Di senja itu,
Aku dan kamu beradu pandang
Katamu, "Aku akan pergi."
Kataku, "Bila akan kamu kembali?"
Sayang, tanya itu tertahan di tenggorokan.Di senja itu,
Aku dan kamu melempar senyum
Katamu, "Aku pasti akan merindukanmu."
Kataku, "Aku pun begitu."
Sayang, kalimat itu tertahan di tenggorokan.Di senja itu,
Aku dan kamu melambaikan tangan
Katamu, "Hati-hati."
Kataku, "Tapi hatiku lah yang kau bawa pergi."
Sayang, lagi-lagi tertahan di tenggorokan.Di senja ketika kita berpisah,
Mendadak lidahku kelu.
Mulutku bisu.
Aku gumam.Dan semua yang ingin kukatakan padamu,
Tertahan di tenggorokan.Di senja ketika kita berpisah
Aku menatap pergimu yang semakin jauh
"Aku mencintaimu," lirihku.Sayang, yang mendengar hanya rinai hujan.
Tak apa,
Setidaknya tidak semuanya
Tertahan di tenggorokan.
YOU ARE READING
TUMBUH
PoetryRasa itu tumbuh dalam setiap deria kita, terserah kita rasa itu tentang apa. Buku kedua setelah 100 puisi dalam TUMPAH. Selamat membaca