23

1.3K 122 0
                                    

****


Setelah usai memilah - milah beberapa pakaian dari almari besar di sudut kamarku, akhirnya aku menemukan pakaian yang sesuai untuk hari ini.

Sweater putih dengan balutan coath berwarna cream. Tidak lupa syal senada telah terpasang di leherku. Setelah memoles sedikit make up di wajah, aku segera turun menemui sosok yang telah menungguku sejak 15 menit lalu.

Aku berjalan melewati anak tangga. Terlihat sosok itu tengah berbincang dengan eomma.

"Apa aku terlalu lama?". Interupsiku di sela obrolan mereka.

"Ani~yo, aku juga baru tiba disini". Pemilik suara bariton itu menanggapi.

"Sudahlah, kupikir aku tak tahu eoh? Kenapa kau tak berterus terang saja. Kau terlambat 15 menit tuan Song". Cibirku.

"Arra, mianhae. Ini semua juga karena aku harus membeli barang yang kau minta nona Jung". Balasnya ketus.

Eomma hanya memandang bingung ke arah kami berdua. Ya, hari ini aku akan pergi dengan Mino. Aku memintanya untuk menemaniku ke suatu tempat. Aku tak mungkin meminta Kyungsoo oppa mengantarkanku, ia masih sibuk mengurus perihal pencabutan kasus tindak percobaan pembunuhan atas terdakwa Kim su bin temanku.

Aku bersyukur pada akhirnya Kyungsoo oppa mau memenuhi permintaanku. Dengan begini aku bisa sedikit lega.

"Ya baiklah. Ayo kita pergi sekarang". Ucapku

Kami pun berpamitan pada eomma.

"Eomma, aku pergi". Ucapku

"Ahjumma, aku juga akan pergi. Annyeong". Ucap Mino dibelakangku.

Dan jangan lupakan barang yang ia bawa untukku. Tentu saja, aku yang memintanya untuk membelinya. Satu buket bunga mawar putih. Dan juga beberapa makanan.

Aku berniat mengunjungi Su bin di rumah sakit hari ini, maka dari itu aku meminta Mino mengantarku. Eomma pasti tak mengijinkanku pergi mengingat keadaanku yang belum pulih seutuhnya. Pasalnya aku juga baru keluar dari rumah sakit 2 hari lalu.

Setelah memasang sabuk pengaman, mobil pun melesat membelah jalanan kota Seoul.

Aku hanya memandang jalanan dengan tatapan kosong. Memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Apa Su bin akan menerima permintaan maafku? Apa dia mau menemuiku? Aku harap ia akan menerima semuanya dan memaafkanku.

"Apa kau yakin ingin menemuinya?". Kali ini Mino membuka suara.

"Tentu saja, aku ingin menyelesaikannya secara baik - baik". Jawabku mantap

"Baguslah, aku akan membantumu".

"Tentu saja, kau harus membantuku".Balasku cepat.

Dia terkekeh, kemudian tersenyum. Tanpa kusadari kurva melengkung juga menghias wajahku.

Aku bahagia hubunganku dengan Mino tak lagi canggung. Ia bahkan tak sungkan membantuku juga eomma dirumah. Seandainya Kyungsoo oppa juga bisa seperti dia. Tentu saja,  ini tak akan rumit seperti ini. Bisa kubayangkan betapa sulitnya menjalin hubungan dengan sosok idol sepertinya.

Aku harus bertahan dan juga harus selalu menutup identitas diriku karena memang pihak agensi Kyungsoo oppa belum mengklarifikasi hubungan kami.

Di sisi lain, aku juga sangat mencintainya. Perlakuan manis darinya, ucapan - ucapan lembut dan menyentuh hati. Aku menyukai semua yang ia lakukan untukku dan semua yang ada padanya. Aku menerimanya dengan senang hati.

"Ah kenapa aku berfikir seperti ini?". Gumamku pelan.

"Wae?". Tanya Mino membuyarkan pikiranku.

"Ani~yo, bukan apa - apa".

"Baiklah, jika begitu segeralah turun nona Jung. Kita telah sampai". Ucapnya seperti seorang supir pribadiku.

