Darka mengacak rambutnya frustasi. Menghela nafas, lalu menatap Chinta.

"Jangan nangis lagi dong." Bujuk Darka. "Gue enggak bisa peluk lo, kita masih di sekolah."

Chinta menatap Darka dengan tatapan aneh. Tatapan yang selalu Darka lihat setiap kali dulu dia menyakiti Chinta dengan kata-katanya. Tapi kali dia tidak tahu apa yang membuat Chinta menatapnya seperti itu, yang dia ingat! Dia tidak melakukan apa pun sekarang.

Perlahan Chinta menghapus air matanya. Itu membuat Darka sedikit lega.

"Lo kenapa sih?" tanya Darka lagi.

Chinta tidak menangis lagi. Tapi matanya masih sembab.

Chinta menggeleng.
"Jangan ditanya! Pokoknya gue benci hari ini." jawab Chinta langsung meninggalkan Darka.

Darka semakin bingung, tapi dia tidak mengejar Chinta. Membiarkan Chinta, mungkin yang terbaik sekarang.

Gadis PMS sangat menakutkan. Pikirnya.

***




Menunggu jam pulang sekolah.

Mood Chinta, mempengaruhi gadis itu untuk mengerjai tugas. Jika teman-temannya sedang mengerjakan tugas yang diberikan Bu Vina. Lain halnya dengan Chinta, gadis itu malah memainkan ponselnya. Tidak memperdulikan tugas yang diberikan Bu Vina.

Di kelas XI IPA3

Darka sedang bersandar di bangku dengan santainya. Dia juga sedang berkutak dengan ponselnya. Tidak beda dengan yang dilakukan ke tiga temannya.

Darka masih memikirkan apa yang terjadi pada Chinta, gadis itu sangat aneh hari ini. Membuat Darka bingung harus melakukan apa.

Darka membuka aplikasi BBM nya. Tidak ada kerjaan itulah yang tergambar pada Darka sekarang, cowok itu mungkin sedang kepo, sampai membaca status-status temannya di pemberitahuan BBM.

Terkejut! Baru saja Darka melihat Chinta memperbarui statusnya. Ini hari bersejarah dimana Chinta si cewek pintar, bermain ponsel saat jam pelajaran. Mungkin satu sekolahan harus melingkari tanggal hari ini.

You know? I try, dont care. But I can not!!!

"Ni anak kenapa sih," desis Darka pelan.

Darka ingin membalas. Tapi Chinta mengubah statusnya lagi.

I want to run now....

Darka semakin tidak mengerti. Dia Ingin tahu apa yang terjadi pada Chinta. Tapi Darka yakin Chinta tidak akan mengatakannya. Jadi dia putuskan mengirimkan pesan lain saja.

Darka: mau lari kmn? Sini abang Darka temeni.

Darka tau mood Chinta sedang jelek. Makanya dia mengganggunya.

Beberapa detik bahkan semenit Darka tidak mendapat balasan dari Chinta. Padahal pesannya telah di read.

Darka: cuma dibaca doang nih crtanya.

Chinta: gue mau bljr jgn ganggu!!!

Mata Darka membulat.

"Dasar cewek, dibaikin guenya yang dijutekin." umpat Darka sedikit keras membuat Dani, Bima dan Vino melirik.

"Kenapa lo?" Vino penasaran.

Darka mendengus kesal masih dengan pikirannya.

"Dih si tai, Kesambet setan." Dani ikut campur.

"Bel, bel, bel bunyi bel please!!!" celoteh Darka. Tidak menyadari ketiga temannya sedang menatap aneh ke arahnya sekarang.

"Beneran kesambet kan Vin." tunjuk Dani pada Vino.

DARKA (Update kembali)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang