Bab 6

21.5K 2.1K 407
                                    


*Cerita ini sudah dibukukan/versi cetak mengalami perubahan*


Dia berharap lebih dengan apa yang dia tengah pandang sekarang. Dia pula tak mampu berpikir jauh dengan hubungan mereka. Semua terbatas. Dia ingin melewati batasan itu. Namun, akan ada banyak hal yang menyuruhnya kembali di garis awal, di tempat yang seharusnya dia tempati.

Dia akan hidup seperti itu seterusnya.

Hanya boleh memandang. Tak boleh memiliki. Bahkan tak diperkenankan untuk berharap. Tak boleh lebih dari itu.

Segala batasan memang membunuh. Segala rasa yang ingin membangkang memang mematikan. Dan bertahan atau terus mencintai sama–sama akan menjadikannya tiada.

"Mingyu!"

Kim Mingyu, harus hidup seperti itu sebagai konsekuensinya mencintai orang yang tak mencintainya. Neptunus harus menerima kenyataan karena jaraknya yang jauh dari mentari.

"Untung saja aku bertemu denganmu."

"Kenapa kau ke sini?"

Mingyu tak lekas menjawab, memandang penampilan Ye Eun yang seperti itu membuat remuk seluruh tulang-tulangnya.

"Tiup dulu lilinnya."

Ye Eun memandang satu lilin kecil di atas cupcake. Tersenyum samar, meski masih tampak jelas tangisnya.

"Sudah mati duluan."

"Anggap saja masih ada. Cepat tiup. Tapi berdoa dulu," katanya pelan.

Ye Eun masih menyisakan senyumannya samar, menutup matanya dan terdiam di tengah-tengah hujan itu. Sesekali air mata masih terjatuh dan bibir pucat itu bergetar. Dan Mingyu tahu apa yang Ye Eun panjatkan pasti ada Taehyung di sana.

Sesaat Ye Eun membuka matanya dan berpura-pura meniup api pada lilin tersebut. Kemudian memandang pemuda itu. Sedari dulu, Mingyu menempati posisi yang Ye Eun sendiri harapkan bukan Mingyu orangnya, tapi Taehyung. Akan tetapi, bercermin dari itu semua. Ia sangat menyayangi sahabatnya tersebut.

"Terima kasih."

"Bodoh."

Kue tadi di berikan ke Ye Eun, sementara tangan itu di gunakan untuk mengambil handuk dari pundak Mingyu. Meletakkannya di atas kepala Ye Eun. Lalu mengusapnya lembut dengan satu tangan.

"Jika dia telat, harusnya kau meneleponnya. Jika dia tidak datang seharusnya kau pulang. Jika hujan seharusnya kau berteduh, kenapa malah mencari penyakit dengan duduk di sini. Apa yang kau tunggu?! Atau seharusnya kau bertanya padaku di mana lelaki itu."

Ye Eun tersenyum, sendu. Kemudian memeluk Mingyu setelah berusaha berdiri dari duduknya. Wanita itu menangis keras tiba-tiba. Meniadakan senyuman yang sempat menyebar di retina Mingyu. Mungkin dengan begitu akan lega.

Jadi Mingyu membiarkan perasaannya meledak kuat. Lebih hancur dari hati Ye Eun.

"Dia tidak datang, Min. Dia bohong."

Memangnya kapan lelaki itu menepati semua ucapannya kecuali itu menguntungkan diri Taehyung sendiri? Memangnya kapan Ye Eun tidak berpikir sedetik pun tentang Taehyung sekalipun ada Mingyu di dekat wanita itu?

Karena memang Neptunus tak akan pernah bisa menjadi Merkurius.

"Dasar!"

Lalu pelukan itu melemah, jelas terdengar tangis yang mulai reda tapi embusan dari napas Ye Eun terasa panas di dada Mingyu. Kue yang di genggam tadi terjatug, begitu pula dengan kaitan tangan yang Ye Eun gunakan untuk merengkuk sahabatnya.

My Cold Husband [KTH Ver]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang