10 - King and Queen

Start from the beginning
                                    

"Kayaknya lo capek. Bisa ceritain semalem lo ke mana..," Nafla menatap Ivan tajam.

"Dan.. Gimana Tania? Ketangkep?"

Ivan menatap Nafla dengan tatapan terkejut. Kemudian ia menunduk, dan duduk di tepi kasur Nafla. Ia membuang nafasnya kasar.

____________

Devo menghisap rokoknya dalam-dalam, lalu menghembuskannya dengan kasar. Fikirannya kacau. Semalaman ia berada di klub untuk minum-minum alkohol bersama teman-temannya. Dan efek dari apa yang ia lakukan semalam baru terasa sekarang.

Ia menatap sekeliling apartemen yang sudah ia beli tanpa sepengetahuan Ayah dan Ibunya. Apartemen ini jarang ia kunjungi, syukur ia menyewa seorang pembantu untuk membersihkan semua ruangan di apartemennya.

Devo meletakkan rokoknya di asbak, kemudian berjalan menuju kamarnya di lantai atas untuk mengambil ponselnya yang berbunyi.

Unknown Number

"Halo?"

"Devo. Lo ga dateng ke Prom?"

"Prom? Gue lupa."

"Sini dateng. Lo harus liat betapa cantiknya Kinar sekarang."

"Dia selalu cantik di mata gue,"

"Dih. Jijay gua. Udah dateng ae lah. Gue tunggu,"

"Hm,"

Devo mematikan sambungan telepon, kemudian berjalan ke arah lemari di kamarnya sambil menimbang-nimbang apakah ia akan datang atau tidak.

__________

Kinar tertawa bersama Katya, Billa, dan Nilam sambil sesekali menyeruput jus jeruk yang diantarkan waitress tadi.

"Jadi, lo ke sini bareng Juan, Lam?" tanya Kinar. Nilam mengangguk.

"Eh sejak kapan sih lo jadian sama Juan, Lam? Kok gue gak tau ya? Perasaan gue, waktu itu lo bilang lo mau pergi bareng sepupu lo gegara lo jomblo, deh. Apa gue yang salah denger?" Tanya Kinar lagi.

Nilam bertatapan dengan Billa dan Katya, lalu mereka tertawa.

Kinar menaikkan alis kanannya melihat ketiga temannya itu malah tertawa.

Katya menghentikan tawanya, lalu menatap Kinar, "Kinar sayang, Juan itu sepupu Nilam. Bukan pacarnya," terang Katya.

Kinar mengangguk-angguk paham, "Oohh gitu. Iya iya,"

Perhatian mereka berempat langsung tertuju ke arah panggung ketika mereka mendengar suara 'ngikk' yang panjang dari mikrofon di sana. Tampak oleh mereka, Tessa Daretha, kakak kelas dua belas yang terkenal karena sering menjadi pemain ftv dan presenter di televisi sedang berdiri di depan sana. Tampaknya gadis itu yang akan menjadi pembawa acara Prom malam ini.

Kinar tersenyum melihat Tessa yang begitu luwesnya membawakan acara. Kemudian ia merasakan lengan kekar merangkul pinggangnya. Kinar menoleh, dan melihat Adam yang tersenyum jahil ke arahnya.

"Baiklah, mari kita masuk ke inti acara ini. Semua, harap memakai topeng yang sudah kalian bawa masing-masing," ujar Tessa, kemudian ia memasang topengnya sendiri.

Kinar menatap Adam dengan cemas, "Aku gak bawa topeng, Dam. Aku gak tau kalo disuruh bawa topeng," ujarnya lemas.

Adam tersenyum, lalu mengeluarkan topeng berwarna putih elegan dari saku jasnya. Kemudian ia memasangkan topeng itu ke wajah Kinar.

Daddy(?) [ON HOLD]Where stories live. Discover now