"Kita sudah sampai?". Tanyaku

"Ne, ayo segera turun".

Kami pun turun dari mobil dan bergegas masuk ke dalam. Kami berjalan beriringan dengan Mino yang membawa semua barang - barangnya.

****

"Nona Kim Su bin. Kamar 503 dilantai 4". Ucap resepsionis itu.

Kaki kecil itu terus melangkah meninggalkanku dibelakangnya dengan menenteng semua barang - barang.

Ia mematung menatap pintu putih bertuliskan angka 503 itu. Aku yakin dia tengah mengumpulkan keberaniannya.

"Masuklah, semuanya akan baik - baik saja". Ucapku

Kamipun melangkah masuk ke dalam ruangan. Sosok gadis tengah terduduk di atas ranjang dengan sebuah buku di tangan kanannya. Ia menoleh seketika menyadari keberadaan kami.

"Annyeong Su bin~ah!". Sapa gadis bermarga Jung itu.

"Kenapa kau kemari?".

Bukannya menjawab sapaan itu, ia justru menyodok dengan pertanyaan yang tak bagus.

"Aku datang untuk mengunjungimu".

Soo ra melangkah lebih dekat dengannya. Bahkan ia duduk disamping ranjangnya sekarang menatap gadis itu intens.

"Aku juga membawakanmu ini".

Ia pun memintaku meletakkan sekantong makanan yang kugenggam sejak tadi.

Perlahan ia memegang tangan gadis itu. Aku tak menyangka reaksi dari gadis itu. Ia menyebik tangan Soo ra kasar. Astaga!  Apa yang ia lakukan? Sebenci itukah ia pada Soo ra?.

Aku hampir saja medekat dan menggertak gadis itu. Namun,  tangan kecil itu menghalangiku. Melarangku melakukannya. Aku hanya diam menahan amarah melihatnya.

Ia menyodorkan sebuah kotak kepada gadis itu.

"Aku tahu kau membenciku. Namun, aku tak akan melakukan hal yang sama. Maafkan aku untuk semua hal yang telah terjadi". Ucap Soo ra perlahan.

Gadis itu membuka kotak yang Soo ra berikan. Aku tak tahu apa isi dari kotak itu. Tapi, yang membuatku bertanya - tanya ialah 'kenapa gadis itu terlihat berkaca - kaca?'. Ia menyentuh sebuah bingkai foto yang ada di dalam kotak itu.

"Aku senang melihatmu masih hidup. Aku fikir setelah kejadian itu kau pergi. Karena baik dirimu juga ayahmu tak memberi kabar mengenai keadaanmu. Dan semua teman - teman mengatakan kau,--".

Gadis itu spontan memeluk Soo ra. Terkejut. Ya, itu yang aku lihat dari wajah Soo ra.

"Maafkan aku. Aku telah bersalah. Aku tak mendengar penjelasanmu waktu itu. Aku justru melakukan hal yang menyakitimu. Maafkan aku". Gadis itu membuka suara.

Soo ra menepuk pelan punggung gadis itu, menenangkannya.

"Gwenchana. Aku telah lama memaafkanmu".

Jawaban yang sangat memukau. Aku tak habis pikir adakah orang sebaik Soo ra hidup seperti ini? Ia memaafkan semuanya dengan mudah. Bahkan jelas gadis itu melakukan hal yang bisa dikatakan berbahaya baginya. Namun, ia memaafkannya begitu saja?

'Kau sangat hebat nona Jung'.

Aku memilih pergi dari sana, aku tak mau menganggu acara mereka. Kurasa aku juga tak mungkin hanya berdiri di sudut ruangan menyaksikan adegan drama semacam ini. Biarlah mereka menyelesaikan masalah ini dengan caranya sendiri.

****

Annyeong!!
Heol.
Gimana?
Makin penasaran end ini gimana?

Wkwwkwk
Need spoiler??

Gak deh, belum waktunya.

Bye 😉

Jangan lupa tanda bintang dipojok.

Thanks,
Impys Twin

I Love You [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang