3 - Hah?

1.4K 123 23
                                    

Happy Reading^^

__________

"Kinara Aditya, lo mau kan ke Prom bareng gue?"

Ucapan Adam tadi, yang cukup membuat berpuluh pasang mata di sana melotot terkejut dan mengatakan-hah secara bersamaan, masih terngiang di fikiran Kinar.  Bahkan sampai saat ini, saat ia menunggu jemputan bersama Rea dan Nilam.

"TIN TINNN!!" 

Suara klakson panjang mengejutkan Kinar. Ia tersadar dari lamunannya, dan segera menatap Rea dan Nilam.

"Eh gue pulang duluan ya," Kinar menepuk pundak kedua temannya yang masih menunggu jemputan itu tepat ketika ia melihat mobil Papanya berhenti di depan gerbang.

"Iya. Hati-hati ya Nar." ujar Rea.

"SALAM BUAT PAPA LO YANG COGAN ITU!!!" Nilam berteriak tak tahu malu dan kepalanya langsung dihadiahi sebuah jitakan manis oleh Rea.

Kinar hanya diam sambil berjalan menuju gerbang. Ia masih tak percaya dengan apa yang dikatakan Adam tadi. 

Adam.. yang tak pernah meliriknya sama sekali tiba-tiba mengajaknya ke Prom? Sungguh aneh.

Kinar membuka pintu mobil dan duduk di samping Papanya. Matanya lurus menatap jalanan, tak membanjiri Papanya dengan ocehan seperti biasa. 

Ivan mengerutkan kening bingung melihat Kinar menjadi pendiam. "Kinar? Ada apa? Kenapa?" tanyanya.

Kinar terkesiap, lalu menatap Papanya. "Eh nggak ada apa-apa kok, Pa. Kinar gak apa-apa ehehehe," Kinar cengengesan lalu kembali menatap jalanan yang lengang. 

"I know you're not." desis Ivan pelan. Kinar langsung menoleh cepat menatap Papanya. Cengirannya memudar, lalu ia menunduk menatap tas sekolah yang berada di pangkuannya.

"Ada apa? Kamu bisa cerita sama Papa. Kamu dibully? Diejekin? Masih diganggu kakak kelas? Cerita dong," Ivan mengusap lembut rambut Kinar dengan tangan kirinya yang bebas.

Kinar hanya menggeleng pelan. Ia ragu mau menceritakan masalah Adam pada Papanya. Bagaimanapun Papa itu cowok, akan lebih mudah jika ia curhat kepada sesama perempuan.

Ah

Jika sedang seperti ini, Kinar jadi teringat Mama.

Kalau ada Mama, Kinar pasti bisa menceritakan segala keluh kesahnya tanpa canggung.

Bagaimana ya wajah Mama yang sebenarnya?

Kinar memang belum pernah sama sekali melihat sosok mamanya, apalagi bertemu.

Kinar menghela nafasnya berat.

"Pa..," Kinar memanggil Papanya lirih.

"Iya?"

Kinar menarik nafas dulu, lalu menghembuskannya pelan.

"Pa.. Mama di mana?"

Jantung Ivan terasa mencelos mendengar pertanyaan Kinar. Gadis itu sudah sering menanyakan hal itu, namun tak pernah dijawabnya dengan serius.

Ia harus menjawab apa?

Ia sudah mengira Kinar akan menanyakan soal ini dengan serius suatu hari nanti. 

Dan hari ini terjadi.

__________

"Bara.." 

Ivan menatap sosok yang masuk ke kantornya dengan tatapan memelas. 

Bara Pradipta Wijaya, teman lamanya sekaligus anak sulung di keluarga Wijaya menatapnya dengan bingung. Bara berjalan cepat kearah Ivan, lalu duduk di seberangnya.

"Ada apa? Lo kenapa, Van?" tanya Bara dengan agak cemas. Tak biasanya Ivan seperti ini.

Ivan menggeleng, lalu menundukkan kepalanya di atas meja. "Gue gak tau, Bar..,"

Bara mengerutkan kening, "Kenapa sih? Cerita ke gue coba. Manatau gue bisa bantu," ujarnya.

Ivan menegakkan kepalanya kembali lalu mengacak rambutnya frustasi. Ia menghela nafas pelan. "Jadi, Kinara nanyain soal Mamanya." 

