Tiga Puluh Dua

2K 86 1
                                    

Rose melangkah menuju gerbang sekolah yang tertutup rapat, karena dua puluh menit yang lalu bell sudah berbunyi.

Rose telat karena alarm nya mati dan Kim tak membangunkan nya, mungkin cowok itu masih kesal pada Rose.

Bu Nurul selaku guru BK disekolah ini sudah berdiri didepan gerbang untuk mencegat siswa yang terlambat datang kesekolah.

Dengan tatapan tajam yang mampu membuat murid nya diam tak bisa melawan nya. Bu Buruk menghampiri Rose yang berada diluar gerbang dengan wajah seram nya.

"Kau kenapa telat?" Tanya Bu Nurul dengan muka garang nya.

"Ma-af bu tadi macet." Ucap Rose dengan gagap karena takut pada guru paling killer yang ada dihadapan nya ini.

"Macet tidak bisa dijadikan alasan, karena Jakarta memang selalu macet! Saya hukum kamu hormat ditiang bendera hingga istirahat!" Ucap Bu Buruk dengan nada tinggi.

"I-ya Bu." Ucap Rose lalu berlari menuju tiang bendera.

Baru sepuluh menit Rose berdiri ditengah lapangan upacara dengan menghormat ke bendera, tetapi keringat Rose sudah mulai bercucuran.

Sepasang mata menatap kearah Rose dengan senyum tipis nya. Dave menatap Rose dari lantai dua, lalu ia turun untuk melihat calon pacar nya itu lebih jelas.

Dave sangat ingin berdiri disamping Rose menemani gadis itu menjalani hukuman nya, tapi Dave tak bisa.

Mengingat penyakit nya yang terlalu sensitif jika ia berdiri di bawah terik nya sinar matahari dengan waktu yang cukup lama itu sama saja secara tidak langsung memberi tahu Rose tentang penyakit nya.

Karna ia bisa mimisan dan kemungkinan ia akan pingsan jika ia menemani Rose.

Dave memantau Rose dari balik pohon mangga yang berada disamping lapangan, Dave cemas ketika melihat wajah Rose yang mulai pucat.

Dave melirik jam yang melekat ditangan kiri nya, dan sepuluh menit lagi istirahat tiba.

Dengan langkah lebar Dave mendekati Rose lalu menarik lembut tangan Rose dan berjalan menuju kantin.

Kantin belum terlalu ramai sekarang, hanya ada anak dari beberapa kelas yang makan disini karena bel istrihat masih lima menit lagi.

"Dave lo apaan sih tarik-tarik tangan gue!" Ucap Rose yang sudah duduk dikursi pojok kantin.

"Muka lo pucet gitu, karna gue baik gue bawa lo kesini." Ucap Dave dengan senyum lebar nya.

"Serah lo deh." Ucap Rose pasrah.

"Bentar ya, lo tunggu sini jangan kabur kemana-mana!" Peringatan Dave sebelum ia pergi entah kemana.

Lah gue ditinggal sendiri.

Tak berapa lama Dave kembali dengan dua kotak makan berwarna biru dan merah, lalu menyodorkan kotak berwarna merah pada Rose.

"Nih, makan ya! Gue yang bikin loh." Ucap Dave dengan angkuh.

Rose membuka kotak makan yang didalam nya ada dua potong roti sandwich yang menggoda selera.

"Thanks." Ucap Rose.

Rose mengambil satu potong sandwich lalu memasukan kedalam mulut nya, Rose memakan sandwich itu dengan terburu-buru membuat ia tersedak roti sandwich itu.

"Uhukk.. Uhukk." Rose terbatuk-batuk membuat Dave panik seketika.

Dengan gerakan kilat Dave memesan satu es teh lalu memberikan nya pada Rose.

Pergi (END) (Privat) #Wattys2018Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu