Hujan mengerang,
tangis mengiris,
sepi mengunci,
dingin pusara.Kupu-kupu hitam yang mati
Sayapnya terkoyak pada ros berduri,
Seorang anak kecil
Dengan biru bibir menahan gigil,
Menginjak jasadnya hingga lebur
Dalam sebuah kubur berupa genang lumpur.Dia benci melihat kematian
Ayah ibunya tiada, berbunuhan
pada pagi yang sepi
di penghujung Januari.
YOU ARE READING
TUMBUH
PoetryRasa itu tumbuh dalam setiap deria kita, terserah kita rasa itu tentang apa. Buku kedua setelah 100 puisi dalam TUMPAH. Selamat membaca