Kita Akan Sampai

266 53 14
                                    

Di kereta menuju Bandung, pukul dua siang.

"Banyak yang lulus SNMPTN, Sam. Pasti bahagia banget ya, mereka?" kalimat itu lolos dari mulut Kina setelah tanpa sengaja ia melihat timeline twitter. Kata selamat tercantum di sana.

Sam yang awalnya sedang melihat ke arah jendela menyahut, "Yang nggak lulus pun juga banyak, Na."

"Iya. Ikutan sedih juga aku baca cerita mereka di twitter, Sam." Gadis itu memasang raut sedih.

"Apalagi mereka, Na, yang ngalamin sendiri."

Kina menghela napas, "Aku besok bakalan kayak gimana ya, Sam? Maksudku, aku udah pernah nggak lulus SNM bahkan SBM pun juga. Tapi aku tahu aku juga nggak bakalan siap kalau dibuat kecewa sama sendiri lagi besoknya."

"Jangan takut, Na. Gagal itu gapapa. Jalan ada banyak, Na. Bukan cuma satu doang. Jalan utama emang sering dipakai orang, but masih ada jalan lain yang nggak banyak orang tahu tapi akhirnya bakalan bawa kita ke tujuan yang sama juga. Malahan kadang lewat jalan itu kita sampai duluan daripada orang lain yang lewat jalan utama," jelas Sam. Laki-laki itu kini sudah memusatkan pandangannya pada gadis di sebelahnya yang sepertinya sedang menerawang jauh.

"Makasih, Sam. Kamu baik. Semoga besok kita bisa sampe di tujuan kita masing-masing, ya. Lewat jalan mana pun itu."

Hening seketika, hingga ....

"Semoga, Na. Ingat ini baik-baik ya, Na, kamu boleh kecewa karena jalan pertama yang kamu pilih nggak bisa bawa kamu sampai ke tujuan, tapi jalan lainnya bakalan setia nungguin kamu buat lewat di sana sampai akhirnya kamu sampai di tujuan."

Kereta masih tetap melaju konstan. Tidak ada penumpang yang begitu bersuara di gerbong ini. Semuanya seperti sibuk dengan pikirannya masing-masing.

"Kamu juga, Sam. Kamu selalu suka sama yang instan. Nikmatin prosesnya, Sam. Cuma dari proses kamu bisa dapat pelajaran yang nggak semua orang ngerti itu," pesan Kina sembari balas menatap laki-laki itu.

"Iya, Na. Aku sekarang tahu itu."

"Perjalanan tuh nggak ada yang benar-benar seru, Sam. Pasti ada aja nggak enaknya. Entah karena ban mobil yang tiba-tiba bocor, bensin yang tiba-tiba habis, atau kendaraan kamu sendiri yang tiba-tiba mogok padahal pas berangkat nggak ada masalah apapun. Kamu, kita, harus bisa terima itu, Sam," tambah Kina.

Stasiun sudah mulai kelihatan ujungnya. Kina buru-buru mengemasi barang-barangnya.

Sam lantas mengangguk, "Iya, Na. Iya. Seperti yang selalu kamu bilang, kan? Kita cuma bisa terima."

***

Media: pinterest.

-ars
0: 12 AM, Apr 9th, 2020

The Deep TalkWhere stories live. Discover now