalu banyak pertanyaan di benak Grace.

Grace memutar balik badannya, lalu kembali ke dalam rumah Lean. Ia duduk di sofa sambil mencengkeram kepalanya.

Apa? Apa yang udah gue lupain? Kenapa? Kenapa gue bisa kaya gini? batin Grace.

Grace memucat, kilasan hitam-putih kembali membayang. Grace semakin keras mencengkeram kepalanya.

"Ela?!" seru Lean. "Lo kenapa?" Lean menghampiri Grace yang terlihat kesakitan.

"Hey!" Lean mengguncang pundak Grace. "Ela!"

Grace tersadar, peluh mengucur di pelipisnya. "Hah?"

"You okay?" tanya Lean cemas. "Wait, gue ambilin minum."

Setelahnya, Lean menghilang di balik tembok. Grace kembali memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang ada. Apa benar Lean adalah anak laki-laki yang ada di mimpi Grace akhir-akhir ini? Kalau iya, kenapa Lean tidak memberitahunya dari awal?

Lean menaruh segelas air putih di hadapan Grace. "Minum dulu La, tampang lo kaya abis liat setan tau nggak? Shock gitu." Lean mencoba untuk bergurau, tapi Grace tidak menanggapinya.

"Better?" tanya Lean setelah Grace menaruh gelas di atas meja.

"Hm."

"Kalo badan lo masih lemes istirahat aja di kamar gue lagi. Nanti kalo lo udah lebih fit baru gue anter pulang."

Grace menggeleng. "Bang Petra kapan jemput gue?"

Lean menggedikkan bahu, "Gue kurang tau."

"Oh," Grace menggumam, "tas gue mana ya?"

"Di dalem kamar gue. Mau gue ambilin?"

"Boleh, kalo nggak ngerepotin."

"Nggak, kok." Lean lantas berdiri. Sebelum pergi kembali ke kamarnya, Lean mengacak pelan rambut Grace.

Grace melihat-lihat ruang tamu rumah Lean. Matanya menyapu ruangan yang berukuran sedang itu. Tiba-tiba, matanya terpaku pada bingkai foto yang terdapat di atas meja. Grace berdiri dan berjalan untuk melihat foto itu. Entah kenapa ia penasaran untuk melihatnya lebih dekat.

Grace mengambil salah satu foto, yang di dalamnya tercetak sebuah gambar anak laki-laki yang memakai syal berwarna biru. Anak laki-laki itu terlihat bahagia dengan senyum lebar yang memperlihatkan deretan gigi depannya yang ompong dua buah.

Grace merasa familier dengan syal yang dipakai oleh anak laki-laki tersebut. Sebuah ingatan tiba-tiba muncul.

"Ini apa?" tanya seorang anak laki-laki.

"Kado buat kamu," Grace kecil memberikan sebuah kotak berukuran sedang. "Semoga kamu suka ya."

"Makasih Ela." Anak laki-laki itu tersenyum dan mengacak rambut panjang sebahu Grace.

Grace nyegir lucu, "Pake dong, aku mau liat."

Anak laki-laki itu membuka tutup kotak dan melihat sebuah syal berwarna biru. "Bagus!" serunya, "Kamu buat sendiri?"

"Iya dong! Aku kan pengen buat dari hasil jerih payah aku sendiri. Biar lebih puas dan aku seneng liat kamu pake syal buatan tangan aku sendiri."

Sepotong Memori #Wattys2017Where stories live. Discover now