Bagian 4 (Setelah Revisi)

2K 232 36
                                    

Part by nurashinichi
Edit by NadeClaire
Second edit by Vei_la

"ABANG SETAANNNNN!!!! BURUAN DONG, ENTAR GUE TELAT KE SEKOLAHNYA!!!" teriak Grace langsung, ketika tidak melihat keberadaan Petra di ruang tamu.

Matahari belum sepenuhnya menampakkan dirinya, tetapi rumah bercat putih itu sudah dibuat ricuh karena suara menggelegar dari Grace. Dengan penuh kekesalan, dia berteriak, meminta Petra keluar dari tempat persembunyiannya.

"Sabar dikit napa, Dek. Baru juga jam ..." Petra langsung menghentikan kalimatnya tatkala melihat bentukan fisik Grace pagi ini. Dia mengamati Grace lamat-lamat. Beberapa detik kemudian, tawanya pecah. "Hahaha, sumpah demi apa, hari ini lo cute banget. Mirip deh sama badut Ancol."

Mendengar itu, Grace langsung mengerucutkan bibirnya. Sebenarnya olokan Petra dirasa wajar mengingat penampilan Grace saat ini yang kelewat menggemaskan. Mengenakan rompi berbahan dasar karton berwarna pink, dengan ornamen gambar saku di bagian dada dan beberapa buah kancing. Rambut kuncir dua, juga memakai kacamata bambu yang dilengkapi dengan kartu tanda pengenal, dengan foto Grace yang membuatnya semakin terlihat culun.

Kemarin, beberapa anggota OSIS menggiring semua murid baru untuk berkumpul di aula sekolah guna mengikuti acara pembukaan MOS (masa orientasi siswa). Parahnya, seluruh anggota OSIS memerintahkan agar semua murid baru memakai perlengkapan sekolah yang aneh-aneh, seperti yang Grace kenakan pagi ini.

"Sumpah, lo itu mau sekolah apa mau doger monyet? Kocak amat," seru Petra diikuti dengan kikikan gelinya.

Grace hanya mampu merengut dan mulai menarik napasnya dalam-dalam. Melihat gelagat itu, Petra segera bersiap menutup telinganya rapat-rapat. Karena dia tahu, Grace akan segera ...

"ABANG SEETTTTTAAAAAANNNN!! LO GAK USAH NGEHINA GUE BISA GAK, SIH? NYEBELIN BANGET!"

Seperti dugaan Petra, Grace akan memekik kesetanan setelah mendengar olokannya barusan. Sejenak Petra membiarkan telinganya tertutup hingga beberapa detik dan setelah merasa adiknya takkan meneriakinya lagi, dia menghampiri Grace dan menggandengnya menuju ke luar rumah.

"OSIS di sekolah lo beneran nyuruh lo make pakaian kayak gini, Dek?" tanya Petra sambil menahan tawa.

"Menurut lo?" Grace menjawab ucapan Petra dengan ketus.

"Hahaha, mantap juga tuh anggota OSIS. Tahu gitu kemaren gue nyusup jadi anggota OSIS di sekolah lo. Kan enak, bisa ngisengin lo," ucap Petra sambil terkikik geli, lagi.

"Berisik lo, Bang, bikin gue tambah badmood aja. Buruan deh berangkat, gue gak mau telat," ucap Grace yang kemudian berjalan mendahului Petra.

Petra yang melihat Grace mendahuluinya hanya dapat geleng-geleng. Percuma sebenarnya jika Grace sampai duluan di garasi. Toh, Petra yang memegang kendali.

"Buruan, Bang. Entar gue telat, kena omel lagi," teriak Grace yang melihat Petra sedang melongo.

Petra menghela napasnya, beginilah jika memiliki adik perempuan semacam Grace. Merepotkan. Sedikit-sedikit memaksa, sedikit-sedikit tidak sabaran. Kalau bukan karena dia menyayangi adiknya, mana mau dia diperbudak semacam ini.

"Gak sabaran amat sih, Dek. Kena omel doang mah gak seru, seru itu kalo kena hukuman," cerocos Petra sambil menaiki motor sport-nya. "Asal lo tahu, gue tuh dulu yah ...."

"BURUAAAAANNNNNN!!!!!!" teriak Grace yang membuat ucapan Petra terhenti.

Wajah Petra langsung berubah masam, tidak lagi berniat untuk melanjutkan kalimatnya. Dia sedikit melirik ke arah spion, Grace tampak anteng duduk di atas jok motornya. Menghidupkan mesin, Petra pun melajukan motornya menuju SMA Bhakti Mandala.

Sepotong Memori #Wattys2017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang