Bagian 1 (Setelah Revisi)

6.4K 375 103
                                    

Part by oyjessicaoey3
Edit by LifeIsCreation
Second edit by Vei_la
Last edit by NadeClaire

Seorang gadis bernama Grace Finella berjalan dengan semangat menuju halaman rumahnya, bermaksud untuk pergi ke toko buku guna membeli beberapa novel yang akan dibacanya selama liburan sekolah. Ralat. Bukan liburan, lebih tepatnya adalah masa di mana dia harus mengurus berkas-berkas beserta memenuhi persyaratan pendaftaran diri sebagai seorang siswi baru di sekolah Bhakti Mandala.

"Ya, Tuhan! Ini pasti kerjaan Bang Petra," kata Grace bermonolog.

Grace geram dengan tingkah laku kakak laki-lakinya itu. Tunggu saja! Sebentar lagi suara teriakan yang menggelegar akan berkumandang memenuhi setiap sudut di rumah itu seperti biasanya.

Satu ...

Dua ...

Ti-

"ABAAANG, LO MAH KELEWATAN! INI KENAPA BAN SEPEDA GUE LO KEMPESIN, SIH?!"

Benar, bukan?

Tanpa ba-bi-bu, Grace langsung berlari mengejar Petra. Namun, tidak semudah itu menangkap seorang Petra. Dia jauh lebih cerdik dari adiknya. Alhasil, Grace-lah yang terengah-engah dan akhirnya memilih menyerah.

"Bodo amat deh, Bang! Capek gue!" ucap Grace kewalahan, "Bang, gue berangkat, ya. Grabcar gue udah mau sampai sini tuh," pamit Grace, sambil mengatur napas dan merapikan penampilannya kembali. Berkat acara kejar-kejaran tadi, Petra sukses membuat baju Grace basah dengan keringat.

"Iya, Dek. Hati-hati, ya! Nitip Caramel Macchiato! lo kan baik." Petra sedikit berteriak karena jarak antara dia dan Grace cukup jauh-takut kena damprat adik satu-satunya itu.

"Kalo ada maunya aja muji," umpat Grace dalam hati.

***

Grace telah tiba di toko buku sejak lebih dari setengah jam yang lalu. Namun, dia belum dapat memutuskan novel mana yang akan dibelinya. Grace kemudian membaca sinopsis salah satu novel karya Boy Candra, tetapi ada hal lain yang mengalihkan perhatiannya. Seorang laki-laki berpostur tinggi berdiri menyejajarinya.

"Ehem." Laki-laki itu berdeham, membuat mata Grace sedikit melirik ke arahnya.

Tanpa berniat menggubris, Grace kembali memusatkan pandangan matanya ke arah novel karya Boy Candra.

"Suka baca karyanya Boy Candra juga?" tanya laki-laki itu.

"Emm, iya," jawab Grace irit.

"Nama gue Leandro Putra, panggil aja Lean."

Grace tidak peduli, bahkan tidak berniat memperkenalkan namanya kepada laki-laki itu. Tetapi semakin tidak diacuhkan, laki-laki yang memperkenalkan diri dengan nama Lean tersebut semakin gencar menggoda Grace yang sedang sibuk membaca sinopsis novel-novel yang tersedia di toko buku itu.

"Kok gue dicuekin, sih? Nama lo siapa?" tanya Lean, sambil mengulurkan tangannya. Grace kesal. Jika terus didiamkan, pasti Lean semakin gencar menggodanya.

"Grace Finella, panggil aja Grace atau Nella." Dengan ogah-ogahan, Grace menyambut uluran tangan Lean.

"Kalau gue panggil Ela boleh?"

"Whatever."

Grace mulai meneliti jam tangan berwarna gold yang bertengger manis di pergelangan tangannya, tak terasa sudah satu jam lebih dia berada di toko buku. Dan berkat Lean, Grace tak kunjung menemukan novel yang ingin dibelinya. Lean terus menggoda Grace. Entah dengan menoel lengan Grace yang sedang sibuk membaca, bernyanyi riang tanpa malu, serta melakukan hal aneh lainnya yang menjadikan dirinya dan Grace sebagai pusat perhatian.

Sepotong Memori #Wattys2017Where stories live. Discover now