Mata Bara membulat. "Tuhkan, Van. Bilang aja yang sebenernya sih, Van. Lo mau dia nanya-nanya terus? Kasih tau aja kebenarannya..," ucap Bara.

Ivan menggeleng, "Gue gak bisa, Bar. Kalau gue kasih tau, dia pasti ninggalin gue. Gue gak bisa. Dia adalah hidup gue, dan gue gak mau kehilangan dia..," 

Bara menepuk pundak temannya itu. Sejujurnya ia sudah menebak kalau Kinara akan bertanya masalah Mamanya. Beberapa hari yang lalu, Kinar tak sengaja bertemu dengannya di Mall dan Bara mengajak gadis itu makan bersama. Ya, Kinar bertanya pada Bara mengenai Mamanya. Bara ingin menjawab yang sebenarnya, tetapi ia merasa tak ada hak apapun mengatakan hal itu. Jadilah ia hanya tersenyum sambil mengusap rambut gadis itu. 

Dan sekarang Kinara bertanya lagi dengan Ivan, itu berarti Ivan memang harus mengatakan yang sebenarnya secepatnya sebelum ada seseorang yang memberitahu Kinara. Jika tidak, akibatnya akan sangat fatal.

"Van.. Bagaimanapun, lo harus sesegera mungkin ngasih tau kebenarannya ke Kinar. Sebelum ada orang lain yang ngasih tau ke dia.. Dia harus denger kebenaran itu dari mulut lo, Van. Jangan sampe dari orang lain," ujar Bara pelan.

Ivan mendongak menatap sahabatnya itu, lalu menghela nafas berat. 

"Oke..,"

Sementara itu di tempat lain..

Kinar menatap ponsel di tangannya dengan nanar. Adam mengatakan bahwa ia akan menghubungi Kinar nantinya, dan sampai detik ini, lelaki itu belum juga melakukan apa yang dikatakannya.

Kinar merasa bodoh saat ini.

Kinar memainkan telunjuknya di balik kaca akuarium yang ada di kamarnya. Beberapa ikan hias yang berada di sana langsung berenang menjauh ketika jarinya mengetuk-ngetuk kaca akuarium.

Tak hanya itu, Kinar juga menirukan suara kucing dan mencakar kaca akuarium pelan.

Sebenarnya apa sih yang lagi ia lakukan?!

Kinar mendengar ada suara deringan ponselnya. Tanpa melihat si penelepon, Kinar langsung mengangkatnya.

"Halo?"

"Halo, Nar.. Masih jomblo gak? Udah jadian sama Adam ya?"

Kinar melongo mendengar suara khas yang ia kenal itu.

"Devo?"

"Iyap. Kaget ya? Kaget dongg. Kan gak biasanya babang Aldevo Wijaya nelpon kan?" 

Kinar menepuk dahinya pelan. Tuh kan. Tidak mungkin Adam meneleponnya.

"Ada apa, Vo?" tanya Kinar lesu.

"Loyo banget, Neng? Gak ada apa-apa si gue gabut doang. Gue ke rumah lo ya? Mau minta diajarin PR Kimia,"

Kinar melongo, "Sekarang?"

"Iya sekarang. Udah ah. Gue OTW ke rumah lo, ya. Bye."

Kinar baru akan mengatakan kalimat "Jangan sekarang" tetapi sambungan telepon sudah ditutup sepihak.

Kinar menatap ponselnya. 

'Ah Adam gak akan nelpon. Ngapain gue ngarep sih idih. Mending gue mandi aja. Bentar lagi Devo dateng,' batinnya. Lalu ia melempar ponselnya asal ke kasurnya, dan beranjak ke kamar mandi.

Tak lama kemudian, ponsel bermerek Apple itu berbunyi. 

'Adam's calling...'

__________

Stuck! Maaf yak aku lagi stuck suer. Maaf kalo feelnya gak kerasa atau cerita yang semakin gak jelas. Maaf banget. Aku berusaha keras buat update^^

Ditunggu krisar, dan jangan lupa vommentnya yak^^ Krisar dan vomment kalian penyemangatku😊

5 Maret 2017

Daddy(?) [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang