Bab 11

15.6K 1.5K 206
                                    

*Cerita ini sudah dibukukan/ versi cetak mengalami perubahan*


Dan malam itu berakhir dengan kegundahan Taehyung. Lelaki tersebut memutuskan untuk tetap menjadikan Ye Eun sebagai perantara pembalasan dendamnya pada Mingyu, pada awalnya. Tapi sering kali goyah. Mulai bingung, dengan perasaan yang dipunyanya.

Malam yang bertemu malam kembali. Waktu bergulir dan Ye Eun tetap menjadi wanita yang gelap. Dia bungkam sejak saat itu. Dan Taehyung tak pernah mencoba untuk meminta maaf. Pdahal, meski tak tulus, ingin wanita iitu mendengar satu atau dua kata. Jika Taehyung mengakui kesalahannya. Tapi nyatanya, semua memang tak berjalan sesuai keinginannya tersebut.

Agaknya, Ye Eun benar-benar sudah memutuskan untuk tetap berpendirian pada keputusan akhirnya. Ia berubah dalam kurun waktu beberapa jam.. Dalam ranjang besar putih itu, punggung kecilnya membelakangi tubuh yang terduduk menatap layar laptop.

Tak seperti biasanya yang selalu ingin tahu apa yang tengah digarap Taehyung, kali ini wanita itu benar-benar berubah.

Sampai malam berguling manjadi fajar, posisi gadis itu tak berubah sedikitpun, terus menghindar, diam seribu bahasa, dan melengos kala Taehyung menanyakan hal kecil sekalipun.

Ye Eun Pov

Setelah hari itu aku seperti sedang berusaha membangun ruanganku sendiri. Aku mencoba untuk tidak peduli atau bergantung padanya. Aku pergi ke dokter melanjutkan pemulihanku diam-diam. Aku beronsultasi dengan Nancy. Aku mencari kabar Raya yang sempat menghilang, katanya dia sudah bekerja dengan majikan yang baru. Bibi dan paman yang kembali bekerja dngan keluarga Kim.

Ayahdan Ibuku, mereka semakin sibuk dengan bisnis. Mertuaku yang juga seperti itu. Mingyu yang tak pernah kuhubungi. Lalu... Taehyung yang semakin dingin. Semua menjalani kehidupannya masing-masing.

Dan sekarang, aku sudah lelah dan muak.

Muak terus-terusan dibohongi dan disakiti.

Mungkin aku baru sadar, betapa bodohnya aku dulu. Buta akan cintanya, dan menganggap kesakitan yang terus kurasakan itu akan membuatku baik-baik saja.

Tapi dugaanku salah, aku mencapai titik di mana aku ingin menyerah. Aku telah menggapai masa di mana aku sangat ingin mengakhiri semuanya. Tentangnya, tentang segalanya.

Aku mungkin sempat berpikir, menahan Taehyung dan tetap mencintainya tidak akan membuat hidupku menderita dengan keji. Tapi aku salah, lebih dari itu. Aku benar-benar tak bisa menahannya.

Yang ada dipikiranku sekarang, aku harus sembuh. Buat apa aku memikirkan cintaku pada semua yang kusukai sementara mereka sama sekali tak pernah menyisihkan waktu buatku. Atau setidaknya bertanya tentang keadaanku. Buat apa aku hidup dalam penderitaan dari kata dan perbuatannya.

Aku juga butuh ruang. Aku juga butuh kebahagiaan dengan cinta yang bukan seputar Taehyung saja. Aku masih muda, tolol jika aku menghabiskan sisa umurku hanya dengan sebuah penderitaan.

Aku ingin melepas cinta sakit ini.

...

"Ye."

Kakiku terhenti tepat di depan sepasang sepatu yang empunya tengah berdiri di depanku juga.

Kudongakkan wajah, memandangnya. Aku berdiri dengan sebisaku.

"Kau sakit?"

"Eum."

"Kau benar-benar sakit? Wajahmu pucat."

Mataku panas, tubuhku kaku, dan lidahku kelu. Haruskah aku juga membencinya juga? Akhirnya aku berani menghubunginya sejak hari itu. Kim Mingyu, sahabatku. Aku ingin bersamanya sehari ni sebelum aku pergi.

My Cold Husband [KTH Ver]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang