6 - Maaf

1.2K 119 40
                                    

Maaf kemaren wattpad sempet error, dan gabisa pub cerita samsek yalord-_- aku nangis masa wkwk:v yaudin maapkeun yaakkk..
Karena telat update, aku bakal panjangin part ini^^
Makasi 1k viewersnya btw^^

Happy Reading^^

[EDITED : 30 JULI 2017]

__________

"Papa?"

Kinar mengerjapkan matanya beberapa kali, lalu ia langsung membalas pelukan Papanya.

"Maafin Papa ya, Nar. Maafin Papa.. Kalau tau kamu nyiapin ini semua, Papa pasti pulang cepet dan gak ikut pesta di kantor..,"

Di dalam dekapan Ivan, Kinar tersenyum. "Gak apa-apa, Pa. Yang penting Papa kan sekarang ada disini, bareng sama Kinar. Dan kita bisa rayain ini sekarang, kan?" ujar Kinar.

Ivan melepaskan pelukannya, lalu menatap Kinar lamat-lamat. "Beneran nih kamu nggak marah?" tanyanya tak yakin.

Kinar mengangguk, "Iya beneran, Pa. Suer deh."

Ivan terdiam, ia masih menatap Kinar dengan tatapan tak yakin. Kinar memutar bola matanya, lalu berdiri dari kursinya.

Gadis itu melangkah menuju meja yang terdapat kue ulang tahun, dan memberi isyarat pada Ivan agar menghampirinya.

Ivan berjalan menghampiri Kinar, dan tangannya langsung digenggam oleh tangan mungil gadis itu. Kinar menatapnya sambil tersenyum.

"Pa.." Kinar menghela nafas pelan, sebelum melanjutkan. "Selamat ulang tahun..,"

Kinar terdiam lagi, lalu melanjutkan, "Semoga panjang umur, sehat selalu, makin sayang sama Kinar ya. Tetep jadi Papa yang Kinar sayang. All the best buat Papa..,"

Kinar berjinjit, lalu mengecup pipi Ivan. Kemudian berbisik,

"Love you, Pa."

__________

Devo melangkah masuk ke dalam rumah dengan keadaan setengah mabuk. Kemejanya sudah acak-acakan dan banyak bekas lipstik wanita di bagian leher dan wajahnya.

Devan langsung berdiri ketika ia melihat Abangnya pulang. Ia langsung menghampiri Devo dengan khawatir.

"Lo.. baik-baik aja kan, Vo?" tanya Devan sambil merangkul Devo dan memapah lelaki itu menuju kamarnya. Sesungguhnya ia tak tahu mau bertanya apa pada Devo.

Devo menggeleng, "Gue gak baik-baik aja, Devan." ucapnya dengan suara serak. Devan sedikit mengernyitkan dahi ketika mencium bau alkohol yang menyengat saat Devo berbicara.

Devan diam, ia memfokuskan diri memapah Devo karena saat ini ia berada di tangga dan ia tak mau mengambil resiko jika terjatuh sambil membawa-bawa Devo.

"Argh," Devo mengerang ketika kakinya tanpa sengaja menyandung salah satu anak tangga. Devan meringis pelan, lalu melanjutkan langkahnya.

Akhirnya mereka sampai di depan kamar Devo. Perlahan, Devan membuka pintu kamar itu dan memapah Devo masuk ke dalamnya. Kemudian ia membaringkan Devo di kasurnya.

Devo memperhatikan sekeliling kamarnya dengan mata setengah tertutup. Kemudian ia menutup matanya dengan lengan kanannya.

Beberapa saat kemudian, Devan melihat nafas Devo yang Sudan teratur, dan ia berasumsi lelaki itu sudah tertidur. Devan berjalan perlahan, lalu menyelimuti Devo.

Devan baru saja akan melangkah keluar, ketika ia mendengar suara Abangnya.

"Kinara..."

Jantung Devan terasa berhenti berdetak mendengar nama itu. Nama yang beberapa tahun lalu sempat menjadi ukiran permanen di hatinya.

Daddy(?) [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang