Part by NadeClaire
Edit by AryNilandariLean memandang punggung Grace yang menjauh. Senyuman tipis tercetak di bibirnya. Seseorang tiba-tiba menepuk pelan bahu Lean.
"Itu gadis yang selama ini lo ceritakan?" Ternyata Wielly. Memandang penasaran. Ditanggapi dengan dua kali anggukan dari Lean.
"Gilakkk ... ternyata gadis itu toh yang bisa bikin mood seorang Lean naik dan turun dengan drastis. By the way, lo belum beritahu gue nama gadis itu," tuntut Wielly seperti debt collector.
"Ela," jawab Lean cuek dan berjalan pergi.
"Ela? Nama pasaran." Wielly bergumam. Mengingat-ingat, belum lama ini juga dia ketemu cewek bernama Ela. Eh, jangan-jangan.... Sosok cewek itu mirip. Saat Wielly kembali dari terawangannya, ia segera berlari mengejar Lean dan sedikit berteriak, "Kayaknya gue pernah ketemu sama Ela."
Lean menoleh sekilas dan kembali meluruskan pandangan kepada jalanan di depannya. "Ketemu di mana?" tanya Lean.
"Di toko buku."
***
Grace melempar pandangannya ke kiri dan kanan. Mana Bang Petra? Grace sudah mengelilingi seluruh bagian parkiran di calon sekolah barunya, tetapi masih tidak dapat menemui motor kesayangan abangnya. Sial! Ini Bang Petra kok gitu, sihhh? Main tinggal-tinggal. Ngeselin!!! Pokoknya gue mau aduin ke papi!
Grace menekan kontak yang tertulis 'Abang Setan' di ponselnya.
Tutt ... tutt ....
"Ha--"
"ABANG SETANNNNN!" teriaknya tanpa ragu. Lagian di parkiran masih sepi kok, batin Grace.
Di sisi lain, Petra menjauhkan ponselnya dari kuping saat suara adiknya menggelegar, mungkin berencana merusak speaker ponselnya.
"Jangan teriak-teriak dong. Anak ayam aja bangun, Dek."
"Gue gak punya waktu buat bercanda, Bang! Abang mana? Gue udah kelilingi parkiran, tapi gak nampak motor Abang."
"Ya kale, sampai berjanggut juga gak bakal ketemu. Hahahaha .... Oh iya, tadi pas Abang angkat telepon, kamu manggil apa? Abang Setan?"
"Eh, gak ada kok. Gue bilang Abang baik, ganteng, pintar. Intinya Abang di mana sekarang?" Grace menyengir.
"Abang mah gak peduli kalau dipanggil 'Abang Setan'. Sesuai bahasa Indonesia yang baik dan benar, kalimat itu memiliki arti bahwa adiknya yang setan. Hahahaha .... Abang dah di rumah, Dek. Tadi males nungguin. Kamu mesen Grabcar aja ya, Dek."
"Bang Petra, gu--"
Tutt ... tutt ... tutt ....
Telepon diputuskan sepihak oleh Petra, tanpa mendengarkan penjelasan adiknya lagi.
Argghh ... Bang Petra mah ngeselin! Gue lupa bawa uang! Grace mengacak rambutnya-frustrasi.
"Mau gue nganterin lo pulang gak?" tanya seseorang yang baru saja berdiri di belakang Grace, setelah melihat Grace mengacak rambutnya sendiri untuk beberapa saat.
Grace yang terkejut, dengan segera memutar tubuhnya. "Lo lagi! Lo kuntit gue, ya?" tanya Grace galak.
"Gak kok!"
"Kok lo bisa di sini?" tanya Grace sambil bersedekap.
"Udah dibilang juga jodoh, lo gak percaya." Lean menaik-turunkan alisnya dan senyuman geli menghiasi wajahnya saat dilihatnya gadis itu menghela nafas kuat. Saat sedang memandangi Grace, mata Lean secara tidak sengaja menangkap sebuah cincin dengan ukiran bunga kecil berwarna pink bertengger manis di jari kelingking tangan kiri Grace.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepotong Memori #Wattys2017
Teen Fiction[COMPLETED. Part sudah lengkap. Sedang direvisi.] Setelah mengurus berkas-berkas sebagai seorang siswi baru di SMA Bhakti Mandala, Grace Finella pergi ke sebuah toko buku. Sedang tenggelam dalam ribuan judul buku, seorang lelaki aneh tiba-tiba menya...