Bab 7

20.5K 2.1K 368
                                    

*Cerita ini sudah dibukukan/versi cetak mengalami perubahan*



Lalu hari berlalu begitu cepat, dekapan malam kala itu hanya menyisakan senyuman hangat bila dikenang. Menyisakan goresan perih namun bodohnya juga dirasa ingin terulang lagi. Cinta telah membuatnya menjadi manusia bodoh.

Kim Taehyung kembali dengan dunianya; bekerja, dan sesekali membuat Ye Eun terpesona dengan perhatiannya. Ye Eun tahu jika perhatian yang Taehyung tunjukkan hanyalah sebuah simpati berkat ucapannya dahulu, sebabnya meski Ye Eun bahagia dengan erhatian itu, ia tak benar-benar menganggapnya sungguhan. Semata hanya membuat perasaannya baik-baik saja. Lalu menunggu waktu, kapan Tuhan dan semesta akan memisahkan mereka. Memisahkan dengan cara mendapatkan cinta lain, atau dengan nyawa.

"Kenapa hanya diam? Kau sudah tampil yang paling cantik hari ini. Tapi kau malah murung?"

Suara itu membuat Ye Eun menoleh, dia Nancy. Temannya. Ah, ralat. Satu-satunya yang ia anggap teman. Wajah gadis itu campuran Asia dan Eropa. Bisa di bayangkan betapa manisnya seorang Nancy. Akan tetapi, jika diingat perilaku yang dia tampilkan, orang-orang pasti tidak akan menyangka. Gadis cantik, namun memiliki mulut yang selalu berkata apa adanya. Tak pernah memikirkan terlebih dahulu. Mungkin terlalu polos.

"Tidak, aku hanya memikirkan sesuatu. Kau sudah makan?" Ye Eun mencoba membunuh beberapa pertanyaan yang mungkin akan ditanyakan Nancy. Sementara gadis itu kini melihat keadaan di sekelilingnya.

Beberapa orang sudah mulai memenuhi halaman kantor, mereka mengenakan gaun dan tuxedo mewah, mengenakan make up dan sepatu-sepatu mahal. Tas yang bermerk dngan design yang indah, jam tangan edisi terbatas, pula pada senyuman yang mereka berkan ke sesama tamu lainnya. Semakin larut, justru semakin meriah.

Namun semua itu tak akan membuat hati Ye Eun ikut meriah pula, dari dulu, ia benci pesta. Keramaian, kemeriahan, bau-bau parfume, tawa-tawa, obrolan, bahkan suara dua gelas yang bersulang. Semua itu membuat Ye Eun benci pada dirinya. Dan kini harus tetap hadir pada acara peresmian Direktur baru. Bagaimanapun, Kim Taehyung yang memintanya ikut hadir.

Dua wanita ini memilih tempat mereka, balkon yang lumayan jauh dari pusat keramaian. Dengan tempat itu, Ye Eun memapu melihat semuanya yang ada di sana.

"Aku tidak akan makan jika belum melihat Mingyu." Kembali Nancy membuyarkan lamunan Ye Eun. Gadis itu masih mencari keberadaan lelaki yang dia maksud di antara tamu undangan. Lalu Ye Eun ikut mencari dengan anak matanya. Akan tetapi juga tak melihat tanda-tanda adanya Mingyu. Beberapa hari ini ia juga kehilangan Mingyu.

"Padahal aku menghabiskan banyak waktu di salon untuk terlhat cantik hari ini. Harusnya aku tak berharap banyak. Dia, masih Mingyu yang dulu. Kau beruntung Eun, bisa mengambil hati kakaknya. Kau juga bersahabat dengan Mingyu."

Ye Eun tak lagi terkejut dengan Nancy. Gadis itu adalah teman sekolahnya dulu. Hubungan mereka tak terlalu dekat, tapi bisa dibilang Nancy satu-satunya teman sekolah Ye Eun yang masih diajaknya bicara hingga sampai saat ini. Jika mengingat beberapa temannya sudah tak lagi mampu dihubungi dengan segala kesibukan mereka. Namun bukankah meski bisa dihubungi Ye Eun akan memilih sendiri?

Mungkin, jika Nancy bukan putri rekan bisnis ayahnya, hubungan mereka akan berakhir sama. Saling berpura-pura tak tahu. Dunia yang kejam, mengenalkan mereka persaingan yang seperti itu.

"Dia mungkin ke suatu tempat. Kau bisa menghubunginya."

Nancy melirik Ye Eun yang masih duduk di kursi roda. Melihat wanita itu kembali menundukkan pandangan.

"Tapi akhir-akhir ini kau jarang menemuiku. Kau harus berkunjung ke rumah sakit besok atau lusa. Aku tidak mau mendengar penolakan."

Dan dunia memang selalu memiliki cara-cara sendiri untuk membuat suatu hubungan saling erat atau renggang. Nancy, adalah dokter psikolog Ye Eun. Itulah kenapa mereka masih memiliki alasan lain untuk saling bertemu.

My Cold Husband [KTH Ver]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang