25

1.3K 126 1
                                    

****

Aku masih terdiam dengan pandangan kosong. Kejadian 10 menit yang telah berlalu itu terus terulang jelas di kedua mataku. Aku bahkan tak bisa mempercayai ini. Ini tidak masuk akal, sungguh. Aku berfikir semua akan baik - baik saja setelah ini, namun hal yang tak terduga terjadi.

Bagaimana mungkin ia menarik ulur hatiku semacam ini? Aku tak tahu apa yang ia pikirkan, ini terjadi begitu cepat dan tiba - tiba. Bisa di katakan 'I'm get shock now'.

Flashback on

Aku  masih menunggu kedatangan gadis itu. Ya, dia gadis pemilik hatiku. Aku sangat ingin bertemu denganya. Meskipun ini terbilang secara tiba - tiba ia menghubungiku dan meminta untuk bertemu. Tentu saja, aku mengiyakan permintaannya. Lagi pula, jadwal latihan masih beberapa jam lagi. Aku akan menemuinya terlebih dahulu.

Aku datang ke alamat yang ia berikan. Begitu sampai disana, ia telah menyambutku dengan senyuman manis miliknya. Kami duduk di ruangan khusus. Tentu saja, ini untuk menghindari terjadinya hal yang tak di inginkan. Aku duduk tepat berhadapan dengan mata cantik itu.

"Apa aku terlalu lama?". Tanyaku

"Ani~ya, aku juga baru tiba. Aku telah memesan minuman juga makanan untuk oppa".

"Ah, baiklah. Kenapa kau tiba - tiba meminta untuk bertemu?".

"Ah, itu. Ada hal yang ingin aku katakan".

"Mwo~ya?". Tanyaku

"Pesanan datang!".

Ketukan dibalik pintu itu
menginterupsi percakapan kami. Seorang pramusaji datang dengan sebuah nampan di kedua tangannya. Secara perlahan ia meletakkan makanan juga minuman yang telah kami pesan. Pramusaji itu menghilang di balik pintu seketika setelah mengucapkan 'Selamat menikmati hidangannya'.

"Oppa, makanlah terlebih dahulu. Aku tau kau lapar".

Aku tersenyum hangat, dia benar - benar mengerti semua tentangku. Kami makan dalam diam, hanya terdengar suara benturan sendok dengan mangkuk. Hingga pada akhirnya aku memulai pembicaraan.

"Kau tahu? Betapa aku sangat merindukanmu? Aku senang bisa bertemu denganmu seperti ini".

Dia tersenyum kikuk. Ada apa ini? Tak biasanya dia seperti ini. Dia seakan - akan menahan sesuatu untuk di katakan.

"Oppa, ada yang ingin aku katakan".Ucapnya

"Mwo~ya? Katakanlah".

"Aku ingin kita berakhir disini".

Tunggu sebentar, apa aku tidak salah dengar? Kurasa telingaku ini masih berfungsi dengan baik.

"Mwo? Apa yang kau katakan?".

"Aku ingin mengakhirinya, aku ingin kita berakhir disini". Ucapnya.

"Wae? Bukankah kau juga masih mencintaiku? Begitu juga denga ku. Aku masih mencintaimu Soo ra~ya".

"Aku ingin oppa bahagia. Oppa tak perlu bersedih lagi karena aku. Oppa tak perlu mencemaskanku, dan aku juga ingin oppa lebih fokus dengan pekerjaanmu sekarang. Raihlah mimpi itu oppa". Tuturnya lembut.

"Aku tidak bisa, aku tidak pernah bersedih karenamu. Aku bahagia denganmu.Aku juga bisa melakukan tugasku dengan baik denganmu. Tak ada yang perlu dicemaskan. Juga, satu hal lagi. Aku akan mengklarifikasi hubungan kita ke media. Jadi, kau tak perlu cemas lagi".

Dia menghela nafas panjang. Kembali ia menatapku.

"Mianhae, aku tidak bisa oppa".

"Wae? Katakan padaku apa yang kau inginkan? Asalkan kau tak pergi meninggalkanku. Katakan padaku".Desakku

I Love You [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang