Tidak ada yang beranjak
Tapi hatiku remuk terinjak.Mendung tak datang
Tapi di pipi ada hujan berlinangKenapa ada duka jika kita masih bisa bersama?
Bagaimana bisa ada dia,
sedang selama ini hanya dadamu tempat aku melepas lara?Maaf,
ternyata aku bukan wira yang kau
impi dalam nirwana,
Kau terluka
Dan aku memilih hancur bersama lumpur.Jika kau lihat aku besok pagi,
tolong bersihkan darah dari ranjang ini.Tertanda,
Parah dari hati yang bercabang dua.
YOU ARE READING
TUMBUH
PoetryRasa itu tumbuh dalam setiap deria kita, terserah kita rasa itu tentang apa. Buku kedua setelah 100 puisi dalam TUMPAH. Selamat membaca